Selasa, 30 Juni 2009

SEPULUH LANGKAH UNTUK MENCIPTAKAN KEBIASAAN MENULIS

Ada dikatakan demikian: "Jika Anda dapat menciptakan kebiasaan menulis, Anda akan memiliki fondasi yang kuat sebagai seorang penulis."

Jika Anda kesulitan mengusahakan waktu yang cukup untuk menulis, atau terus menunda-nundanya, atau nampaknya tidak pernah mulai menulis meskipun Anda sudah merencanakannya, Anda harus berusaha menciptakan kebiasaan menulis. Pikirkanlah hal ini sejenak -- jika Anda dapat menulis dengan konsisten selama satu jam (atau dua jam) dalam sehari:
- Anda akan banyak menulis dalam jangka waktu sebulan, atau setahun. Jumlah tulisan Anda akan sangat banyak.
- Anda akan memenuhi tenggat waktu menulis, karena Anda tidak menunda-nunda untuk menulis.
- Kualitas tulisan Anda akan meningkat, karena Anda banyak berlatih menulis.
- Anda akan merasa bahwa tulisan Anda bagus, dan karenanya Anda akan terus termotivasi untuk menulis.
- Anda akan mengatasi masalah perang dan kelaparan dengan kejeniusan tulisan Anda.

Poin yang terakhir mungkin agak berlebihan, namun secara pribadi, saya mengalami empat poin pertama. Menulis sudah menjadi kebiasaan dan hasrat saya, dan saya sudah melakukannya cukup lama. Meski tidak semua kata yang saya tulis itu brilian dan memesona, saya dapat dengan bangga mengatakan bahwa saya sudah banyak menulis untuk banyak publikasi. Pada tahun terakhir saja, sebagai "blogger", penulis blog lepas, dan komentator untuk banyak blog, saya barangkali sudah menulis lebih dari 1.000 postingan tulisan. Itu belum termasuk tulisan yang saya tulis di pekerjaan dan di luar dunia blog.
Kebiasaan saya cukup sederhana: saya memiliki dua atau tiga hal yang benar-benar ingin saya tulis setiap hari, dan saya menulisnya sedini mungkin setiap hari. Biasanya 2 hingga 4 jam setiap hari (kadang lebih). Menulis adalah prioritas saya, dan dalam banyak hal, menulis banyak memberi saya manfaat.
Para penulis adalah para penunda-nunda yang tidak populer. Tapi kita tidak perlu menjadi seperti itu jika kita menciptakan kebiasaan menulis. Berikut adalah langkah-langkah yang cocok untuk saya; langkah-langkah yang juga saya gunakan untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan lain:

1. Tulis kebiasaan menulis Anda.

Jika Anda tidak berkomitmen untuk menuliskan kebiasaan menulis, Anda tidak benar-benar berkomitmen untuk membentuk kebiasaan tersebut. Jika Anda ingin membentuk suatu kebiasaan menulis, Anda harus benar-benar berkomitmen untuk melakukannya. Bukan kalimat "akan saya usahakan", namun "saya benar-benar akan menulis". Dan Anda harus menuliskan komitmen tersebut lalu memasangnya di tempat-tempat yang dapat Anda lihat dengan mudah. Secara spesifik, tulis kebiasaan seperti apa yang akan Anda lakukan (dalam hal ini menulis). Kapan, di mana, dan untuk berapa lama Anda akan melakukannya? Tuliskanlah semua itu.

2. Menulislah setiap hari pada waktu yang sama, dengan pemicu.

Akan baik jika Anda memiliki waktu tertentu setiap hari untuk mulai menulis. Saya lebih suka di pagi hari, namun bisa juga saat makan siang, atau sesaat sebelum tidur. Pastikan bahwa waktu itu adalah waktu yang tidak akan dijejali oleh aktivitas lain -- jika Anda sering mendapat panggilan rapat setiap sore, misalnya, jangan menetapkan waktu itu sebagai waktu menulis Anda (kecuali Anda memiliki otoritas untuk tidak mengikuti rapat itu).
Yang sama pentingnya dengan memiliki waktu khusus untuk menulis adalah memiliki pemicu. Apakah pemicu itu? Ini adalah suatu peristiwa yang akan mendorong Anda untuk melakukan kebiasaan itu. Misalnya, ketika dulu saya merokok, saya memiliki beberapa pemicu: saya akan merokok saat bangun tidur, stres, setelah rapat, dan sebagainya. Ketika saya ingin mengubah kebiasaan tersebut, saya harus mengubah beberapa pemicu itu, sehingga saya memiliki kebiasaan yang baru untuk menggantikan kebiasaan merokok. Ketika bangun tidur, misalnya, saya akan berolahraga.
Untuk menciptakan kebiasaan baru, kita harus berusaha keras menghubungkan kebiasaan tersebut dengan pemicu. Contohnya, katakan saja Anda ingin menulis pada pagi hari -- Anda akan bangun dari tempat tidur, mandi, membuat kopi, dan kemudian mulai menulis. Jadi, membuat kopi adalah pemicu untuk Anda menulis, dan mandi adalah pemicu untuk Anda membuat kopi, dan bangun dari tempat tidur adalah pemicu untuk Anda mandi. Dan karena Anda pasti akan bangun dari tempat tidur setiap hari, jadi Anda tidak akan memiliki masalah menerapkan hal ini. Pilih sebuah pemicu yang Anda tahu akan Anda lakukan setiap hari, dan kemudian menulislah.

3. Berkomitmenlah kepada orang lain.

Seperti yang telah dituliskan di atas, adalah penting untuk memiliki komitmen yang kuat guna membentuk kebiasaan menulis. Untuk itu, akan membantu jika komitmen itu sifatnya tidak pribadi. Umumkanlah komitmen Anda kepada banyak orang. Beritahu keluarga, teman-teman, rekan kerja Anda, tulis dalam situs blog Anda, kirimkan ke sebuah forum diskusi online, dan sebagainya. Katakan dengan jelas apa yang akan Anda lakukan, dan berjanjilah untuk melaporkan kepada mereka hal-hal yang telah Anda lakukan (lihat butir nomor 6 di bawah). Hal ini akan memotivasi Anda untuk tetap melakukan kebiasaan menulis.

4. Fokuslah selama 1 bulan.

Salah satu kunci untuk membentuk sebuah kebiasaan baru adalah fokus. Jika Anda benar-benar fokus untuk membentuk kebiasaan menulis, Anda akan sukses (terutama jika Anda mengombinasikannya dengan beberapa tips lain dalam artikel ini). Jika Anda mencoba untuk menciptakan banyak kebiasaan baru dalam satu waktu sekaligus, fokus Anda akan tersebar. Jangan terjerat pada jebakan yang lazim ada namun menggoda ini. Kerahkan seluruh fokus dan energi Anda untuk membentuk kebiasaan baru dalam menulis.

5. Temukan motivasi Anda.

Apa alasan Anda melakukan kebiasan menulis? Apa yang memotivasi Anda untuk duduk dan menulis? Apa yang dapat membuat Anda tetap termotivasi ketika Anda sedang tidak ingin menulis? Mengetahui apa yang menjadi motivasi Anda itu penting -- dan sangat baik jika Anda menuliskannya.

6. Catat dan bertanggungjawablah.

Sangat penting mencatat kebiasaan baru Anda. Hal termudah yang dapat Anda lakukan adalah dengan memberikan tanda "X" di kalender Anda setiap kali Anda menulis. Atau Anda bisa juga menyiapkan sebuah lembar kerja untuk mencatat waktu dan tanggal, dengan catatan kecil ketika Anda menulis. Ini dapat menjadi alat untuk membantu Anda melacak apakah tujuan Anda sudah tercapai atau belum. Atau Anda bisa juga membuat catatan dalam blog pribadi; dengan menuliskan tulisan singkat dalam blog Anda setiap kali Anda selesai menulis. Forum diskusi online merupakan cara yang baik pula untuk mencatat apa yang sudah Anda lakukan. Cara apapun yang Anda pakai, lakukanlah itu dengan konsisten dan segera lakukan pencatatan setiap kali Anda selesai menulis. Bagikanlah catatan Anda tersebut kepada orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban Anda kepada orang lain.

7. Tentukan penghargaan diri.

Penghargaan adalah motivator yang luar biasa. Sering-seringlah memberi penghargaan kepada diri sendiri ketika Anda baru mulai berusaha membentuk kebiasaan menulis: berikan satu hadiah kecil untuk diri sendiri pada hari pertama Anda menulis, kemudian pada hari yang kedua dan ketiga. Setelah itu, berikan hadiah kepada diri Anda setelah menulis secara rutin selama 1 minggu. Lalu kurangi lagi, Anda akan memberikan hadiah pada diri Anda setelah menulis secara rutin selama 1 bulan. Buat daftar penghargaan sebelum Anda mulai menulis, jadi Anda dapat melihat hadiah apa saja yang dapat Anda terima jika Anda mulai menulis.

8. Disiplin.

Semakin konsisten Anda menulis, semakin kuat kebiasaan itu jadinya. Pastikan kebiasaan Anda terhubung kuat dengan pemicu Anda, sehingga setiap kali pemicunya terjadi, Anda akan melakukan kebiasaan Anda. Itulah yang membentuk suatu kebiasaan. Jika pemicunya terjadi, dan kadang Anda tidak melakukan kebiasaan Anda, maka Anda tidak benar-benar membentuk sebuah kebiasaan. Jadi, daripada Anda menyalahkan diri kelak, lebih baik Anda benar-benar disiplin. Karena sekali Anda tidak melakukan kebiasaan itu, kemungkinan Anda akan melakukannya lagi lain waktu. Jika Anda merasa sedang tidak ingin menulis hari ini, katakan pada diri Anda dengan tegas: "Disiplin!"
Apa yang akan terjadi jika karena beberapa alasan, Anda tidak melakukan kebiasaan Anda? Jangan lantas menyalahkan diri Anda sendiri. Analisa dan cari tahu mengapa hal itu sampai terjadi dan cari solusinya agar tidak terjadi lagi. Kemudian maju terus. Membentuk suatu kebiaaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun jika Anda disiplin, Anda akan berhasil.

9. Mencari inspirasi.

Motivator terbaik adalah inspirasi. Ketika saya membentuk kebiasaan baru, saya suka membaca pengalaman-pengalaman sukses orang lain. Saya akan membaca buku, majalah, situs, dan blog dengan topik tersebut. Lakukanlah hal yang sama saat menulis --carilah inspirasi, tetapi jangan membiarkan kegiatan membaca tersebut menghambat Anda untuk menulis.

10. Jadikan menulis sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Yang terpenting, jika kebiasaan itu tidak menyenangkan, Anda akan sering kehilangan motivasi. Mencoba disiplin memang penting, tapi pada akhirnya, motivasilah yang merupakan faktor pentingnya. Anda tidak dapat memaksa motivasi. Jadi, carilah cara untuk membuat kebiasaan menulis itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Bisa dengan memutar musik atau menenggak secangkir kopi atau teh saat Anda menulis. Menulislah dengan ditemani sesuatu yang Anda sukai. (t/Davida diambil dari e-Penulis edisi 56 tgl.17-6-2009)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Write to Done
Judul asli artikel: 10 Steps to Create the Habit of Writing
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://writetodone.com/2008/01/09/10-steps-to-create-the-habit-of-writing/

Rabu, 24 Juni 2009

Keluarga Kristen, Pikullah Salibmu!



Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dalam hidup orang-orang percaya. Sakralitas pernikahan menuntut keluarga-keluarga Kristen hidup dalam kesaksian yang memuliakan Allah, saat hidup di tengah-tengah masyarakat majemuk. Dan juga, Tuhan menghendaki setiap keluarga Kristen hidup dalam kasih karunia dan damai sejahtera. Mengapa? Karena Allah sudah menguduskan mereka di dalam Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Dalam iman Kristen, janji pernikahan bukanlah sekadar kata-kata kosong yang mudah diucapkan. Hakikat pernikahan selalu menuntut pengurbanan diri dan komitmen 100%, disertai kesetiaan dan ketulusan hati untuk menabur-pupuki ”ikatan kudus” itu dengan keutamaan (virtue) sepanjang hidup. Komitmen ini membutuhkan cinta kasih yang dewasa. Pada tingkatan ekstrem, keutuhan rumah tangga juga harus siap dipertahankan entah apa pun dan berapa pun harganya!
Oleh sebab itu, suatu pernikahan hakikatnya tidak pernah dimaksudkan sebagai ajang coba-coba. ”Eh, siapa tahu kita cocok. Jika nanti banyak kesulitan, toh masih terbuka pilihan bubar jalan.” Pernikahan Kristen yang sejati sudah pasti tidak seperti itu. Karena pernikahan Kristen adalah satu pengakuan iman, bahwa ”Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya” (Mzm 127:1).
Sebagian orang berkeras hati dan memaksakan diri untuk menikah meskipun tanpa kesatuan iman yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus. Maka sudah pasti, mereka melanggar hukum Allah dan desain Allah mengenai suatu pernikahan. Dan lagi, pernikahan bukanlah ajang peruntungan, suatu ”perjudian” dengan mengurbankan iman secara murahan! Di negara kita yang mayoritas penduduk berkepercayaan lain, sejumlah pesohor yang tadinya ”Kristen” rela mencederai diri sendiri secara demikian. Harus diingat bahwa kita hanya berasumsi bahwa mereka sebelumnya memiliki iman itu __ kenyataannya, kebanyakan mereka sesungguhnya dari semula masih di luar Yesus. Pernikahan mereka akhirnya kandas dan bubar secara menyedihkan bahkan memalukan!
Salib di dalam keluarga
Bagi kita yang setia pada iman yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus, tersedia kuasa salib-Nya, yang menopang dan memampukan kita untuk hidup memuliakan Allah. Sedikit pun tidak pernah kita memberi celah atau pilihan untuk mengingkari Tuhan Sang Penebus kita. Sebab Tuhan tidak pernah memperlakukan kita begitu murahan. Maka, sudah sepantasnyalah kita membalas kemurahan-Nya dengan ketaatan total kepada-Nya.
Sudah pasti Tuhan memampukan kita mengatasi berbagai kesulitan hidup pernikahan dan rumah tangga. Dalam hal ini, kita harus rela memikul salib masing-masing. Sejak saya mengundurkan diri dari pekerjaan yang telah memberi kami penghasilan tetap sepanjang 14 tahun (hingga September 2007), kami pernah mengalami hidup dengan keuangan dua kali lipat penghasilan saya dalam organisasi Kristen tersebut. Namun, kami juga mengalami saat-saat yang pengap ketika keuangan di tangan hanya 1/3 dari penghasilan terakhir dalam organisasi itu.
Menyusul krisis keuangan global melanda dunia, tidak sedikit keluarga Kristen ikut terimbas dampaknya. Gelombang PHK terjadi di berbagai negara, termasuk di negara kita. Bagaimana pun orang-orang percaya tidak hidup di dalam ruang hampa, bebas dari kesulitan. Namun, kita dipanggil untuk bersikap ikhlas hati dalam menerapkan keutamaan kita, disertai kesadaran akan salib, sehingga kita tidak berkeluh kesah atau menggerutu di tengah kesusahan sekarang.
Keluarga-keluarga Kristen, marilah kita memikirkan dan melakukan sesuatu yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain di dalam keluarga kita __ mungkin itu suami, istri, atau anak-anak. Apakah ”sesuatu” yang jika kita lakukan, itu akan membuat keluarga kita lebih merasakan kasih karunia Tuhan? Apakah yang mendatangkan damai sejahtera meskipun itu berarti melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai, misalnya suami ikut beres-beres rumah, mendampingi anak-anak, dan melakukan apa saja yang meringankan pergumulan keluarga. (S. Heru Winoto, S.Th adalah dosen teologi pada Bandung Literature and Biblical Studies (STT BLBS) dan Pengajar di SOW)

Minggu, 21 Juni 2009

HUKUM KARMA DAN HUKUM TABUR TUAI


Orang-orang percaya pada saat ini lebih mengenal hukum karma dibandingkan hukum tabur tuai. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena hampir di setiap acara TV, disajikan tampilan-tampilan yang menayangkan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hukum karma.

Apa itu karma?
Karma adalah apapun yang anda lakukan baik itu secara ragawi maupun melalui jalan pikiran, dari pagi hingga malam, sepanjang hari, bulan, tahun dan seumur hidup anda, semenjak anda lahir sampai mati.
Tahap-tahap karma sebagai berikut: Pertama, kriyama karma, yang berarti sebuah tindakan dilakukan pada saat ini secara instant kemudian menghasilkan pahala dan akibat pada saat ini juga; Kedua, sanchit karma (karma komulatif), yaitu karma atau tindakan yang pernah dilaksanakan pada saat atau waktu-waktu yang lalu, namun belum matang pahalanya jadi tertunda sampai saatnya kelak, sampai pada suatu saat tertentu yang tepat. Selama belum tiba saatnya, maka karma ini bersifat balans dan terkumpul terus; Ketiga, prarabdha karma, berarti hasil dari semua tindakan sanchit karma yang telah matang, akan menghasilkan pahala. Biasanya fenomena ini oleh manusia awam disebut kebetulan, nasib, keberuntungan, takdir, kodrat, dsb.
Ada dua macam karma, yaitu karma baik dan karma buruk. Karma baik adalah segala perbuatan atau pikiran yang mengarah kepada hal yang baik. Sedangkan karma buruk adalah segala perbuatan atau pikiran yang mengarah kepada hal yang buruk. Karma baik atau karma buruk ini dikumpulkan oleh seseorang selama dia hidup, untuk menentukan wujud kelahiran jiwa kembali di masa mendatang. Oleh karena itu, karma berkaitan erat dengan reinkarnasi. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Hidup manusia sekarang dipengaruhi oleh perbuatan di masa lalu, dan kehidupan yang akan datang dipengaruhi oleh kehidupan masa sekarang.
Reinkarnasi adalah proses kelahiran kembali di masa mendatang. Orang Hindu percaya bahwa mereka akan lahir kembali sebanyak 8.400.000 kali sebelum jiwanya dapat selamat dari perangkap samsara. Samsara berarti "mengembara" dan menunjuk pada pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, dari masa kehidupan yang satu ke masa kehidupan yang lain, dari lahir, hidup, sampai mati.
Kitab Bhagavad Gitta mengajarkan bahwa melakukan perbuatan amal dan hidup dengan tidak mementingkan diri sendiri, merupakan satu-satunya cara supaya dapat dilahirkan kembali dengan sedikit mungkin karma. Karma yang buruk memastikan bahwa jiwa manusia akan kembali pada kehidupan yang akan datang dengan tingkat yang lebih rendah.
Seseorang akan terlepas dari hukum karma apabila dia sudah terlepas dari roda kehidupan, yang disebut moksa.

Apa itu hukum tabur tuai?
Dalam Alkitab kita mengenal sebuah hukum yang hampir sama dengan hukum karma, namun sebenarnya berbeda jauh. Hukum ini dinamakan hukum tabur tuai. "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6:7). Setiap perbuatan yang ditaburkan seseorang semasa dia hidup, pada beberapa waktu kemudian dia akan menuainya, inilah yang dinamakan hukum tabur tuai. Seperti halnya seorang petani padi. Benih-benih padi yang sudah dia taburkan dalam beberapa waktu kemudian akan menguning dan siap untuk dituai. Tidak mungkin benih padi yang ditaburkan, yang dituai gandum. Contoh lain yang nyata dari hukum tabur tuai adalah coba Anda tersenyum dan mengatakan selamat pagi kepada seseorang yang ditemui di jalan. Pasti secara langsung orang tersebut akan membalas dengan senyuman dan berkata "selamat pagi juga." Ini merupakan akibat langsung dari perbuatan yang sudah dilakukan. Untuk membuktikan hal lain, coba Anda cemberut kepada seseorang, maka dia akan balas memberikan muka cemberut kepada kita.
Alkitab banyak menuliskan mengenai hukum tabur tuai. "Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam" (Kejadian 8:22). "Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliuang" (Hosea 87a). "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (II Korintus 9:6).
Contohnya dalam kisah Haman dalam Ester 5:14 di mana dia menyuruh orang untuk mendirikan tiang gantungan. Tujuannya adalah untuk menggantung Mordekhai yang tidak menghormati dia. Tetapi apa yang terjadi, justru jauh dari apa yang diperkirakan Haman sebelumnya. Tiang gantungan itu didirikan bukan untuk Mordekhai, malah bagi dirinya sendiri. Akhirnya, Haman mati digantung oleh tiang gantungan yang dibuatnya sendiri.
Seringkali orang beranggapan keliru. Dia melakukan perbuatan baik di masa hidupnya tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh balasan berbuat baik dari orang lain. Seorang Kristen melakukan perbuatan baik itu merupakan ungkapan terima kasihnya karena dia sudah mendapatkan anugerah keselamatan yang sudah diberikan Tuhan Yesus. Di mana segala dosa dan pelanggaran hidupnya dihapuskan oleh kematian Tuhan Yesus di kayu salib.
Hukum tabur tuai ini akan berakhir pada saat seseorang tersebut meninggal dunia. Segala perbuatannya, entah baik atau jahat, berhenti di sini. Sebab orang Kristen tidak mengenal adanya reinkarnasi. Yang ada adalah kebangkitan kekal.


Apa persamaan dan perbedaannya?
Persamaan Hukum Karma dan Hukum Tabur Tuai
- Ada karena dosa
- Sama-sama hukum sebab akibat
- Menabur apa yang dituai seseorang

Perbedaan Hukum Karma dan Hukum Tabur Tuai
HK: Dasarnya dari ajaran agama Hindu
HT: Dasarnya dari Alkitab

HK: Melakukan selama hidup seseorang, tapi menuainya di kehidupan mendatang
HT: Melakukan sema dia hidup dan menuai pada masa hidupnya pula

HK: Karma menentukan wujud di kehidupan mendatang
HT: Perbuatan tidak menentukan di kehidupan mendatang

HK: Keselamatan ditentukan oleh karma seseorang
HT: Keselamatan ditentukan oleh anugerah Tuhan

Sikap sebagai orang Kristen bagaimana?
Setelah mengetahui perbedaan di antara kedua hukum di atas, kita sebagai orang Kristen harus bertindak kritis. Tidak mudah terpengaruh atau ikut-ikutan dengan orang lain. Kita harus menolak pengajaran tentang hukum karma, sebab itu di luar iman Kristen. Yang harus diyakini adalah bahwa ada hukum tabur tuai. Di mana kita seharusnya melakukan hal-hal yang baik semasa hidup agar meninggalkan kesan baik sewaktu meninggal dunia. Seperti kata pepatah "Gajah mati meninggalkan gading. Harimau mati meninggalkan belang. Manusia mati meninggalkan kesan." Pertanyaannya, apakah kita sudah berbuat hal yang terbaik untuk meninggalkan kenangan yang baik terhadap apa yang sudah kita perbuat semasa hidup.
Prinsipnya adalah menaburlah terus apa yang baik, jangan pikirkan kapan kita akan menuainya. Mungkin di masa kita hidup, kita tidak bisa menikmati hasilnya. Bisa jadi anak cucu kita yang akan menikmati taburan kita kelak. Ibarat seseorang yang menanam biji durian, dia tidak langsung menerima hasil buah durian itu. Harus menunggu 10 sampai 13 tahun lagi. Dan bila kita tidak sampai menikmati hasilnya, ada anak-anak kita yang pasti akan menikmatinya. Selamat berbuat hal yang baik. Tuhan Yesus memberkati.

Daftar Pustaka
Tedjo, Tony, Mengenal Agama Hindu, Buddha, Khong Hu Cu (Bandung: Agape, 2008)
www.shantignya.tripod.com


Biodata singkat
Nama : Pdp. Tony Tedjo, M.Th
Isteri : Anggraeni
Anak : Gabriella Angel (4,5 tahun) dan Michael Christian (16 bulan)
Alamat : Jl. Karang Tinggal Dalam no 12 RT 1/RW 11 Bandung
Telpon : 081394401799; 08888255416; 08818223608
Email : tony_kharis@yahoo.com; anggi_1234@plasa.com; penerbitagape@gmail.com
Website:
- www.agapemedia.blogspot.com;
- www.komunitaspenulisrohani.blogspot.com;
- www.schoolofwriting.blogspot.com
Pekerjaan:
- Pelayan di GBI BKR dan Hypersquare Bandung
- Puket III dan dosen di STT KHARISMA Bandung
- Dosen di STT Bandung Literature and Bible Studies
- Redaksi Tabloid Keluarga Surabaya
- Ketua School Of Writing (SOW)
- Ketua Komunitas Penulis Rohani (KPR)
- Direktur Penerbit Agape
- Penulis diberbagai media
- Instruktur penerbitan dan penulisan


"Agar dapat bertahan di tengah krisis, milikilah KETEKUNAN, OPTIMIS, dan PERCAYA DIRI yang didasarkan pada TAKUT AKAN TUHAN" (Tony Tedjo)

Kamis, 18 Juni 2009

TEROBOSAN KEUANGAN


Prinsip Kerajaan Allah sangat berbeda jauh dengan Prinsip Dunia. Dunia mengajarkan bahwa bagaimana dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya, bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Berbeda dengan Prinsip Kerajaan Allah, yang mengajarkan kepada kita untuk menaburkan sebanyak mungkin, maka kelak akan memperoleh hasil jauh lebih besar dari apa yang sudah ditaburkan. Kedua prinsip tersebut sangat mirip, yakni tujuan akhirnya sama-sama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Perbedaannya pada motivasi awal dan kuantitas dari apa yang dipakai.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35b). Ada beberapa alasan: Pertama, orang yang memberi berarti dia menjadi orang yang lebih “kaya” dibandingkan dengan orang yang diberi. Kedua, berkat Tuhan yang diberikan kepada kita tentunya jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang akan kita berikan. Ketiga, orang yang memberi menjadi saluran berkatnya Allah. Dia berbahagia karena lebih dahulu menikmati berkat Tuhan sebelum akhirnya diberikan lagi kepada orang lain. Keempat, setiap orang yang suka memberi pasti akan diberi lagi oleh Tuhan. Sebab Tuhan Yesus tidak pernah berhutang. Dia akan membalaskan setiap pemberian kita bagi pekerjaan Tuhan dengan berkali lipat, bahkan bisa lebih dari seratus kali lipat.
Kitab I Raja-raja 17:7-16 mencatat kisah janda di Sarfat yang mengalami terobosan keuangan. Sewaktu terjadi kelaparan di berbagai tempat, janda di Sarfat ini pun mengalami kelaparan. Dia hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sesudah persediaan makanan yang serba sedikit ini mereka makan, maka janda dan anaknya itu akan mati. Namun suatu mukjizat Allah terjadi. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang, meski sudah diambil dan dipakai berkali-kali. Sehingga keduanya bisa bertahan hidup sampai beberapa waktu lamanya. Sungguh luar biasa!
Apa rahasianya? MEMBERI. Untuk mengalami terobosan dalam bidang keuangan, maka kita harus suka memberi. Janda di Sarfat tadi bisa mengalami mukjizat, karena dia terlebih dahulu memberikan apa yang dia punya kepada Elia, yang pada saat itu meminta air dan makanan darinya. Janda tersebut tahu benar bahwa bila dia memberikan persediaan makanan yang serba sedikit tersebut kepada Elia, pastilah mereka berdua akan mati karena kelaparan. Tapi mereka mau untuk memberi, meski taruhannya adalah nyawa mereka sendiri. Apa yang terjadi sesudah makanan tersebut diberikan kepada Elia? Bukannya janda dan anaknya itu mati seperti yang dibayangkan, malah mereka bisa mendapatkan makanan selama beberapa hari. Hidup mereka tertolong.
Bagaimana dengan kita? Masalah keuangan apa yang menjadi pergumulan saudara saat ini? Kunci untuk mengalami terobosan dalam keuangan adalah MEMBERI. Berikanlah terlebih dahulu bagi pekerjaan Tuhan, maka Tuhan pun akan memperhatikan pekerjaan kita. Sehingga apa yang kita perbuat selalu berhasil. Tuhan akan mengangkat kita naik dan bukannya turun. Tidak ada salahnya untuk mengikuti jejak janda di Sarfat tersebut. GBU (Pdp. Tony Tedjo, M.Th --- www.agapemedia.blogspot.com)

Selasa, 16 Juni 2009

TALK SHOW

Syalom, teman-teman yang dikasihi Tuhan, khususnya alumni peserta SOW angkatan ke-1 dan ke-2. Ada kabar baik bahwa pada tanggal 30 Juni 2009, SOW akan mengadakan talk show di Radio Maestro 92,5 FM Bandung. Acara akan berlangsung antara pukul 17.00-18.00 WIb (sekitar 25 menit). Simak informasi sekitar Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) ini yang akan menghadirkan Pdp. Tony Tedjo, M.Th dan Ev. Johny Tedjo, S.Th. Apabila ada pertanyaan, Anda bisa menghubungi langsung di nomor telpon yang sudah disediakan, untuk berbicara secara online. Dan dapatkan 10 buah buku BINGKAI KEHIDUPAN secara gratis. Informasi hubungi Tony di 081394401799 atau 08888255416. Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 11 Juni 2009

Seminar Praktis Menulis Buku Rohani




Badan Pengurus Mahasiswa STT KHARISMA bekerjasama dengan Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) mengadakan seminar bertema "Melayani Tuhan Melalui Menulis Buku". Acara ini diadakan tanggal 6 Juni 2009 bertempat di Kampus STT KHARISMA, Jl. BKR 98A Bandung. Dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari berbagai kalangan, di antaranya mahasiswa Institut Alkitab Tiranus (IAT) Bandung dan mahasiswa STT KHARISMA. Pembicara dalam kesempatan ini adalah Pdp. Tony Tedjo, M.Th yang adalah Puket III di STT KHARISMA dan juga Ketua SOW.


Materi dalam seminar ini merupakan pembuka berkaitan dengan menulis buku. Sedangkan kelanjutannya bisa mengikutinya dalam SOW. Untuk SOW angkatan ke-3 akan diadakan tgl. 20 Juli dan 17 Agustus 2009 bertempat di Hotel Perdana Wisata Bandung. Info hubungi Tony di 081394401799.


Setiap peserta pulang dengan hati senang, bagaimana tidak, dengan membayar hanya Rp10.000 bisa mendapatkan keuntungan ganda, seperti: makalah, snack, dan 2 buku ("Menerbitkan Buku Renungan" dan "Bingkai Kehidupan").
Komentar peserta: "Saya merasa senang mengikuti Seminar Menulis Buku Rohani yang diadakan oleh Bp. Pdp. Tony Tedjo, M.Th. Saya termotivasi dalam mengerjakan tugas skripsi di STT KHARISMA. Saya kurang menyukai dalam hal menulis buku, tetapi setelah mengikuti seminar ini, paradigma saya dibukakan bahwa kalau menulis buku itu tidak susah. Harapan saya semoga di acara seminar berikutnya dapat memotivasi orang untuk bisa menulis buku rohani" Dewi Helena, S.Th(c)
Seminarseminar mengenai penulisan dan penerbitan buku bisa diadakan di kota Anda. Silakan hubungi Tony di 081394401799 atau penerbitagape@gmail.com.

Selasa, 02 Juni 2009

Info KPR


Bergabunglah bersama kami dalam Komunitas Penulis Rohani. Suatu komunitas bagi para penulis rohani yang terbeban untuk melayani setiap orang melalui tulisan. Supaya banyak orang dimenangkan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus. Informasi hubungi Tony di 081394401799.