Senin, 21 Desember 2009

Selamat Natal 2009




Salam dahsyat penulis!


Selamat Natal! Tak terasa kita sudah di penghujung tahun 2009. Di Natal tahun ini adakah hal-hal yang menjadi target kita sepanjang tahun 2009 ini sudah terpenuhi? Apakah mengalami peningkatan atau malah kemunduran? Marilah kita merenungkan bersama, sudahkah kita menjadikan Kristus Yesus sebagai Raja dalam hidup kita? Dan apabila kita sudah menjadikan Dia sebagai Raja, sudahkah kita membawa orang lain untuk menjadikan Kristus Raja di hati mereka? Bila belum, Anda masih ada kesempatan di tahun 2010 nanti.


Tahun 2010 ada banyak kegiatan SOW yang akan diadakan, antara lain: SOW di Bandung tgl. 23 & 30 Januari 2010 yang diadakan di Hotel Perdana Wisata Lt. 3 Bandung jam 09.00-15.00 WIb; SOW di Palembang tgl. 26-27 Februari 2010; SOW di Lippokarawaci bln Maret 2010 bertempat di Gedung Radio Heartline; dan beberapa kegiatan SOW lainnya di Bandung dan di luar Bandung.


Jangan lupa Visi dan Misi SOW "Membangkitkan 100.000 penulis rohani di Indonesia pada tahun 2015 untuk memberitakan Kabar Baik". Dukung, doakan, dan terlibatlah dalam kegerakan Allah melalui tulisan. Tuhan Yesus memberkati.




Salam kegerakan Penulis




Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th


Rabu, 09 Desember 2009

Kaya dengan Menulis


Dapatkan buku berjudul Kaya dengan Menulis (Rich with Writing) hanya dengan Rp40.000. Ketika kita membaca buku ini, paradigma kita yang semula meremehkan tulisan menjadi berubah. Ternyata menulis tidak hanya sekadar hobby, melainkan suatu pekerjaan. Bahkan, bila dengan serius dikerjakan akan mendatangkan pendapatan yang melimpah, jauh lebih besar dari pendapatan seorang staf kantor. Selain itu, dilengkapi juga dengan beberapa lampiran yang sangat berharga, seperti Membuat ISBN, mengenal Hak Cipta, SIUP dan sebagainya.

Khusus selama bulan Desember 2009 ada penawaran istimewa: Apabila Anda memesan 20 bk ke atas akan mendapatkan diskon 30% dan gratis ongkos kirim. Segera pesan sekarang juga di 081394401799 atau penerbitagape@gmail.com.

Selasa, 24 November 2009

Buku Baru!

Dapatkan buku baru berjudul "400 Intan Bermakna" karya Tony Tedjo, yang diterbitkan oleh penerbit Agape Bandung. Berisi untaian kata-kata inspirasi dan motivasi dari berbagai tokoh, seperti: Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, Pdt. DR. Julius Ishak Abraham, Ps. Dr. Jimmy Oentoro, Pdt. Gilbert Lumoindong, S.Th, Mario Teguh, Andrew Ho, Prof. Yohanes Surya, P.hD, Pdt. Dr. Hanny Layantara, Dr. John C. Maxwell, Albert Einstein, Zig Ziglar, dll.
Sangat cocok untuk diberikan sebagai hadiah ulang tahun atau hadiah Natal untuk menguatkan dan membangkitkan semangat kembali. Harga Rp16.000/bk. Pesanan di atas 25 buku diskon 30% dan bebas ongkos kirim. Pesan sekarang juga. Disediakan terbatas hanya untuk 500 orang sebelum 31 Desember 2009. Tuliskan nama dan alamat Anda. Kirimkan uang pemesanan Anda atau transfer ke BCA Asia Afrika Bandung, an. Tedjo Tony ac. 0080332041. informasi hubungi 0811394401799 atau tony_kharis@yahoo.com.

Selasa, 17 November 2009

BUKU BARU !!!


Bagi sebagian orang menulis tidak dianggap sebagai suatu pekerjaan, hanya dilakukan sebagai sambilan saja. Sebab menurut anggapan mereka, menulis itu hanya menghasilkan uang sedikit saja. Itulah sebabnya meski sudah menjadi seorang penulis, masih saja menganggap dirinya sebagai pengangguran. Memang, di Indonesia profesi sebagai penulis tidak dianggap sebagai suatu profesi, sebab masyarakatnya masih kurang menghargai nilai sebuah tulisan. Sehingga pekerjaan sebagai penulis tidak menjamin kesejahteraan bagi masa depan si penulis maupun keluarganya.


Saya membawa kabar baik bagi Anda. Pandangan bahwa menulis itu tidak bisa menjadi kaya sudah berlalu. Justru, sekarang dengan menulis seseorang bisa menjadi kaya. Bahkan bisa hidup lebih baik dibandingkan dengan karyawan kantor. Tidak percaya? Silakan baca dan miliki buku "KAYA dengan MENULIS" karya Tony Tedjo. Seorang penulis buku produktif, Ketua SOW, mentor pembuatan buku dan penerbitan buku. Di dalam buku ini memuat memuat tips dan trik bagaimana agar suatu tulisan bisa dimuat di media masa, bagaimana membuat buku, bagaimana jurus pemasaran yang ampuh, dan perhitungan singkat penghasilan seorang penulis, serta dilengkapi dengan lampiran membuat ISBN dan pendirian badan usaha (SIUP).


Pesan sekarang juga, jangan sampai kehabisan. Untuk pemesanan 500 orang pertama akan mendapatkan tanda tangan dari si penulis, diskon pembelian buku ini sebesar 30% dan diskon 40% mengikuti Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW). Penawaran ini hanya sampai tgl. 20 Desember 2009.


Harga Normal Rp40.000.


Untuk informasi dan pemesanan hubungi Timotius di 081394401799, Anggi 081320234558 ATAU tonytedjo@gmail.com; penerbitagape@gmail.com; tony_kharis@yahoo.com; anggi_1234@plasa.com. Kunjungi juga blog kami di http://www.penerbitagape.blogspot.com/.

Senin, 09 November 2009

HARTA TERPENDAM


Harta terpendam itu akan menjadi berharga apabila digali, diketemukan serta dimanfaatkan sehingga bisa berguna dan menghasilkan suatu kebaikan (berupa uang). Dapatkan PAKET E-BOOK HARTA TERPENDAM ini hanya dengan membayarkan sejumlah Rp60.000, maka Anda akan mendapatkan bonus-bonus di bawah ini:
-12 Alasan Harus Menulis
- ISSN Online
- Formulir ISBN
- Strategi Membaca
- 10 Langkah Menciptakan Kebiasaan Menulis
- Mengatasi Hambatan Menulis
- Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan
- Menulis Buku Rohani
- Manajemen Penerbitan Buku
- Menjadi Kaya dengan Menulis
- Menulis Renungan Harian
- Membaca Itu Penting
- Self Publishing
- Story dari 38 Tokoh Sukses
- Taichi: Stategi Internet Marketing
- 25 Strategi Menjamin Blog Anda Sukses
- Sibuk Produktif
-Undang-Undang Hak Cipta

Semua bonus di atas akan dikirimkan via email dalam bentuk e-book ke alamat email Anda. Atau Anda juga dapat memilikinya dalam bentuk CD dengan biaya sebesar Rp100.000. Informasi hubungi Timotius 081394401799 atau tony_kharis@yahoo.co.id atau tonytedjo@gmail.com.

Cara pembayaran: Silakan transfer biaya pembelian Paket Harta Terpendam dengan menuliskan kode e-book (untuk pengiriman via email/tulis alamat emailnya) atau CD (untuk pengiriman berupa CD/tulis alamat pengiriman yang jelas). Bank BCA no AC. 0080332041 an. Tedjo Tony. Setelah mengirimkan biayanya beritahu kami melalui sms ke 081394401799. Pesanan akan segera dikirimkan secepatnya.

Selasa, 03 November 2009

KAYA DENGAN MENULIS




Sewaktu saya kuliah di sekolah literatur, dosen saya berkata demikian: “Jangan harap bias menjadi kaya bila menjadi seorang penulis.” Ucapan tersebut diucapkan oleh seorang sastrawan national yang sudah menghasilkan puluhan buku dan ribuan artikel sastra maupun rohani. Waktu itu saya hanya percaya saja terhadap perkataannya.
Seorang dosen saya yang lain, waktu dia merantau dari Surabaya ke Jakarta hanya membawa baju sepasang dan sebuah mesin ketik. Namun dia dapat bertahan hidup di kota besar, bahkan bias melanjutkan kuliah jurusan jurnalistik. Semua ia peroleh dari hasil menulis di surat kabar. Setiap kali ada berita hangat, dia menuliskan sebuah artikel dengan mesin tiknya, dan mengirimkannya ke redaksi surat kabar. Alhasil, banyak tulisannya yang dimuat. Honor hasil menulis inilah yang menghidupi dirinya dan memperoleh gelar sarjana.
Seorang dosen teologia yang juga menjadi penulis buku, bisa berganti-ganti mobil karena hasil dari royalty yang dia peroleh dari buku-buku karyanya yang laris terjual di pasaran. Bayangkan, buku yang dia tuliskan setebal 350 halaman lebih, dengan harga perbukunya mencapai Rp250.000. Ke mana saja dia mengajar di sekolah teologi, dia selalu menawarkan kepada mahasiswa yang diajar olehnya untuk membeli karyanya sebagai buku wajib. Bila jumlah mahasiswa yang diajar olehnya ada 2000 orang, maka sudah pasti sekitar 2000 bukunya terjual.
Tiga cerita di atas menggambarkan pandangan seberapa besar keuntungannya bila menjadi penulis. Ada yang beranggapan hanya ala kadarnya saja, tapi ada juga orang yang menganggapnya sebagai suatu penghasilan menguntungkan.
Ketika mengajar di kelas SOW saya menegaskan kepada murid-murid SOW (Sekolah Menulis Alkitabiah) kami bahwa “Menulis Bisa Menjadi Kaya.” Seorang penulis sebenarnya bukanlah seorang pengangguran, karena dia juga bekerja dan mengasilkan uang. Bahkan penghasilannya bisa jauh lebih banyak dibandingkan seorang staf. Penulis bisa menjadi kaya-raya, seperti Rick Warren dengan buku The Purpose Drivern Live atau JK. Rowling dengan buku Harry Potter-nya. Yang terakhir ini, malah kekayaannya melebihi Kahayan Ratu Elisabeth II dari Inggris.
Ada tiga alasan bahwa penulis bias menjadi kaya, yaitu:
Pertama, seorang penulis yang rajin menulis artikel dan mengirimkannya ke berbagai media massa, maka suatu saat nanti tulisan tersebut akan diterbitkan. Setiap tulisan yang diterbitkan akan mendapatkan honor. Bila tulisan yang dikirimkan dan diterbitkan lebih dari 5 media massa tiap minggu, maka dalam sebulan ada 20 tulisan yang dimuat. Bila dikalikan dengan honor pertulisan, minimal 20 x Rp100.000 = Rp2.000.000/bulan.
Kedua, setiap tulisan yang sudah dipublikasikan di media massa kemudian kita kumpulkan dan kelompokkan dalam suatu topik yang sama. Setiap 40-50 artikel ini kemudian kita kirimkan ke redaksi penerbit buku, untuk diterbitkan menjadi sebuah buku. Bila sudah diterbitkan, maka kita akan mendapat royalty. Misalnya: Royalti 10% x Rp30.000 x 3000 = Rp9000.000. Itu dari satu buku yang diterbitkan. Bila ada 5 buku, maka tambahan pemasukan keuangan dalam sebulan dapat bertambah Rp9.000.000.
Ketiga, karena meningkatnya brand image orang terhadap diri kita, mengakibatkan meningkat pula nilai jualnya. Bila kita diundang menjadi pembicara seminar atau acara workshop, maka pemasukan pun bertambah. Seandainya dalam sebulan kita diundang minimal 3 kali sebulan saja, dengan besarnya tiap undangan Rp400.000-1.000.000, maka jika 3 kali = Rp1.200.000-Rp3.000.000.
Dari tiga hal di atas, dapat memprediksi berapa banyak uang yang didapat apabila kita menjadi seorang penulis yang produktif. Bukankah kalau dihitung dari besarnya penghasilan yang didapat perbulan jauh lebih banyak dibandingkan seorang pegawai kantor? (Tony Tedjo penulis 6 buku laris dan Ketua SOW; bisa dihubungi di 081394401799)

SOW angkatan ke-4


Syalom, puji Tuhan atas respon saudara seiman yang begitu antusias terhadap kehadiran SOW. Ada saudara kita dari Bengkulu, Samarinda, Papua, Jakarta, Depok, Solo, dan tempat lainnya yang rindu agar di kota mereka bisa diadakan SOW. Hal ini menunjukkan bahwa SOW sudah dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Bukannya kami tidak mau mengadakan SOW di kota-kota lain di luar Bandung, namun mengingat ada hal penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Untuk mengadakan SOW di tempat Anda bisa saja, asalkan di tempat tersebut ada 20-30 orang yang siap untuk dibekali ketrampilan menulis dalam SOW. Mengingat biayanya yang cukup besar untuk mengadakan SOW. Apabila Anda berminat, silakan hubungi kami di 081394401799; 081320234558; 08159084979; tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com.
Tanggal 18-19 Desember 2009 di Bandung akan diadakan SOW angkatan ke-4 yang diadakan di Hotel Perdana Wisata, Jl. Jend. Sudirman Bandung. Pkl. 09.00-15.00 WIB. Dengan materi: Spirit Writing; Write is Oke, Evangelism Literature, Write Biografi, Write Short History, Manajemen Publishing and To Be Rich with Write.

Hadir sebagai pembicara: Pdp. Tony Tedjo, M.Th (Ketua SOW, Ketua KPR, Penulis 6 buku: Menulis Seni Mengungkapkan Hati, Anda Bertanya Saya Menjawab, Mengenal Agama Hindu, Buddha, Khong Hu Cu, 400 Mutiara Berharga, Menerbitkan Buku Renungan Sendiri, dan Bingkai Kehidupan) dan Ev. Johny Tedjo, S.Th (Penulis Buku Seri All About: Jessus, David, dan Moses serta Buku 70 Topik Menarik Dalam Alkitab). Biaya pendaftaran Rp100.000 dan investasi Rp500.000. Fasilitas: ruang kelas ber-AC, Makan Siang, Coffe break, Modul, Sertifikat, Member Card, 2 bh Buku, Kalender 2010. Pendaftaran kelompok: daftar 5 orang gratis 1. Pendaftaran akhir tgl. 12 Desember 2009. Daftarkan segera, tempat terbatas hanya untuk 20 orang.
Catatan:
Pdm. Yohana Lily Lestary alumni SOW ke-1 telah menerbitkan buku ISI HATI WANITA.
Ibu Ivone Chow alumni SOW ke-3 telah menerbitkan buku The Lizard (Si Cicak) dan The Deer (Si KAncil) dua buah buku cerita anak bergambar dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia). Dalam waktu dekat 8 buku cerita bergambarnya yang lain akan diterbitkan juga.
Siapa yang akan menyusul?!

Salam dahsyat penulis


Pdp. Tony Tedjo, M.Th
Ketua SOW

Jumat, 16 Oktober 2009

PIKIRAN, AJANG PENYESATAN


J. Oswald Sanders berkata “The mind of man is the battle ground on which every moral and spiritual battle is fought.”. Memang, di dalam pikiran manusialah seringkali terjadi peperangan antara menuruti kehendak Allah atau terseret pada kehendak setan dan kedagingan. Terkadang dalam peperangan ini, beberapa orang menyerah kalah dan lebih menururuti kehendak setan atau kehendak dagingnya yang cenderung bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Sejak manusia diciptakan Allah di Taman Eden, maka mereka bergumul dengan pikirannya. Hal yang dipertentangkan adalah masalah “buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”, boleh atau tidak memakan buah tersebut? Di satu sisi, Allah sudah berfirman kepada Adam: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:16). Namun, di sisi lain ular (gambaran iblis) memberikan pendapat yang seolah-olah benar dan bijaksana: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jaahat” (Kejadian 3:4-5). Maka timbullah peperangan dalam pikiran Hawa.
Hawa akhirnya terpikat oleh bujukan ular. Dia mulai melirik buah terlarang itu. Pikirannya yang sudah teracuni perkataan si ular mulai beranggapan bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Dari pikiran yang disesatkan ini, Hawa semakin terpuruk, dengan memetik buah terlarang itu dan memakannya. Dan yang lebih paranya, perempuan ini malah memberikan kepada suaminya. Memang, perkataan si ular bahwa setelah makan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, maka matanya akan terbuka dan menjadi “seperti Allah”. Namun sayang, Adam bersama Hawa melanggar perintah Tuhan, sehingga dia menjadi malu akan keadaannya yang telanjang. Dan lebih parah lagi bahwa kemuliaan Allah atas diri mereka sudah hilang. Adam bersama isterinya diusir dari Taman Eden dan harus menerima konsekuensi atas dosanya, terkutuk.
Pikiran manusia menjadi ajang penyesatan dari musuh kita, yaitu iblis. Dia berusaha dengan berbagai cara untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam dosa penyesatan. Sepertinya pengajaran yang diajarkan sudah sesuai Alkitab, sebab memakai kutipan dari ayat-ayat dalam Alkitab. Tetapi sesungguhnya sudah melenceng jauh dari maksud penulisnya. Dari penafsiran yang salah terhadap ayat tertentu dalam Alkitab, oleh beberapa orang kemudian diajarkan kepada orang lain, sehingga terbentuklah perkumpulan-perkumpulan. Perkumpulan-perkumpulan ini menganggap bahwa pengajaran merekalah yang benar, dan ajaran yang dulu mereka anut itulah yang salah. Padahal, justru pengajaran merekalah yang salah, sebab sudah melenceng jauh dari tujuan utama ayat itu sendiri.
Bahaya dari penyesatan melalui pikiran ini berjalan pelan tapi pasti. Bila seseorang tidak menyadari akan hal ini dapat berakibat fatal. “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati” (Amsal 21:2). Orang menganggap bahwa jalan yang sedang ia tempuh adalah jalan yang benar, padahal jalan tersebut berujung pada kebinasaan. “Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Amsal 16:25). Oleh karena itu baiklah kita menjaga pikiran kita dengan beberapa hal berikut:
1. Memenuhi pikiran kita dengan ayat-ayat firman Tuhan. Bacalah setiap hari firman Tuhan, minimal 3-4 pasal. Alangkah baiknya jika ayat-ayat tersebut diucapkan dengan bersuara, sebab akan didengar oleh telinga kita sendiri dan akan menghasilkan iman (Roma 10:17).
2. Pikirkanlah pikiran yang benar dan suci (Filipi 4:8). Memikirkan hal-hal yang baik dan berkenan di hati Tuhan. Jauhkan prasangka buruk dan negatif terhadap suatu peristiwa yang buruk.
3. Bergaullah dengan mereka yang berpikiran baik, hindari bergaul dengan orang yang berpikiran jahat atau buruk.
4. Menyertakan Tuhan dalam setiap perencanaan dan tindakan. Hidup mengandalkan Tuhan, termasuk dalam hal berpikir. Menaklukkan pikiran kita kepada pikiran Kristus.

Kita perlu mewaspadai terhadap adanya bahaya penyesatan yang datang dengan berbagai rupa, seperti tayangan TV yang menayangkan film-film dengan cerita yang seringkali bertentangan dengan firman Tuhan. Kita dituntut untuk berpikir kritis, tidak langsung telan dan menerima begitu saja terhadap berbagai ajaran yang diperhadapkan di depan mata kita. (Dimuat pada Buletin GII Hok Im Tong bernama Euangelion edisi Oktober-November 2009, ditulis oleh Pdp. Tony Tedjo, M.Th --- Hamba Tuhan, Penulis, Konsultan Literatur, Pengajar)

Penyerahan Hak dan Penundukan Diri


Yesus Kristus telah memberikan teladan kepada kita dalam hak penyerahan hak dan penundukan diri. Meski Dia adalah Allah, namun mau merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati di atas kayu salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Padahal hukuman yang dia jalani tidaklah seharusnya dia tanggung. Tapi Yesus mau menunjukkan kepada kita bahwa untuk menjadi seorang yang berhati hamba, dituntut pengorbanan, bahkan nyawa sekalipun bila diperlukan.
Meski kita tidak harus mati seperti yang diperbuat Yesus, tetapi setidaknya ada hal-hal lain yang bisa kita teladani dalam hal kerendahatian, seperti: Mau berbagi dengan orang lain di kala mereka membutuhkan pertolongan; memotivasi saudara seiman agar bertumbuh; mengingatkan bila saudara seiman sudah jauh dari Tuhan; membagikan berkat pengalaman rohani (sharing); bersedia melayani di gereja dalam bidang apa saja bila diperlukan; dan sikap lainnya.
Sifat rendah hati itu haruslah dimulai dari dalam diri seseorang (motivasi). Sebab ada juga orang-orang yang di luarnya nampak melayani, namun di dalam hatinya dia bersungut-sungut. Apabila orang tersebut memiliki motivasi yang benar dalam melayani, tentunya persungutan bisa dihindari. Dan yang bisa memampukan seseorang bisa memiliki sifat rendah hati adalah hidup yang senantiasa dipimpin Roh Kudus. Sebab hanya Dialah yang memampukan setiap orang untuk menyangkali dirinya dan mengedepankan Tuhan dalam hidupnya. (Tony Tedjo penulis buku, motivator, pengajar, konsultan literatur, bisa dihubungi di 081394401799 atau tonytedjo@gmail.com)

Minggu, 27 September 2009

Workshop Menulis Buku

Salam dahsyat penulis!
Syalom, puji syukur kepada Tuhan Yesus atas anugerah-Nya tanggal 26 September 2009 lalu telah dilangsungkan Workshop Menulis Buku "6 Jam yang Mengubahkan". Bertempat di Hotel Perdana Wisata lt. 3 Ruang Alamanda 1. Dimulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 3 sore.
Peserta yang mendaftar sebenarnya 14 orang, namun karena berbagai kendala: ada yang sakit, ada yang harus mengantar isteri ke rumah sakit, dan ada yang tidak bisa ikut karena harus mengurusi anak (maklum pembantu sedang mudik). Yang hadir ada 9 orang dari berbagai denominasi gereja (GISI Cimahi, GKPB Bandung, GKIM Gloria, Katedral, GBI Hypersquare dan BKR, HKPB, dll)
Hadir sebagai pembicara tunggal adalah Bpk. Pdp. Tony Tedjo, M.Th selaku Ketua SOW. Empat topik utama yang disampaikan, yaitu Menjadi kaya dengan menulis, 9 kata jangan yang harus dihindari penuli, 10 hal yang harus diperhatikan bagi penulis buku best seller, dan menulis buku laris.
Acara dimulai dengan pengucapan kalimat: "Menulis Buku itu Mudah.". Selama session, semua peserta begitu antusias dan mulai melangkah menjadi penulis. Ada yang langsung mengirimkan tulisannya kepada kami untuk dimuat di blog ini.
Bpk. Tony memberikan tips praktis bagaimana bisa menulis buku dan membagikan pengalamannya sebagai penulis buku dan sekaligus menjadi penerbit buku.
Maju terus penulis. sampai berjumpa pada SOW mendatang...

KONSISTEN MELAKUKAN KOMITMEN

“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13 : 8)


Sikap konsisten adalah salah satu sikap yang mulia dan terpuji khususnya terhadap komitmen sehingga sikap kita tersebut dihargai dan dipercayai baik oleh Tuhan maupun sesama. Bagi seorang pemimpin yang termasuk salah satu sikap utama uang dituntut darinya khususnya di hadapan para pengikutnya adalah konsisten dalam perkataan dan perbuatan di manapun ia berada, baik di keluarga, kantor, gereja, organisasi, dan tempat lainnya.

Bagi saya pribadi berbicara mengenai konsisten terhadap komitmen sangatlah mudah namun sulit melakukannya, Saya mengakuinya secara terbuka yaitu saya telah berkomitmen untuk taat kepada kehendak Tuhan dan menjauhi perbuatan dosa, tetapi saya melanggarnya karena saya emosi dan saya melakukan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan. Sebagai saksi Kristus, saya sungguh malu karena saya menunjukkan cara hidup dunia yang tidak berkenan di hati Tuhan, yaitu misalnya kalau saya kesal, saya ingin merusak diri dengan merokok tanpa mempedulikan baik Tuhan maupun orang lain. Saya tahu bahwa perbuatan itu salah, namun karena emosiku yang tinggi saya melakukannya. Saya telah mengecewakan hati Tuhan Yesus, padahal Tuhan Yesus tetap konsisten baik kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya setia menyertaiku. Pimpinan Tuhan dalam hidupku sangatlah kuperlukan agar saya konsisten terhadap komitmen untuk taat kepada kehendak-Nya setiap hari setiap waktu apapun keadaannya.

Mulai hari ini saya memperbaharui komitmen saya yaitu untuk bertobat sungguh-sungguh dari karakter lamaku yang mudah emosi menjadi karakter yang baru yaitu sabar, tenang dan lemahlembut serta taat kepada kehendak Tuhan apapun resiko yang saya alami dalam hidup saya. Saya secara jujur mengakui bahwa saya belum mampu memimpin diri sendiri, namun saya berserah diri penuh kepada Tuhan Yesus untuk rela dipimpin oleh Roh Kudus.

Firman Tuhan bagi setiap orang khususnya para pemimpin melalui 1 Petrus 5 : 3 mengatakan,” Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.” Salah satu teladan yang penting adalah sikap konsisten.

Dengan ketulusan hati, saya persembahkan hati dan pikiran saya bahkan seluruh hidup saya di atas mezbah Tuhan dengan doa permohonan, “ Ya Tuhan Yesus, bentuklah karakter saya utuh dan sempurna di hadapan-Mu dan sikap konsisten terhadap komitmen dalam hati saya untuk taat sepenuhnya kepada kehendak-Mu. Mampukanlah saya Tuhan oleh pimpinan Roh Kudus untuk melakukannya baik dalam perkataan maupun perbuatan yang nyata. Amin.”
(sumber referensi : “The Small Stuff of Wisdom” oleh Nick D. Adam. Ditulis oleh Harold Hutapea, siswa SOW angkatan ke-3)

Kamis, 17 September 2009

TAK GENDONG KE MANA-MANA

Suatu kali seorang pemuda bermimpi berada di sebuah tepian pantai. Di sana terhampar pasir putih yang berkilauan terkena sinar matahari. Dalam mimpinya, pemuda tersebut melihat dua buah pasang jejak kaki. Satu pasang jejak kaki adalah miliknya, dan sepasang yang lain milik Tuhan. Dua pasang jejak kaki tersebut berjalan sepanjang tepian pantai putih yang indah itu. Namun, mendadak muncul angin puting beliung menuju ke arah jejak kaki tersebut. Anehnya, sewaktu angin tersebut akan menerpa dua pasang jejak kaki itu, ternyata jejak tersebut malah berkurang menjadi satu pasang jejak kaki saja. Pemuda ini berpikir, sewaktu keadaan tenang, Tuhan selalu bersama-Nya, kok ketika keadaan sedang kritis, malah dia ditinggal sendirian. Beberapa waktu kemudian terdengar suara Tuhan, “sepasang jejak kaki tersebut bukan milikmu, tapi milik-Ku.” Pemuda ini kembali bertanya, “lalu di mana jejak kaki kepunyaanku?” “Jejak kakimu tidak ada lagi, sebab kamu sedang Ku-gendong,” Tuhan kembali menyahut. Dari kisah ini kita belajar bahwa kalau kita berjalan bersama Tuhan, pasti Dia akan menolong kita.
Berjalan bersama Tuhan itu memerlukan kesabaran dan kesetiaan. Jangan memaksakan kehendak kita. Biarkan Tuhan yang menuntun kita ke jalan yang benar, sampai pada finish. Sebab kita yakin bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera yang mendatangkan kebaikan bagi kita (Yeremia 11:29). Sebab bila memaksakan kehendak kita, bisa-bisa untuk sampai ke finish harus memakan waktu puluhan tahun, padahal sebenarnya bila kita menurut saja, perjalanan tersebut hanya memakan setahun atau dua tahun aja. Bukti sejarahnya adalah bangsa Israel.
Bangsa Israel harus berjalan keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan selama 40 tahun (Keluaran 13:18; 16:35). Mereka harus berputar-putar terlebih dahulu di padang gurun. Padahal bila dilihat dari jarak yang seharusnya mereka tempuh, perjalanan tersebut paling tidak hanya memakan waktu tidak lebih dari 10 hari. Mengapa mereka harus mengalami hal itu? Supaya mereka benar-benar menyadari bahwa kalau perjalanan mereka berhasil sampai di tempat tujuan, bukanlah karena kekuatan dan kehebatan mereka, melainkan hanya karena anugerah Tuhan saja. Tuhanlah yang memimpin dan menyertai mereka selama berada di padang gurun. Buktinya, kasut (sandal) yang mereka kenakan tidak cepat rusak. Mereka diberi makan manna dan burung puyuh selama 40 tahun oleh Tuhan. Tuhan memberikan kepada mereka air untuk diminum, sehingga mereka tidak kehausan sepanjang perjalanan tersebut.
Apabila bangsa Israel yang tegar tengkuk itu dibiarkan berjalan hanya menempuh waktu sekitar 10 hari saja, dapat dipastikan bahwa mereka akan sombong. Menganggap jika mereka bisa sampai di Tanah Kanaan adalah karena kekuatan dan kemampuan mereka sendiri, bukan karena pertolongan Tuhan. Hal ini tidak dikehendaki Tuhan. Maka Tuhan membuat perjalanan bangsa Israel itu menjadi sangat lama, bertujuan untuk merendahkan hati mereka. Sampai mereka benar-benar mengakui kemahakuasaan dan keperkasaan Tuhan atas hidup mereka. Sayangnya, hanya dua orang saja yang bisa sampai di Tanah Kanaan, yakni Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun. Selebihnya, termasuk Musa dan Harus, harus mati di padang gurun.
Dalam perjalanan hidup kita, penting sekali berjalan bersama Tuhan. Berarti kita harus menanggalkan semua agenda hidup kita dan mengisinya dengan agenda-Nya. Kita harus mengikuti kehendak Tuhan atas hidup kita. Selama kita mengandalkan Tuhan, maka apa saja yang kita kerjakan akan menjadi berhasil (Yeremia 17:7). Contoh nyata adalah Yusuf. Di manapun dia berada, bahkan dalam penjara sekalipun, ketika Tuhan menyertainya, maka kehidupannya menjadi berhasil (Kejadian 39:2, 23; 41:40). Namun ketika mengandalkan kepada kekuatan sendiri, di sinilah awal kehancuran kita (Yeremia 17:5). Contohnya adalah Simson. Di mana dia harus mati tragis, kedua matanya buta (Hakim-hakim 16:23-30).
Keputusan kita sekarang sangat menentukan akan menjadi apa kita nanti. Oleh karena itu, sekarang juga putuskanlah agar kita mau berjalan bersama Tuhan dan menyerahkan semua hak yang kita miliki untuk diberikan kepada-Nya. Biarkan Tuhan sendiri yang menuntun jalan hidup kita sampai kepada tempat tujuan akhir. (diambil dari Tabloid Keluarga edisi ke-54 Edisi September 2009, karya: Pdp. Tony Tedjo, M.Th)

Selasa, 25 Agustus 2009

E-BOOK MENOREH PRESTASI MENDULANG REJEKI (7 Langkah Menjadi Penulis Sukses)

Dapatkan e-book berjudul "Menoreh Prestasi Mendulang Rejeki (7 Langkah Menjadi Penulis Sukses) dengan harga Rp70.000 (Tujuh Puluh Ribu Rupiah) atau $8. Penulis oleh Pdp. Tony Tedjo, M.Th seorang penulis beberapa buku laris, redaksi tabloid rohani KELUARGA, penulis lepas di beberapa majalah rohani, pengajar, hamba Tuhan, konsultan literatur.
Didalam e-book berjudul Menoreh Prestasi Mendulang Rejeki ini berisi langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan oleh setiap orang untuk menjadi seorang penulis yang berhasil.
Beberapa bagian isi buku ini sudah dibagikan dalam pertemuan Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) di Bandung.

Apabila Anda memesan sebelum tgl 30 September 2009, maka akan mendapatkan 10 bonus berikut: 1)Penerbitan Sendiri (Self-Publishing); 2) Strategi Promosi; 3) Pembuatan ISBN; 4) Membuat Buku Laris; 5) Menulis Cerpen; 6) Menulis Renungan; 7) Menulis Biografi; 8) Tulisan dan Pelayanan; 9) Manajemen Penerbitan Buku; dan 10) Menjadi Kaya dengan Menulis.
Pesanan akan dikirimkan ke alamat Anda via email, setelah kami menerima bukti transfer Saudara. Silakan hubungi no 081394401799 atau penerbitagape@gmail.com. Rekening BCA an. Tedjo Tony no ac. 0080332041.

Rabu, 19 Agustus 2009

Agape News (Agustus-September 2009)

Sekapur Sirih
Salam dahsyat penulis!
Jumpa lagi dengan kami dengan Koper News. Mulai edisi Agustus-September 2009 dan seterunya kami berganti nama menjadi Agape News. Dan pada kesempatan ini akan membagikan berita seputar pelayanan SOW, Agape dan KPR.
SOW angkatan ke-3 telah berjalan dari 20 Juli lalu. Penerbit Agape kembali menerbitkan buku baru berjudul “Bingkai Kehidupan” yang sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. KPR berencana akan mengadakan ekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Selamat membaca!
Ketua

Diperlengkapi untuk Menulis
Dalam rangka memperlengapi umat Tuhan dengan ketrampilan menulis, maka tgl. 6 Juni 2009 lalu BPM STT KHARISMA bekerjasama dengan SOW mengadakan Seminar Praktis Menulis Buku Rohani. Acara dimulai pukul 08.30-11.30 WIB bertempat di Gd. Kharisma Jl. BKR 98 A Bandung. Hadir sebagai pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Sekitar 60 orang peserta yang hadir begitu bersemangat menyimak setiap materi yang disampaikan. Antusiasme mereka semakin bertambah, tatkala masing-masing peserta dibagikan 2 bh buku karya Pak Tony, berjudul “Menerbitkan Renungan Sendiri” dan “Bingkai Kehidupan”.
Acara di atas diadakan sebagai pemanasan untuk mengikuti SOW angkatan ke-3 yang diadakan oleh SOW sendiri. SOW ke-3 diadakan dua kali pertemuan masing-masing 6 jam, tgl. 20 Juli dan 17 Agustus 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Bandung, dengan materi: “Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan”, “Mengatasi Hambatan Menulis”, “Menulis Renungan”, “Menulis Biografi”, “Menulis Buku”, “Membuat Warta Jemaat Lebih Menarik”, “Wawancara Ala Wartawan”, dan “Manajemen Penerbitan Tabloid Rohani”. Para pembicara SOW kali ini minimal sudah menulis 4 buku, yaitu: Pdm. Juanda, S.Sos., MA., M.Th (Pimpinan Tabloid Rohani Keluarga, Penulis, Pengajar), Ev. Johny Tedjo, S.Th (Penulis, Motivator, Konsultan), dan Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th (Ketua SOW, Ketua KPR, Penulis, Pengajar).
Peserta yang hadir dalam SOW ke-3 ini berjumlah 15 orang dari berbagai lapisan usia. Karya para peserta ini sebagian sudah diterbitkan di blog www.schoolofwriting.blogspot.com dan sudah dibaca banyak orang. Beberapa di antaranya sudah menyiapkan naskah yang akan dijadikan sebuah buku. Memang, sesuai dengan visi dan misi SOW sendiri agar lebih banyak lagi anak-anak Tuhan yang berkarya dalam tulisan bagi kemuliaan nama-Nya. Ibu Pdm. Yohana Lily Lestari, S.PAK yang merupakan peserta SOW ke-1 sudah membuat buku “Isi Hati Wanita”. Bagaimana dengan alumni SOW yang lain? Mereka segera menyusul.

Dibaca Ribuan Orang
Penerbit Agape pada Juni 2009 lalu telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Bingkai Kehidupan” yang didalamnya berisi 50 artikel menarik yang sudah diterbitkan oleh berbagai media dan sudah dibcara oleh ribuan orang. Seperti “Tiga Jurus Mempersiapkan Masa Depan”, Membangun Komunikasi Keluarga”, Hukum Karma vs Hukum Tabur Tuai”, “Mengendalikan Emosi Negatif”, “Mengelola Keuangan Keluarga”, “Mengapa Pendeta Tidak Suka Menulis?”, “Peran Orangtua di Tengah Arus Perubahan”, dan artikel menarik lainnya. Terhitung sepanjang bulan Juni lalu saja sudah terjual sekitar 300 buku. Dengan penyebarannya meliputi Bandung, Jakarta, Bogor, Bekasi, Tasikmalaya, Cirebon, Cimahi, Semarang, Madura, Yogyakarta, Surabaya, Palangkaraya, Pontianak, Nias, Kupang, Ternate, Papua, Malaysia dan lainnya.

GEMES (Gerakan Memberkati Sesama)
Penerbit Agape mengadakan GEMES atau Gerakan Memberkati Sesama, yaitu suatu pelayanan untuk membantu penyebaran buku-buku rohani kepada saudara-saudara seiman yang ada di daerah yang minim sekali terhadap bacaan rohani. Buku 1 Anda Bertanya Saya Menjawab, buku 2 Menerbitkan Buku Renungan, dan buku 3 Bingkai Kehidupan. Ada tiga tawaran judul buku yang tercakup dalam bentuk paket. Paket 1 seharga Rp200.000 (20 bh buku pertama), paket 2 Rp25.000 (15 buku ketiga), paket 3 Rp500.000 (15 buku pertama ditambah 10 buku ketiga), paket 4 Rp1000.000 (30 buku pertama ditambah 20 buku ketiga), paket 5 Rp1500.000 (50 buku pertama ditambah 30 buku kedua), dan paket 6 Rp2000.000 (40 buku pertama ditambah 50 buku kedua serta 30 buku ketiga). Ongkos kirim paket di atas Rp1000.000 gratis.
Berikut nama-nama mereka yang sudah membeli paket, yaitu: Bp. Samuel Tarigan membeli paket 1, Bp. Richard Suhendra membeli paket 5, Bp. Wae Harefa membeli paket 3, Bp. Iko Pekasa membeli 2 bh paket 2, dan Ibu Yohana membeli paket 1. Siapa lagi yang akan menyusul menjadi penyalur berkat Allah? Silakan hubungi kami di 081394401799 atau penerbitagape@gmail.com.

HOT NEWS
1. Workshop Menulis Buku Laris “6 Jam yang Mengubahkan” akan diadakan tgl. 26 September 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Lt.4 Bandung. Pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Materinya: “Menentukan Judul yang Menarik”, “Kiat Menarik Minat Pembeli”, dan “Melangkah Pasti dengan Hasil”. Dapatkan tips praktis untuk menjadi penulis buku laris. Disertai pelatihan dan tutorial. Semua peserta dijamin bisa membuat buku. Biaya Rp250.000 (makalah, lunch, makan, member card, sertifikat, buku Bingkai Kehidupan, gratis tutorial selama 12 hari setelahnya). Pembayaran sebelum 31 Agustus 2009 diskon 30%. Pendaftaran akhir tgl. 20 September 2009. Info: 081394401799; 08159084979; 022-91898699.

2. Workshop Menulis dan Menerbitkan Renungan “6 Jam yang Menggugah” akan diadakan tgl. 27 November 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Lt. 4 Bandung. Dengan pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th dan tim. Materinya: “Mengawali Tulisan”, “Mempercantik Renungan”, dan “Kiat Memiliki Penerbitan Sendiri”. Biaya Rp300.000 (makalah, lunch, makan, member card, sertifikat, langganan Culdesac selama 3 bulan, buku Menerbitkan Renungan Sendiri, gratis tutorial selama 12 hari setelahnya). Pembayaran sebelum 10 November 2009 diskon 30%. Pendaftaran akhir tgl. 20 November 2009. Info: 081394401799; 08159084979; 022-91898699.

3. Kini Anda bisa memesan e-book “Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan” seharga Rp50.000. Pesanan ditujukan ke penerbitagape@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.co.id. Cantumkan alamat email Anda dan tunjukkan bukti transfernya. Dapatkan kiat-kiat khusus menulis produktif dari Pdp. Tony Tedjo, M.Th.

Memperluas Jaringan
Sampai saat ini keanggotaan Komunitas Penulis Rohani (KPR) masih berkisar di Bandung dan sekitarnya. Di hari-hari ke depan akan diperluas jaringannya dengan merekrut anggota baru dari luar kota Bandung. Beberapa orang teman dari Papua, Bengkulu, Bogor, Depok, dan Jakarta sudah berminat untuk gabung. Kita juga akan mengembangkan di Solo, di sana saat ini sudah ada anggota KPR, yaitu Sdr. Fajar. Diharapkan kepada seluruh alumni SOW maupun saudara seiman lainnya yang tergerak untuk melayani bersama melalui tulisan bisa bergabung. Persyaratannya hanya menyerahkan foto copy ktp 1 lembar, pas foto 3x4 3 lbr dan uang kartu selama 1 tahun Rp20.000.


Agape News diterbitkan dwibulanan
Redaksi: Tony, Johny, Betri, Anggi
Telpon 081394401799; 08888255416; 08818223608
Email: tony_kharis@yahoo.co.id atau penerbitagape@gmail.com
www.agapemedia.blogspot.com dan www.schoolofwriting.blogspot.com
Rekening BCA Asia Afrika an. Tedjo Tony no ac. 0080331041

Selasa, 11 Agustus 2009

BERDOA BAGI BANGSA

“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”
(Yeremia 29:7).

Sabtu, 8 Agustus 2009 lalu kita dikejutkan dengan berita penemuan sekitar 500 kg bahan peledak dengan daya ledak tinggi, yang akan dipakai sebagai bom mobil. Rencananya, bom dengan hulu ledak tinggi tersebut akan dipakai untuk meledakkan istana negara dan rumah kediaman bapak presiden, pada peringatan hari proklamasi 17 Agustus. Beruntung, rencana jahat tersebut bisa digagalkan oleh aparat keamanan.
Dikabarkan bahwa ancaman bom akan terus terjadi atas bangsa kita. Dampak peristiwa bom Marriot II kemarin semakin memperpuruk citra bangsa Indonesia di mata dunia. Belum lagi, adanya sekelompok orang yang berniat menggantikan Pancasila dan UUD 1945 dengan dasar syariah. Tentunya, sebagai orang percaya dan warganegara yang baik, kita tidak bisa membiarkan hal ini begitu saja. Kita harus bertindak.
Berdoa merupakan tindakan yang paling utama. Sebab dengan berdoa, kita mematahkan kuasa-kuasa jahat yang ada di balik dalang semua itu. Kita harus sadar bahwa peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap dan melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12). Jadi, kita harus sehati dan sepakat untuk mendoakan bangsa Indonesia demi kesejahteraan, keamanan, dan kemajuan bersama. Sebab kesejahteraannya, merupakan kesejahteraan kita juga.
Dalam rangka Gerakan Doa Puasa, gereja kita mengadakan Doa Puasa dari tanggal 20 Agustus hingga 20 September 2009. Selama kegiatan ini, gereja mengadakan doa bersama setiap Kamis di Hypersquare. Dimulai tanggal 20 Agustus nanti.
Apa peran kita? Setiap jemaat diminta berperan serta mendukung, dengan cara berdoa puasa. Setiap hari menyediakan waktu khusus, entah 10-30 menit untuk mendoakan bangsa dan negara serta pekerjaan Tuhan di gereja kita dan di tempat lain. Selain berdoa, juga kita belajar untuk berpuasa. Bagaimana caranya? Puasa bisa dilakukan sehari penuh atau setengah hari. Untuk yang sehari penuh, dari jam 6 sore sampai jam 5 sore. Sedangkan setengah hari dari jam 6 sore sampai jam 12 siang. Antara jam-jam tersebut Anda harus berdoa. Sebab bila puasa tanpa doa, sama dengan diet. Puasa tanpa doa akan sia-sia saja.
Doakan untuk pemerintahan yang sedang berjalan ini, agar para pemimpin yang ada bisa menjalankannya dengan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Doa buat kota Bandung. Berdoa juga buat pembangunan GBI Mekarwangi yang rencananya tanggal 24 Agustus nanti akan ada peletakan batu pertama. Doakan juga untuk gembala sidang, para hamba Tuhan dan aktivis, jemaat dari sekolah minggu sampai lansia.
Saya percaya hasil yang akan kita peroleh setelah berdoa puasa selama sebulan ini tidak akan menjadi sia-sia. Akan ada perubahan dalam atmosfir roh. Tuhan akan mengadakan tanda-tanda heran dan mukjizat. Banyak orang berbondong-bondong bertobat dan datang kepada Tuhan Yesus. Akan ada penuaian jiwa-jiwa. Oleh karena itu, libatkanlah diri Anda dalam kegerakan Allah ini. Tuhan Yesus memberkati. (Pdp. Tony Tedjo, M.Th)

HOT NEWS SOW

1.Workshop Menulis Buku Laris “6 Jam yang Mengubahkan” akan diadakan tgl. 26 September 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Lt.4 Bandung. Pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Materinya: “Menentukan Judul yang Menarik”, “Kiat Menarik Minat Pembeli”, dan “Melangkah Pasti dengan Hasil”. Dapatkan tips praktis untuk menjadi penulis buku laris. Disertai pelatihan dan tutorial. Semua peserta dijamin bisa membuat buku. Biaya Rp250.000 (makalah, lunch, makan, member card, sertifikat, buku Bingkai Kehidupan, gratis tutorial selama 12 hari setelahnya). Pembayaran sebelum 31 Agustus 2009 diskon 30%. Pendaftaran akhir tgl. 20 September 2009. Info: 081394401799; 08159084979; 022-91898699.

2.Workshop Menulis dan Menerbitkan Renungan “6 Jam yang Menggugah” akan diadakan tgl. 27 November 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Lt. 4 Bandung. Dengan pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th dan tim. Materinya: “Mengawali Tulisan”, “Mempercantik Renungan”, dan “Kiat Memiliki Penerbitan Sendiri”. Biaya Rp300.000 (makalah, lunch, makan, member card, sertifikat, langganan Culdesac selama 3 bulan, buku Menerbitkan Renungan Sendiri, gratis tutorial selama 12 hari setelahnya). Pembayaran sebelum 10 November 2009 diskon 30%. Pendaftaran akhir tgl. 20 November 2009. Info: 081394401799; 08159084979; 022-91898699.

3.Kini Anda bisa memesan e-book “Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan” seharga Rp50.000. Pesanan ditujukan ke penerbitagape@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.co.id. Cantumkan alamat email Anda dan tunjukkan bukti transfernya. Dapatkan kiat-kiat khusus menulis produktif dari Pdp. Tony Tedjo, M.Th.

Kamis, 06 Agustus 2009

Mengapa yang kaya Semakin Kaya

Kenapa orang kaya semakin kaya, kelas menengah bergumul terus, dan yang miskin bablas miskin. Kenapa orang kaya semakin kaya, karena begitu orang kaya penghasilannya bertambah besar maka gaya hidupnya sementara tetap (menunda kesenangan). Penghasilan yang lebih ini diinvestasikan kedalam asset (beli saham yang menghasilkan deviden, rumah kost kost-an, ruko yang dikontrakkan, Mall yang disewakan, sarang walet, usaha-usaha yang menghasilkan, dll). Sedemikian sehingga penghasilan mereka bertambah besar. Dan ketika penghasilan mereka bertambah besar lagi, mereka investasikan lagi ke dalam asset tersebut diatas, sehingga semakin kaya dan semakin kaya lagi.

Kenapa orang menengah bergumul terus secara financial? Ketika orang menengah penghasilannya bertambah besar maka dia mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih besar, handphone yang lebih canggih, komputer yang lebih modern, televisi yang lebih besar, audio yang lebih canggih dan banyak sekali uang untuk kewajiban sehingga masuk kedalam pengeluaran. Orang menengah ini bisa memiliki rumah yang besar, mobil yang besar tapi tidak mempunyai uang yang bekerja untuk dia. Dan seumur hidupnya menjadi budak uang karena membayar cicilan semakin besar seumur hidupnya.

Kenapa orang miskin bablas miskin ?

Orang miskin tidak perduli seberapa besar pun penghasilannya semua akan masuk ke pengeluaran. Contoh :

Orang miskin begitu penghasilannya bertambah besar mereka beli TV yang besar, beli jamnya yang mahal, beli hp yang lebih baru, beli baju mahal, makan di restoran mewah, ikut keanggotaan fitness, ikut asuransi yang tidak perlu, dll.

Pertanyaannya:
Bila penghasilan Anda bertambah besar, Anda belikan apa? Hal-hal yang menghasilkan uang lagi atau hal-hal yang menghabiskan uang. Silahkan dijawab, Anda yang tahu termasuk golongan manakan Anda?

untuk melengkapi pembelajaran Anda silahkan Anda download eBook 24 Prinsip Miliarder yang Mencerahkan oleh Tung Desem Waringin senilai Rp. 250.000,- dan seminar 3 hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- klik disini: http://www.tdwuniversity.com/amember/go.php?r=3168

Rahasia Menjadi Kaya dan Bertumbuh Semakin Kaya

Kekayaan adalah sama dengan kemampuan untuk terus bertahan hidup dengan gaya hidup yang ada, tanpa harus bekerja.

Keterangan:

Penelitian yg dilakukan oleh Gallup International menunjukkan bahwa rata-rata eksekutif ibukota & Asia kaya mampu bertahan 90 hari dengan gaya hidup yang ada apabila besok dia berhenti kerja. Setelah itu mereka harus mulai menjual asset atau berhutang.

Kaya adalah relatif. Sebagian orang merasa kaya ketika mempunyai uang 10 juta rupiah. Sebagian orang merasa tidak kaya walaupun sudah memiliki uang 10 milyar. Menurut majalah Forbes kaya adalah orang yang mempunyai penghasilan 1 juta US keatas setahunnya. Sedangkan menurut Robert T. Kiyosaki yang mengutip dari gurunya Buckminster Fuller bahwa kaya adalah bukan berapa besar active income anda melainkan kaya adalah apabila passive income lebih besar dari biaya hidup. Yang dimaksud passive income disini adalah uang yang masuk tanpa harus bekerja.

Sebagai perbandingan Mike Tyson, dia menghasilkan 300 juta USD sewaktu bertinju, tapi hari ini bangkrut dan masih berhutang 35 juta USD. Maka sebetulnya Mike Tyson bukan termasuk kaya, termasuk pula di dalam kategori orang yang bukan kaya adalah orang-orang yang punya penghasilan 1 Juta USD/tahun namun pengeluarannya
1,2 juta USD/tahun.

Pertanyaan penting kali ini adalah:

1) Bila besok anda berhenti kerja, berapa lama anda dapat bertahan hidup dengan gaya hidup anda sekarang tanpa harus menjual asset-asset anda?

2) Lalu bagaimana kita bisa kaya menurut versi Robert T. Kiyosaki dimana passive income lebih besar dari biaya hidup?

Jadi sebetulnya menurut Robert T. Kiyosaki, kaya adalah bagaimana menciptakan passive income lebih besar dari biaya hidup.

Cara membuat passive income:

- Royalti dari hak cipta
- Rumah yang disewakan/ dikostkan
- Saham-saham yang menghasilkan deviden
- Reksadana
- Usaha-usaha yang menghasilkan

Buatlah rangkaian rencana sumber pasif income anda. Sesuatu yang anda sukai dan dapat anda kerjakan sementara anda mengerjakan apa yang anda kerjakan sekarang. Dan untuk mendapatkan materi tambahan eBook "24 Prinsip Miliarder yang Mencerahkan" senilai Rp. 250.000,- dan seminar 3 Hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- oleh Tung Desem Waringin bisa Anda dapatkan di: http://www.tdwuniversity.com/amember/go.php?r=3168.

Rencana Menjadi Kaya

Seberapa cepatkah anda menjadi kaya?

Keterangan :

Jika anda mau membangun rumah maka sebagian orang akan memanggil arsitek dan arsitek itu bersama anda membuat rencana. Tetapi ketika orang yang sama memulai membangun kekayaan mereka atau merencanakan masa depan, mereka tidak pernah mendesain rencana finansial untuk hidup mereka. Mereka tidak mempunyai garis besar rencana kerja untuk menjadi kaya. Bahkan banyak orang tidak mempunyai rencana, mereka hanya menjalani hidup saja dan hanya bermimpi sewaktu-waktu mereka akan menjadi kaya.

Banyak juga orang yang menggunakan satu-satunya jurus andalan, yaitu merencanakan untuk bekerja keras dan mereka tidak pernah kaya. Karena apa yang mereka kerjakan sekeras apapun memang tidak memungkinkan mereka untuk menjadi kaya. Contoh, menjadi buruh pabrik atau kuli bangunan, walaupun sekeras apapun mereka bekerja akan sulit sekali untuk menjadi kaya.

Ada juga orang yang mempunyai rencana yang lambat untuk menjadi kaya, rencana tersebut yaitu bekerja keras dan menabung. Dengan mengikuti rencana tersebut maka jutaan orang akan menghabiskan hidupnya dengan memandang keluar jendela dari kereta mereka yang lambat atau dari mobil mereka yang terjebak dari kemacetan lalu lintas menyaksikan limosin, helikopter, pesawat jet perusahaan, rumah- rumah mewah.

Dan yang paling menyedihkan ada juga orang yang mempunyai rencana untuk menjadi miskin. Begitu banyak orang mengucapkan kata-kata seperti ayah miskin Robert Kiyosaki “Ketika saya pensiun, maka penghasilan saya akan berkurang”. Dengan kata lain mereka merencanakan untuk bekerja keras seumur hidup hanya untuk menjadi miskin.

“Saya membutuhkan kecepatan.” Kata Tom Cruise dalam Film Top Gun.

Ide bekerja seumur hidup, menabung, dan menaruh uang dalam rekening pensiun merupakan rencana yang sangat lambat. Rencana ini bagus dan masuk akal oleh 90% orang tetapi bukan rencana bagi orang yang ingin pensiun muda dan pensiun kaya.

Berikut adalah beberapa ide tentang cara untuk membangun rencana yang lebih cepat:

1. Pilih strategi keluar anda terlebih dahulu . Kita harus mulai dari yang akhir, seperti yang dikatakan oleh Steven R. Covey dalam bukunya Seven Habits. Jadi kita harus menentukan dulu umur berapa kita ingin pensiun, berapa banyak uang yang kita miliki saat itu, atau berapa banyak pasif income kita pada waktu kita pensiun. Kemudian dalam logika saya sendiri maka kita harus;

2. Cari bidang apa yang kita suka atau mungkin kita akan suka yang bisa menghasilkan seperti yang kita tentukan sebelumnya. Apabila apa yang kita kerjakan sekarang tidak memungkinkan kita mencapai impian tersebut, Let It Go!

3. Kita cari orang yang sudah berhasil mencapai impian kita untuk diajak kerja sama atau belajar kepada orang tersebut.

4. Gunakan faktor kali atau leverage.

Maksudnya kita bisa menggunakan RICE (Resources, Ide, Contact, Expertise) dari orang lain. Sudahkah anda membuat rencana anda untuk menjadi kaya, dan seberapa cepatkah rencana anda? Semoga bermanfaat. Salam Dahsyat!

Untuk melengkapi rencana Anda menjadi Kaya silahkan download materi tambahan:
eBook 24 Prinsip Miliarder yang mencerahkan oleh Tung Desem Waringin dan tiket
seminar 3 hari Financial Revolution senilai Rp. 4.933.500,- , silahkan klik disini: http://www.tdwuniversity.com/amember/go.php?r=3168

Rabu, 05 Agustus 2009

GELAR PAHLAWAN

Sebuah pepatah mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang.” Bila binatang saja mempunyai peninggalan yang dapat mengenang keberadaannya semasa hidup. Tentunya manusia juga memiliki peninggalan yang seharusnya dia tinggalkan, yaitu KARYA. Apa yang telah diperbuat orang tersebut semasa dia masih berada di dunia? Apa semasa hidupnya melakukan perbuatan yang berguna bagi bangsa dan negara atau bagi kepentingan banyak orang? Ataukah malah sebaliknya, banyak menyusahkan dan membuat orang lain menjadi terganggu dengan kehadirannya? Apakah pada waktu orang tersebut meninggal, keluarga dan orang banyak merasa kehilangan atau malah merasa senang atas kematiannya?
Orang-orang yang telah melakukan karya berguna bagi kepentingan orang banyak, bahkan sampai mengorbankan dirinya, layak dinamakan pahlawan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi untuk kepentingan bangsa, maupun bagi kepentingan orang banyak. Gelar pahlawan ini tidak hanya diberikan kepada mereka yang sudah berjasa dalam medan pertempuran sewaktu meraih kemerdekaan saja. Ada banyak orang yang sudah berjasa dalam bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, kemanusiaan, dan sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang layak mendapat gelar pahlawan.
Alkitab banyak mencatat para pahlawan. Kitab II Samuel 23:8-39 dan I Tawarikh 11:10-47 mencatat daftar para pahlawan Raja Daud yang sudah berjasa dalam membela bangsa dan negaranya. Para hakim yang tercatat dalam Kitab Hakim-hakim, seperti Gideon dan Yefta, juga layak disebut pahlawan. Ester juga layak disebut pahlawan, karena dia berhasil menyelamatkan kaum sebangsanya, umat Yahudi, dari rencana Haman untuk memusnahkan orang Yahudi. Rasul Paulus juga layak disebut pahlawan. Karena melalui karyanya, berita Injil tersebar sampai ke berbagai negara di luar bangsa Yahudi. Dan yang paling mulia di antara semuanya adalah Yesus. Dia merupakan PAHLAWAN SEJATI. Yang berani berkorban, mengorbankan diri-Nya, untuk mati di kayu salib, menggantikan posisi umat manusia seluruh dunia, agar diselamatkan dari upah dosa, yaitu maut.
Pahlawan pada masa kini yang dikenal yaitu Mother Theresa. Beliau telah berjasa dalam melayani orang-orang India yang menderita kusta untuk diperkenalkan kepada Kristus. Sewaktu orang ini meninggal, seluruh umat manusia berdukacita dan merasakan kehilangan. Upacara pemakamannya dilakukan lebih meriah dibandingkan upacara penguburan Putri Lady Diana. Padahal Lady Diana merupakan seorang putri kerajaan Inggris. Sedangkan Mother Theresa, hanya seorang tua renta yang miskin. Apa yang membuat perbedaan? KARYA. Mother Theresa semasa hidupnya telah melakukan banyak karya yang sangat berguna dan membantu orang banyak, khususnya bagi penderita kusta. Namanya dikenang sepanjang masa.
Suatu refleksi bagi kita. Karya apa yang sudah kita kerjakan selama ini? Marilah kita berkarya bagi kepentingan orang banyak, yang pada intinya adalah untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Sehingga ketika suatu saat meninggal dunia, banyak orang merasa kehilangan. Mereka akan mengenang semua jasa baik, perbuatan, dan hasil yang sudah kita capai semasa hidup. Sehingga kematian kita menjadi berharga, sebab sudah memberkati banyak orang. Yang terutama, karena kita sudah banyak membawa jiwa kepada Kristus untuk diselamatkan. Dan pada akhirnya, orang akan mengenang kita sebagai PAHLAWAN. Tuhan Yesus memberkati.
(Diambil dari Buletin Dwibulanan Euangelion GII Hok Im Tong Bandung edisi 112 Agustus-September 2009, karya Pdp. Tony Tedjo, M.Th seorang rohaniwan, dosen, penulis, dan motivator. Bisa dihubungi di penerbitagape@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.co.id)

Minggu, 26 Juli 2009

Trainer Rp 7 M

“Berapa sih penghasilan yang bisa diharapkan oleh seorang trainer profesional di Indonesia?,” tanya seorang kawan dengan nada meremehkan profesi trainer. Ia bekerja sebagai pengusaha skala menengah dengan karyawan 100-an orang. Sebagai pemilik sebuah usaha dagang (trading company), ia sungguh tak paham siapa yang mau membayar jasa pelatihan yang ditawarkan para trainer. Baginya, trainer itu seperti pengajar sekolah atau dosen yang penghasilannya tidak menjanjikan untuk hidup secara memadai (menurut ukurannya, tentu). Saya menanggapi pertanyaannya dengan tersenyum. Belum tahu dia rupanya.

Dalam kesempatan lain, seorang pimpinan lembaga pengorganisasi pelatihan (training organizer) di Surabaya, berbisik pada saya, “Eh sudah tahu belum, trainer itu tahun lalu menambah kekayaannya sekitar Rp 7 M hanya dari kegiatan pelatihan saja. Rata-rata sebulan ia bicara di 15 pertemuan di berbagai kota besar dengan honor Rp 35 juta sekali bicara selama 3-4 jam.” Saya menanggapi bisikannya dengan senyuman. Sudah tahu dia rupanya.

Kawan lain, yang sudah fokus menafkahi keluarganya dari bisnis bicara (pelatihan) selama lima tahunan, suatu kali ditelepon mantan atasannya 7-8 tahun silam. Singkat cerita, sang mantan atasan di perusahaan lama yang sudah pindah ke perusahaan baru dan sekarang menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan multinasional itu, memerlukan manajer senior untuk bidang teknologi dan informasi. Terkesan atas kinerja kawan saya yang menjadi stafnya di masa lalu, maka ia ingin kembali mempekerjakan kawan saya itu dengan posisi, gaji, dan fasilitas yang jauh lebih baik. Kawan saya merespons ajakan tersebut dengan berkata mantap, “Maaf ya pak. Bukan apa-apa. Tawaran gaji yang bapak sebutkan tadi adalah honor yang saya terima sekali bicara selama 2 jam di pertemuan-pertemuan perusahaan yang mengundang saya. Jadi pasti tidak menarik buat saya. Dan lagi saya sudah bosan pak mengikuti ritme kerja tak masuk akal, bangun pagi menerobos kemacetan, dan pulang malam dengan masalah yang sama juga bertahun-tahun. Sekarang saya bebas menentukan jam kerja dan penghasilan tidak kalah dengan manajemen puncak perusahaan terkemuka. Maaf lho pak, bukan sombong, cuma sharing saja.” Mantan atasannya langsung bengong dan terkagum-kagum. Mendengar cerita itu, saya menanggapinya dengan senyuman. Sudah paham dia rupanya.

Cerita yang saya pungut dari ketiga kawan di atas cukup mewakili apa yang terjadi dengan profesi trainer hari-hari ini (saat tulisan ini dibuat). Sebagian besar orang masih belum tahu bahwa trainer mulai berkembang menjadi profesi di tanah air. Berkembang dalam arti kehadirannya mulai dirasakan, meski belum cukup dipahami. Ia muncul dan menjadi subur bersamaan dengan derasnya arus pembelajaran berkelanjutan. Makin banyak perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk proses pembelajaran pegawainya. Secara pribadipun makin banyak orang yang bersedia mengeluarkan uang dari kantong pribadinya untuk ikut seminar dan pelatihan pengembangan diri dan kompetensi.

Munculnya sejumlah nama kondang sebagai pembicara publik dan trainer di tingkat nasional telah mengangkat citra profesi yang dua dekade silam masih samar-samar terdengar. Sebut saja sejumlah nama besar seperti Hermawan Kartajaya, Handi Irawan, Gede Prama, Rhenald Kasali, Mario Teguh, RH Wiwoho, Jansen H. Sinamo, Andrie Wongso, James Gwee, Tung Desem Waringin, Anthony Dio Martin, Arvan Pradiansyah, dan sebagainya. Masing-masing membangun brand-nya sendiri, entah sebagai World Marketing Guru, Motivator No.1 Indonesia, Guru Etos Indonesia, Indonesia’s Favorite Trainer, Pelatih Sukses No.1, Pakar Perubahan, dan lain-lain. Wajah, suara, karya tulis mereka terlihat, terdengar, dan terpampang di berbagai media cetak (koran, majalah) maupun elektronik (televisi, radio, handphone, dan internet).

Melihat kiprah nama-nama besar itu dijagat nasional, mulai banyak orang muda yang kepincut untuk bisa mencantumkan namanya sebagai trainer atau pembicara publik tingkat nasional. Penampilan fisik para trainer dan pembicara publik itu umumnya mengesankan bahwa mereka memperoleh imbalan finansial yang tidak kecil atas jasa yang diberikannya. Sebagian orang menjadi sangat yakin bahwa profesi trainer dan pembicara publik telah hadir dan pantas dijadikan cita-cita bagi kaum muda Indonesia. Dengan honor bicara sangat variatif, dari sekadar pengganti uang bensin Rp 500.000,- sampai dengan Rp 70.000.000,- untuk sekali bicara antara 50 menit sampai 8 jam, profesi ini menjadi pantas untuk diperhitungkan.

Sebagai Trainer Coach yang dianggap senior oleh kawan-kawan, saya sering ditanyai orang: sesungguhnya berapa besar sih potensi penghasilan yang bisa diharapkan oleh seorang trainer atau pembicara publik pemula di Indonesia?; apa benar orang bisa menjadi miliarder dalam waktu relatif singkat melalui profesi ini?; mengapa sejumlah trainer dan pembicara publik yang cukup dikenal, rumah dan mobilnya nggak bagus-bagus amat, sementara yang lainnya benar-benar hidup berkelimpahan nampaknya?

Ketiga pertanyaan tersebut tidak memiliki jawaban yang definitif (pasti). Banyak faktor mesti dikaji dengan teliti untuk mendapatkan jawaban yang akurat. Namun bisa dikatakan bahwa antara trainer pemula dengan trainer madya, dan trainer senior memiliki rentang penghasilan yang sangat lebar. Latar belakang seorang trainer bisa amat menentukan potensi penghasilan yang akan diperolehnya. Mereka yang berlatang belakang akademis akan berbeda dengan mereka yang berlatar belakang sebagai pebisnis atau manajemen puncak perusahaan terkemuka. Mereka yang bermain di sektor privat (perusahaan) akan berbeda pula dengan mereka yang terjun ke sektor publik (media massa, BUMN, pemerintah, dan organisasi politik).

Segala macam perbedaan itu terutama terjadi karena Indonesia memang belum memiliki semacam lembaga yang punya otoritas untuk menetapkan standar honor seorang trainer dan pembicara publik. Atas kenyataan ini ada kawan-kawan yang sedang berjuang untuk membentuk asosiasi pembicara atau asosiasi trainer dan sejenisnya untuk mengatur hal semacam ini dengan meniru apa yang sudah ada di negara lain. Sementara sebagian kawan yang lain berpendapat lembaga semacam ini memang tidak diperlukan dan biarlah pasar saja yang menyeleksinya secara alamiah.

Meski tidak ada patokan baku yang bisa digunakan untuk menentukan kisaran penghasilan seorang trainer pemula, namun secara “sembrono” saya suka mengatakan profesi trainer membuka peluang untuk memiliki penghasilan dalam rentang Rp 70 juta sampai Rp 7 miliar per tahun. Angka ini tidak jauh berbeda dengan profesi lain yang juga baru hadir di Indonesia dalam satu dekade terakhir, yakni: Financial Planner. Sebab sebagian Financial Planner yang saya kenal secara pribadi memainkan peran juga sebagai trainer dalam soal perencanaan keuangan.

Bisakah seseorang menjadi miliarder secara cepat lewat profesi trainer? Ini bergantung pada “seberapa cepat” yang dimaksud. Bila cepat itu diartikan dalam hitungan hari, mungkin tidak masuk akal. Namun jika cepat itu diartikan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun, secara umum saya asumsikan bisa walau tidak mudah. Yang paling mungkin adalah menjadi miliarder baru dengan menekuni profesi trainer selama kurang lebih 10-15 tahun.

Sependek pengetahuan saya, tidak semua trainer, yang namanya relatif terkenal sekalipun, memiliki penghasilan tahunan sampai 10 digit (miliaran). Sementara gaya hidup mereka pun sangatlah bervariasi. Ada trainer yang cukup kondang namun tidak punya rumah, meski punya uang lebih dari satu miliar di salah satu cabang Bank BCA. Dengan tekad mengumpulkan uang satu miliarnya yang pertama, trainer tersebut untuk sementara waktu memilih tinggal di rumah kontrakkan, dan menggunakan jasa transportasi umum untuk bepergian. Ada juga trainer yang punya rumah dan mobil mewah bahkan sebelum ia menekuni profesi sebagai trainer, sebab ia memiliki bisnis lain.

Akhirnya, berapapun penghasilan yang mungkin dicapai oleh seorang trainer di Indonesia, tulisan ini ingin menegaskan bahwa ia telah hadir sebagai profesi yang pantas untuk diperhitungkan.
Ada yang tertarik?

————————————————————————————————-
Catatan khusus: profesi trainer (pelatih) dan public speaker (pembicara publik) sesungguhnya tidaklah sama persis. Ada sejumlah perbedaan yang bisa dikemukakan, namun untuk kepentingan tulisan kali ini, keduanya saya anggap sama dalam arti sama-sama menawarkan jasa bicara. Saya akan membahas perbedaannya nanti dalam tulisan tersendiri.
————————————————————————————————-

Artikel ini merupakan bagian dari konsep materi yang disampaikan dalam pelatihan CARA CERDAS DAN PASTI: MENJADI TRAINER ANDALAN. Oleh Andreas Harefa.

Perlombaan Maraton Kelinci dengan Kura-kura

Kelinci dan kura-kura bertanding lari maraton? Dari segala aspek, tampaknya pemenangnya sudah pasti, si kelinci!!! Pertama kelinci lincah melompat dengan keempat kakinya yang beberapa kali lebih panjang dibandingkan kaki si kura-kura. Badan kelinci ringan sedangkan sang kura-kura harus mengangkuti rumahnya yang aduhai berat. Jika bertemu halangan dan hambatan, si kelinci dengan mudah dapat melewatinya, tetapi si kura-kura harus pelan-pelan memanjat dan turun lagi di sisi yang berbeda dengan hati-hati sekali agar tidak tergelincir yang kemungkinan akan menyebabkan ia terluka.

Si kelinci yang terlalu percaya diri itu hampir ternganga ketika tantangannya diterima sang kura-kura tanpa pikir panjang. Ia hanya tersenyum misterius ketika binatang-binatang lain di hutan berusaha menasihatinya untuk tidak mengikuti perlombaan di mana ia tak punya kesempatan untuk menang.

Pada hari yang telah ditentukan, matahari di musim panas bersinar sangat garang, kedua binatang yang sangat berbeda itu pun bersiap-siap di depan garis start. Ayam jantan yang bertindak sebagai juri berkokok tiga kali, dan sang kelinci melesat maju ke depan, meninggalkan kura-kura yang baru berinsut beberapa inci. Binatang-bintang lain yang menonton di sepanjang jalur pertandingan bukannya memberi semangat, malah mencemoohkannya dungu, keras kepala dan tak tahu diri.

Sang kura-kura tidak marah diejek, dengan sabar, ia tekun merangkak, beringsut maju selangkah demi selangkah. Sementara itu sang kelinci sudah tidak tampak batang hidungnya. Sang kelinci memang sudah jauh, ia telah menempuh dua pertiga jarak yang ditentukan. Kebetulan ia melewati kebun wortel, agak lapar dan haus ia pun memutuskan untuk mencuri satu atau dua buah wortel. Ia mengendap-endap sambil menunggu kesempatan baik. Ketika sang petani berjalan ke bawah sebatang pohon untuk beristirahat, sang kelinci cepat-cepat menggali dua batang wortel yang besar-besar. Dengan rakus ia menggerogoti wortel-wortel itu.

Setelah kenyang ia tidak segera kembali ke jalur pertandingan. Huh, si kura-kura bego itu pasti masih jauh. Ah, lebih baik aku tidur sebentar! Sang kelinci merebahkan dirinya dalam sebuah lubang. Tanpa terasa ia pun tertidur dengan pulas. Ia bermimpi memenangkan perlombaan dan mendapatkan hadiah yang besar. Tiba-tiba lantai panggung di mana ia berdiri sambil menerima piala dari sang musang rubuh dengan suara keras. Si kelinci kaget. Ia terbangun dan mendapati si petani sedang mengangkat paculnya dan bersiap untuk membacok tubuhnya. Ia melompat sekuat tenaga dan secepat mungkin untuk menyelamatkan diri. Petani wortel tidak tinggal diam, ia mengejarnya. Karena harus menyelamatkan nyawanya, kelinci tak sempat memperhatikan bahwa ia telah berlari ke arah yang menjauhi garis finis.

Sementara itu sang kura-kura terus merangkak. Suatu saat perjalanannya terhalang sebatang balok kayu yang besar. Berulang kali ia berusaha merangkak ke atas dan terjatuh. Ia mengulangi hingga lima kali akhirnya ia berhasil menyeret dirinya ke atas balok tersebut. Menuruni balok kayu itu pun bukan perkara mudah. Ia harus mengerah tenaga sekuatnya untuk mencengkram balok kayu yang mulai rapuh itu agar dapat turun pelan-pelan tanpa harus terjatuh.

Dan, balok kayu itu pun bukan satu-satunya penghalang. Ia pun harus merangkak naik ke atas sebuah undukan yang ternyata merupakan sarang semut api. Tentu saja serangga-serangga itu marah teritorinya dilanggar. Dengan susah payah si kura-kura menenangkan mereka sambil meminta maaf. Dengan sikap pantang menyerah, ia meneruskan merangkak, meskipun nafasnya sudah tersengal-sengal ia bertekat tidak akan beristirahat sebelum mencapai garis finis.

Mari kita kembali kepada si kelinci. Setelah berhasil menyelamatkan diri dari amukan petani, ia kebingungan di suatu tempat yang tidak dikenalnya. Tetapi bukannya buru-buru mencari jalan untuk kembali ke jalur perlombaan, ia memilih beristirahat terlebih dahulu. Sambil berkeluh-kesah ia memijat-mijat kakinya yang pegal-pegal. Setelah hilang penat badannya baru ia mencari jalan untuk kembali ke jalur perlombaan. Seperti si kura-kura ia pun menemui balok kayu besar. Dengan pongah ia melompatinya. Ketika ia terhalang sarang semut api, bukannya permisi dengan sopan, ia malah mengobrak-abrik gundukan tanah yang telah memperlambat larinya itu. Tak ayal lagi semut api melakukan perlawanan, ratusan semut yang berprofesi sebagai tentara mengerunginya, menusukkan sengat mereka yang tajam-tajam membuat si kelinci menjerit-jerik kesakitan. Ia terpaksa berguling-guling di atas tanah untuk mengenyahkan pasukan semut itu. Tanpa ia sadari ia membuang waktu berjam-jam di sana.

Matahari mulai condong ke barat, ketika dengan tenaganya yang terakhir sang kura-kura merangkak melewati garis finis. Dengan girang ia melihat pita merah masih terpasang di tempatnya, pertanda si kelinci lawannya belum melewati garis finis. Binatang-binatang hutan lain seperti musang, beruang, monyet, landak dan sebagainya menyambut kemenangan sang kura-kura dengan tepukan gegap-gempita. Semuanya menggeleng-gelengkan kepada; tidak percaya pada kenyataan yang mereka hadapi.

Di saat makan malam dihidangkan lima belas menit kemudian, tibalah si kelinci sambil terpincang-pincang. Sepasang kelopak matanya bengkak-bengkak bekas sengatan semut.

“Aku belum kalah! Aku tak mungkin mengalah pada kura-kura! Ayo, besok kita bertanding lagi!” Si kelinci berteriak-teriak.

Sang musang mendekatinya dan sambil menepuk-nepuk pundaknya, ia berkata: “Hai, kelinci, kecepatan berlarimu tidak ditunjang perilaku yang tepat! Jika kau tidak mengubah perilakumu, kau akan kalah lagi, jangankan melawan kura-kura, melawan keong pun kau akan kalah!”

*) Erni Julia Kok, Advanced NLP Coach experience +20 Years in Business and Management.

Rabu, 22 Juli 2009

MENJADI KAUM PILIHAN


Pada setiap pertandingan kontes kecantikan, seperti Miss Indonesia, para peserta yang diundang menjadi finalis dalam acara penentuan dan pengangkatan Miss Indonesia yang baru, merupakan orang-orang pilihan. Sebab, sebelum mereka bisa tampil menjadi finalis pada acara tersebut, mereka terlebih dahulu harus menyisihkan puluhan sampai ribuan peserta lainnya dari kota di mana dia berada untuk bisa mewakili kotanya. Tentunya setelah memenangkan beberapa kali perlombaan dalam babak penyisihan.
Pada masa Alkitab Perjanjian Lama, yang menjadi kaum pilihan adalah bangsa Israel. Di mana mereka menjadi umat kesayangan Allah, sampai pada masa sekarang ini. Namun sayangnya, mereka tidak mempergunakan kesempatan tersebut untuk semakin dekat dengan Allah. Justru mereka malah menjadi penghalang bagi orang-orang dari bangsa lain untuk mengenal Allah yang benar, di dalam Yesus Kristus.
Kesempatan untuk menjadi kaum pilihan Allah yang semula hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel, namun karena mereka menolak Yesus Kristus, maka Allah memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisa menjadi kaum pilihan-Nya. Bagaimana cara agar menjadi umat pilihan Allah? Yaitu dengan menjadi Kristen. Dari arti katanya, kata Kristen ini mempunyai arti "kumpulan orang-orang yang sudah dipanggil keluar dari kegelapan, dan dibawa kepada terang-Nya yang ajaib, yaitu di dalam Tuhan Yesus." Perhatikan ayat berikut: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib" (I Petrus 2:9). Dengan demikian, kaum pilihan Allah tidak lagi ekslusif hanya bagi orang-orang Israel, tetapi terbuka bagi setiap orang yang mau meresponi panggilan Allah dengan positif.
Yohanes 15:16a menuliskan "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." Kata Yunani untuk "memilih" dalam ayat tersebut dipakai kata eklegomai, yang artinya "golongan yang terpilih oleh Allah untuk keluar memperoleh keselamatan melalui Kristus." Tidak semua orang bisa menjadi kaum pilihan Allah. Mereka yang terpilih merupakan orang-orang yang sudah diacc Allah dan dianggap layak untuk mendapatkannya. Allah memilih bukan berdasarkan pada kebaikan atau pekerjaan seseorang, melainkan atas dasar anugrah, tanpa harus mengikuti perlombaan dahulu. Yang berarti bahwa seharusnya manusia itu sendiri tidak berhak memperolehnya, namun diberikan oleh Allah secara cuma-cuma sebagai hadiah. Cara untuk mendapatkannya dengan percaya dan mengaku dengan mulut kita bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Kemudian menjadikannya sebagai Tuhan dan Raja atas hidup orang tersebut. Sebutan yang pantas bagi kaum pilihan Allah adalah menjadi "anak-anak Allah" (Yohanes 1:12)
Menjadi kaum pilihan Allah tidak berarti membuat seseorang menjadi sombong dan bisa hidup semaunya sendiri. Sebab menjadi kaum pilihan Allah berarti hidup tunduk di bawah otoritas Allah. Allah-lah yang menjadi pusat penyembahan dan harus mentaati semua kehendak-Nya. Beberapa hal yang menjadi kehendak-Nya yaitu: Pertama, kita diminta untuk memberitakan kabar baik bahwa kesempatan untuk menjadi umat pilihan Allah terbuka bagi siapa saja. Asalkan orang tersebut mau membuka hatinya untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Sebab panggilan untuk menjadi kaum pilihan adalah untuk mendapatkan keselamatan dari Yesus Kristus. Kedua, kita harus menjadi berkat bagi sesama. Maksudnya, bila Tuhan mempercayakan berkat jasmani lebih banyak, maka kita diminta untuk menjadi saluran berkat dalam membagikan kepada mereka yang memerlukan dan layak menerimanya. Ketiga, kita harus hidup yang menandakan bahwa kita memang adalah kaum pilihan Allah. Karena kita sudah ditarik ke luar dari kegelapan, berarti kita harus meninggalkan dosa. Tidak kompromi dan bermain-main dengan dosa. Hidup dalam terang Allah. (Sumber: Tabloid Rohani Keluarga edisi 53 tahun 2009. Penulis Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Ketua SOW, Pendiri dan Ketua KPR, Puket III STT KHARISMA Bandung, penulis buku literature dan buku rohani. Bisa dihubungi di 0813-94401799, 08888255416 atau tony_kharis@yahoo.co.id dan penerbitagape@gmail.com)

Informasi Kegiatan SOW


Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW)

Senin, 17 Agustus 2009
09.00-15.00 wib
Ruang Flamboyant lt. 4, Hotel Perdana Wisata
Jl. Jendral Sudirman Bandung

Materi:
Membuat Warta Jemaat Lebih Menarik
Membuat Buku
Wawancara Ala Wartawan
Manajemen Penerbitan Tabloid Rohani

Pembicara:
Pdm. Juanda, S.Sos., M.A., M.Th
(Pimred Tabloid Rohani Keluarga, Penulis Buku, Wartawan Jawa Pos)

Biaya Rp250.000
(Makalah, snack, makan, member card, sertifikat, buku Bingkai Kehidupan)
Paling lambat 14 Agustus 2009
Membayar sebelum tgl. 10 Agustus 2009 diskon 30%.
Pendaftaran: Tony (081394401799); Johny (08159084979; Anggi (022-91898699)


WORKSHOP MENULIS BUKU
“6 Jam yang Mengubahkan”

Dapatkan tips praktis untuk menjadi penulis buku laris. Disertai pelatihan dan tutotial.

Sabtu, 26 September 2009
09.00-15.00 WIB
Hotel Perdana Wisata Bandung
Bersama Tony Tedjo (Ketua SOW, penulis buku, pengajar, motivator)

Biaya peserta: Rp250.000
(Makalah, snack, makan, sertifikat, buku Bingkai Kehidupan)
GRATIS tutorial selama 12 hari setelahnya
Pendaftaran paling lambat 22 September 2009
Pendaftaran: Tony (081394401799);
Anggi (022-91898699); Johny (08159084979)

Selasa, 21 Juli 2009

Pengantar SOW ke-3

Syalom, selamat bergabung dalam komunitas kami di Sekolah Menulis Alkitabiah atau School Of Writing (SOW). Tindakan Anda untuk bergabung dengan kami sangatlah tepat. Karena di tempat inilah Anda akan dibimbing untuk bisa mengangkat bakat terpendam dalam bidang penulisan. Dan mengembangkan bakat tersebut agar lebih maksimal dan efektif.

Sebelum lebih jauh membahas mengenai tulisan. Ada baiknya kita perlu mengetahui alasan mengapa kita perlu menulis? Pertama, menulis merupakan salah satu cara Allah berfirman kepada manusia (Ayub 33:14). Itulah sebabnya Allah menyuruh para hamba-Nya, baik para Nabi maupun para Rasul untuk menuliskan pesan-Nya untuk disampaikan kepada manusia. Dan melalui pesan tertulis ini pula, kita sampaikan pesan-Nya Allah tersebut untuk disebarluaskan kepada banyak orang tentang siapa Allah sebenarnya. Kedua, menulis memberitakan Kabar Baik (Injil) sesuai Amanat Agung dalam Matius 28:19-20, supaya banyak orang bisa mendengar berita Injil melalui tulisan, baik yang ditulis berupa buku (kertas), elektronik (email, blog, website, dsb.). Ketiga, menulis meninggalkan karya yang berharga meski kita sudah tiada. Peninggalan dalam bentuk karya tulis (dianjurkan dalam bentuk buku) inilah yang akan selalu dikenang orang. Keempat, menulis menuangkan seluruh isi hati ke dalam tulisan. Bila ada kekesalan hati atau perasaan hati tertentu, dapat diungkapkan dalam tulisan. Kelima, menulis menambah pemasukan. Dengan karya tulis yang kita kirimkan ke majalah atau penerbit buku, maka apabila naskah tersebut dimuat akan mendapatkan honor atau royalti. Keenam, menulis menambah nilai integritas kita di hadapan banyak orang. Ketujuh, menulis mengasah otak supaya tidak cepat tua dan pikun. Kedelapan, menulis membuat orang yang membacanya menjadi pandai.
Suatu ungkapan berbunyi verba volent, scripta manent artinya kata-kata terbang hilang, sementara tulisan menetap permanen. Maksudnya bahwa tulisan itu sangat penting, dia mampu bertahan lama hingga ratusan tahun, bahkan ribuan tahun lamanya. Meski si pembuat tulisan sudah lama tiada, namun tulisannya terus-terus masih dibaca banyak orang dan memberkati banyak orang.

Dalam SOW angkatan ke-3 ini Anda akan diajari delapan topik pembahanan, yaitu:
1.Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan
2.Mengatasi Hambatan Menulis
3.Menulis Renungan Harian
4.Menulis Profile atau Tokoh
5.Menulis Buku
6.Membuat Warta Jemaat Lebih Menarik
7.Wawancara Ala Wartawan
8.Manajemen Penerbitan Tabloid Rohani “Keluarga”

Dengan para pengajar, yaitu: Pdp. Tony Tedjo, M.Th, Johny Tedjo, S.Th dan Pdm. Juanda, S.Sos., MA., M.Th.

Pastikan untuk mengikuti setiap sessionnya dengan baik dan aktif. Mengingat waktu yang sangat singkat, selain dibagikan tips-tips singkatnya, juga akan ada praktek membuat sebuah artikel atau tulisan, yang hasilnya akan dipublikasikan berbentuk majalah atau koran, maupun kepada penerbit lain. Selamat menikmati session demi session dengan baik. Tuhan Yesus memberkati.

Salam dahsyat penulis
Pdp. Tony Tedjo, M.Th

Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan

Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) angkatan ke-3 diadakah 2x pertemuan, yakni tgl. 20 Juli dan 17 Agustus 2009 berlangsung di Hotel Perdana Wisata lt. 4 Ruang Flamboyant Bandung. Pada pertemuan pertama, tgl. 20 Juli, salah satu materi yang disampaikan adalah “Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan”. Dalam sessi ini setiap penulis diminta membuat sebuah tulisan berdasarkan ide yang muncul dibenaknya.
Berikut ini merupakan beberapa tulisan mereka, sebagai berikut:

1. Bohong itu Merusak karya Bp. Abraham O S
Seperti kita ketahui bersama, bahwa beredar pernyataan-pernyataan yang dianggap sebagai kebenaran di masyarakat. Seperti ada anggapan bahwa jangan mau masuk gereja, nanti dimintai uang. Atau jangan mendalami firman Tuhan terlalu dalam, nanti jadi orang bingung. Atau ada anggapan bahwa kulit putih itu cantik dan sebagainya. Jadi menurut hemat saya anggapan itu beredar dengan sendirinya di masyarakat tanpa ada bukti yang otentik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan secara alkitabiah.
Dan wanita-wanita akan berlomba untuk jadi putih karena anggapan tadi itu. Biaya yang mahal dan lama kalau seandainya wanita tersebut lahir di Indonesia bagian Timur. Misalnya wanita yang berkulit gelap akan tertekan dan depresi. Padahal kebenarannya bukan begitu. Kecantikan harus dari dalam ke luar, bukan hanya luarnya saja.

2.Loudspeaker Portable karya Sdri. Lindawati Soelistio.
Pernahkah saudara-saudari berpikir untuk menciptakan suatu loudspeaker? Sebenarnya kita bisa membuat tanpa perlu mengetahui soal circuitboard atau ilmu elektronik apapun. Yang saya maksudkan ialah bagaimana tulisan kita sesungguhnya adalah loudspeaker portable yang kita ciptakan tanpa disadari. Tulisan atau karangan memang suatu sarana yang bisa mengungkapkan isi hati atau ide dalam pikiran seseorang dengan cukup efektif. Ibarat suatu loadspeaker yang dapat dibawa ke mana-mana. Kegiatan ini merupakan aktivitas yang lumayan sederhana dalam mencipta sesuatu karya yang nyata dari hal yang abstrak atau tidak terlihat oleh mata. Modal yang diperlukan pun sebenarnya tidak mahal, hanya sebuah pena dan kertas atau wadah yang bisa dipakai untuk menulis.
Boleh dibilang kalau suatu tulisan juga berupan sebuah loadspeaker portable yang melampaui batas ruang atau wilayah. Apalagi dengan kemajuan teknologi di masa sekarang ini. Sungguh mudah untuk seseorang menyampaikan idenya kepada pembaca yang ada di belahan dunia yang lain dalam hitungan detik, tanpa biaya atau dengan biaya yang sangat minimal.
Bagaimanakah caranya? Pembaca tentu sangat familiar dengan metode ini. Ya, dengan memakai fasilitas internet misalnya. Belakangan ini tanpa disadari, sesungguhnya beribu “suara” sedang lalu lalang di antara kita dan antara negara mengenai topik tertentu, melalui blog, facebook, dsb.
Oleh karenya mari kita terus menuangkan isi pikiran atau visi kita tanpa ragu melalui tulisan. Karena kita bisa mempengaruhi atau membawa impact yang luar biasa terhadap banyak orang, bahkan yang tidak dikenal.

3.Mengejar Mimpi karya Ivone Chow
Setiap orang mempunyai mimpi. Mimpi merupakan sesuatu atau banyak hal yang ingin dicapainya dalam hidup ini. Mimpi setiap orang berbeda-beda, karena tiap orang itu unik. Tuhan menaruh mimpi dalam hati setiap orang untuk dikejarnya, karena Tuhan mempunyai maksud dan tujuan untuk setiap kita. Seperti dalam cerita seorang tuan yang memberi tiga hambanya uang dalam jumlah yang berbeda, untuk dilipatgandakan. Hamba pertama, diberi lima koin, yang kedua diberi tiga koin, dan yang terakhir diberi satu koin. Tuhan menginginkan agar kita bertindak seperti hamba yang pertama dan kedua, yang melipatgandakan apa yang diberikan kepadanya. Tidak seperti hamba yang terakhir yang tidak melakukan apapun.
Setiap orang dikaruniai talenta, dan Tuhan memperlengkapi talenta itu dengan mimpi dan hasrat untuk mencapainya, sebagai bahan bakar kita. Satisfaction atau kepuasan adalah apa yang kita dapatkan dalam proses mengejar mimpi kita. Proses merupakan kata kunci, karena seperti halnya kesuksesan akan mengikuti. Proses lebih penting daripada hasil akhir, karena apabila kita enjoy prosesnya, didukung dengan doa, kesuksesan akan mengikuti. Dalam mengejar mimpi, diharapkan kita bisa make a difference atau membuat perbedaan dalam kehidupan ini.

4.Masalah adalah alat untuk membentuk kita karya Desi Widi
Tanpa kita sadari, masalah yang ada di dalam hidup kita merupakan alat yang ampuh untuk membentuk kita. Masalah membuat kita menjadi seorang yang dewasa. Tanpa masalah, kita tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Karena banyak orang dengan adanya masalah mulai mendekat kepada Tuhan. Masalah adalah alat untuk membentuk kita, dengan masalah biasanya mulai mengandalkan Tuhan. Seperti kesesakan, menimbulkan ketekunan. Begitulah masalah juga dapat membuat kita menjadi seorang yang tahan uji. Semakin besar masalah itu, membuat kita menjadi semakin kuat.

5.Harapan Menjadi Penulis karya Monica
Ada sejuta harapan yang tersirat di setiap insan. Entah harapan-harapan itu dapat dicapai dengan waktu singkat, ataupun tertatih-tatih menggapainya. Di sini, berkumpullan beberapa pribadi dengan satu harapan yang sama, menjadi penulis handal. Tatkala kami mengutarakan keinginan hati, saya merasa ada sebuah kesatuan masa depan. Berharap menjadi penulis handal, itulah yang tertuang dari setiap pertanyaan yang diutarakan.
Sekumpulan manusia ini sedang berjuang menggapai mimpi. Di mana apabila mimpi bertemu dengan peluang dan kesiapan, tercapailah sukses. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah canda tawa. Ada waktu, dana, emosi yang harus dipertaruhkan. Itulah yang kami lakukan di sini. Buktinya, sejak pukul 9 pagi hingga 3 sore nanti, kami menyediakan diri untuk duduk diam mempelajari materi menulis. Ya, semuanya semata-mata untuk meraih masa depan sesuai harapan.
Baik, bukan hal mudah untuk menjadi penulis. Terlebih saat kata hati kita tidak dapat bekerjasama dengan lazimnya kebutuhan dari masyarakat. Oleh karena itu, kami di sini berusaha mengasah kemampuan yang terpendam dibalik angan-angan. Sekiranya ada hasil dibalik harapan tiap pribadi yang haus akan didikan ini.

MENULIS RENUNGAN HARIAN

Bagi para penulis pemula, model penulisan yang sangat mudah ialah menulis renungan harian. Oleh karenanya, dianjurkan sebagai latihan dalam membuat artikel, pertama kali adalah membuat renungan harian. Sebab tulisan yang dibuat tingkat kesulitannya tidak terlalu sulit, hanya berdasarkan pada perenungan yang didapat dari hasil pembacaan Alkitab pribadi.
Ada banyak sekali penerbit renungan harian yang menerbitkan buku renungan dengan berbagai variasi isi (gambar, humor, kata-kata bijak, dsb), jadwal terbit (bulanan, dwi-bulanan,dsb), maupun bentuk penulisannya, seperti RAJAWALI, NILAI KEHIDUPAN, WANITA, WASIAT, MANA SORGAWI, RENUNGAN HARIAN, CULDESAC, dll. Oleh karenanya, seorang penulis renungan, apabila hendak mengirimkan naskah renungannya kepada sebuah penerbit renungan harian, perlu mengetahui ciri khas dari buku renungan yang dibuat tersebut.
Apabila kita mau mengikuti semua persyaratan dari para penerbit tersebut, bisa dibuat pusing. Tetapi jangan kuatir, sebab kita bisa membuat patokan yang menjadi standar dari sebuah renungan harian. Namun sebelum melangkah ke sana, ada baiknya kita memperhatikan hal berikut ini:

1. APA? (What?)
Menulis renungan merupakan bagian tersendiri, dan termasuk dalam rumpun penulisan popular, karena ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Sehingga setiap orang, dari berbagai lapisan usia (anak-anak hingga lansia) menyukai buku renungan untuk dijadikan sebagai bahan saat teduh pribadi mereka.
Dari arti katanya “renungan” mengandung arti “hasil dari merenung,” sedangkan arti “merenung” sendiri adalah “diam memikirkan sesuatu”. Jadi, dengan demikian, menulis renungan berarti menuliskan hasil dari apa yang sudah direnungkan ke dalam sebuah tulisan yang jelas dan mudah dimengerti oleh pembacanya.
Dalam menulis renungan, penulis berbagi iman dari pengalaman rohaninya bersama dengan Tuhan setelah membaca Alkitab, kepada pembaca. Penulis renungan tidak sedang menggurui atau memaksakan suatu kehendak agar dituruti oleh pembacanya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguatkan, mengoreksi, menasehati, menghibur, maupun memberikan pengetahuan baru dari pembacaan firman Tuhan yang sudah diperoleh penulis kepada pembaca. Fokus utamanya adalah membawa pembaca kepada Kristus (Kristosentris), sebagai Pribadi yang menyelamatkan dan memberikan pertolongan. Selain itu, pembaca juga diajak untuk memperaktekkan firman Tuhan yang tercatat dalam Alkitab. Sebab hanya Alkitablah yang dijadikan sebagai sumber utama dalam penulisan renungan, sumber lain hanyalah sebagai penunjang saja.

2. SIAPA? (Who?)
Pada bagian “who atau siapa” ini ada dua hal yang harus diperhatikan: Pertama, diri si penulis itu sendiri. Kedua, pembacanya. Sebagai penulisan di bidang rohani, sudah tentu penulisannya pun haruslah seorang Kristen yang memiliki rohani baik, dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Telah lahir baru. Menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, serta yakin terhadap keselamatan dirinya.
2. Memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan melalui jam-jam doa yang teratur, pembacaan Alkitab yang teratur, dan beribadah dengan teratur pula.
3. Punya pemahaman yang benar dan baik mengenai isi firman Allah. Hal ini penting untuk diperhatikan, supaya menghindari bahaya penyesatan akibat salah menafsirkan ayat firman Tuhan.
4. Memiliki hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang belum diselamatkan atau rindu untuk memberikan motivasi kepada mereka mengalami kemunduran rohani.
5. Mempunyai bakat, dan ketrampilan untuk menulis.
6. Memahami penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan baik dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik pula.
7. Bersikap terbuka terhadap saran dan kritikan membangun yang ditujukan kepadanya.

Jika kriteria di atas diperuntukkan bagi si penulis (writer), maka perlu juga memperhatikan pada diri si pembacanya (reader). Pembaca bisa digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Segi usia. Berapa sasaran usia pembaca kita: Tua, muda, remaja, anak-anak, atau keluarga.
2. Segi pendidikan. Bagaimana tingkat pendidikannya, apakah pendidikannya SD, SMP, SMA, atau Perguruan Tinggi. Apakah juga untuk sekuler atau kalangan mahasiswa teologi.
3. Segi denominasi gereja. Ditujukan bagi kalangan denominasi gereja mana, apakah Kharismatik, Pentakosta, Injili, Reform, Bala Keselamatan, Baptis, atau interdenominasi (untuk semua kalangan). Apabila ditujukan bagi kalangan interdenominasi, maka hal yang harus diperhatikan adalah tidak boleh menyinggung doktrin, seperti Baptisan, Keselamatan bisa hilang atau tidak, dsb.
4. Segi gaya bahasa. Meski gaya bahasa yang dipergunakan adalah gaya bahasa popular, namun kita perlu juga memperhatikan gaya bahasa mana yang cocok dipergunakan pada pembaca kita. Tentunya berkaitan dengan tingkat usia atau pendidikan. Misalnya, bagi kalangan pemuda atau pelajar, tentunya gaya bahasa yang dipakai bisa dengan mempergunakan bahasa yang gaul. Lain halnya bila ditujukan bagi orangtua atau lansia, tentunya gaya bahasa yang dipakai haruslah yang sederhana dan mudah dimengerti, tanpa memakai bahasa asing yang bisa membuat pusing mereka.

3. BAGAIMANA? (Why?)
Meski terlihat mudah, namun kita tidak dengan seenaknya membuat tulisan renungan. Kita tetap harus memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
1. Tulisan renungan biasanya terdiri dari tiga bagian yang masing-masing bagian berkisar antara 3 hingga 4 praragraf. Bagian-bagian tersebut yaitu: Pembukaan, Isi dan Penutup. Bagian pembukaan dibuat sebagai pengantara sebelum pembaca dihantarkan kepada pembahasan yang akan dibahas. Baisanya berupa ilustrasi, kesaksian, atau latar belakang dari perikop ayat yang diangkat. Panjangnya berkisar sepertiga bagian dari keseluruhan tulisan renungan. Pada bagian isi inilah semua pemaparan penulis dipaparkan berkaitan dengan ayat yang diangkat, judul, dan dengan bagian pembuka tadi. Isinya biasanya lebih panjang sedikit dibandingkan bagian pembukaan. Sedangkan bagian akhir tulisan, merupakan kalimat penutup yang berisi ajakan, himbauan, dukungan kepada pembaca untuk mentaati atau menjauhi hal yang dimaksud dalam pembahasan tulisan renungan tersebut. Dengan kata lain bagian akhir ini merupakan penutup dari renungan kita.

2. Faktor koherensi dan konsistensi. Kedua faktor ini harus diperhatikan dengan baik, sebab bila tidak akan membuat tulisan kita ngawur. Koherensi memiliki arti “utuh menyeluruh, tidak terpecah.” Sedangkan konsistensi berarti “kesinambungan.” Dengan demikian, tulisan renungan kita haruslah utuh menyeluruh dan berkesinambungan, tidak terputus ceritanya. Dari awal sampai akhir nyambung.

3. Faktor pendukung. Ada beberapa faktor pendukung yang terdapat dalam tulisan renungan, yakni: a) Judul. Buatlah judul semenarik mungkin, sehingga orang menjadi tertarik untuk membacanya. Panjang judul berkisar 2-4 kata, lebih dari itu kurang baik. b) Ayat pembacaan. Diambil satu ayat dari satu perikop yang akan dibahas. c) Ayat pendukung. Bisa diambil dari perikop yang sedang dibahas atau dari Kitab lain. Asalkan ayat yang diambil tepat dan sesuai dengan pembahasan tulisan renungan kita. d) Pelengkap lain, seperti: pokok doa, pembacaan Alkitab setahun, kata-kata mutiara, refleksi kehidupan, humor, dll.

4. Faktor tepat sasaran. Tulisan yang dibuat haruslah memiliki sasaran yang jelas. Misalnya: Agar pembaca bertobat dari dosa-dosanya, menerima anugerah keselamatan, atau menguatkan iman.

4. JENISNYA
Dalam tulisan renungan, berdasarkan sifatnya bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Informasi. Tulisan yang disampaikan penuh dengan informasi seputar perkembangan pekerjaan Tuhan di dunia maupun berupa pemaparan siingkat dari topik (perikop) yang sedang dibahas.
b. Teguran. Isinya menyangkut teguran terhadap pelanggaran (dosa) yang mungkin telah diperbuat oleh pembaca. Misalnya: Perpuluhan, perzinahan, dan sebagainya.
c. Penghiburan. Untuk menghibur hati pembaca yang sedang risau dan gundah gulana. Sehingga si pembaca merasa terhibur dan fresh kembali.
d. Motivasi. Membagikan semangat baru kepada pemabca, agar bangkit dari kegagalan dan tidak mengulangi tindakan salah yang pernah dilakukan.


Contoh sebuah tulisan renungan diambil dari e-Renungan Harian, tgl. 15 Juli 2009
Bacaan : Rut 1
Setahun : Yesaya 25-27
Nats : “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan
tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ
jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”
(Rut 1:16).

Judul: SETIA DALAM KEKOSONGAN

"Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang." Inilah
sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang
untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan, tetapi perlu dibuktikan.
Ada tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa setia? Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana jika kita terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit.
Rut adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru datang ke Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi, boleh dikatakan Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan berada-Alkitab tidak menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi ada pernyataan bahwa Naomi "pergi dengan tangan penuh" (1:21). Akan tetapi, setelah Elimelekh dan kedua anaknya meninggal dunia, Naomi jatuh miskin "tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku". Di sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut tidak meninggalkan Naomi dalam “kekosongannya.”
Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia karena dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu,jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita setia -RY

JANGAN BIARKAN KESETIAAN KITA DITENTUKAN OLEH HARTA TETAPI TENTUKANLAH KESETIAAN KITA OLEH KASIH

(sumber: bahan SOW angkatan ke-3, oleh Tony Tedjo. Bisa dihubungi di 081394401799 atau tony_kharis@yahoo.co.id)