Minggu, 19 Desember 2010

PENGORBANAN

Suatu kali terjadi perampokkan bank di sebuah kota. Pelaku kabur dengan membawa uang curian senilai Rp150 juta. Polisi sudah menyelidiki kasus ini, dan hasil pemeriksaan menyatakan bahwa pelakunya adalah anak dari kepala polisi di kota tersebut. Setelah kepala polisi ini mengetahui siapa pelaku perampokan bank tersebut, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk segera menangkap perampok tersebut. Akhirnya si perampok ini tertangkap sedang bersenang-senang menghabiskan uang hasil rampokannya di sebuah bar. Perampok ini kemudian dibawa ke kantor polisi dan langsung dimasukkan ke dalam sel sambil menunggu keputusan hakim di pengadilan.
Keesokan harinya, pengadilan memutuskan untuk menghukum perampok ini 10 tahun penjara. Papah pemuda ini, yang juga seorang kepala polisi, tidak bisa berbuat banyak. Dia harus memenuhi hukum yang berlaku. Di satu sisi keadilan harus ditegakkan, namun di sisi lain dia mengasihi anaknya. Akhirnya, malam hari, papahnya masuk ke sel di mana anaknya ini di penjara dan menasehati agar anaknya segera keluar, dan posisinya digantikan dengan dirinya. Sehingga yang ada di sel penjara adalah kepala polisi, bukan si perampok yang adalah anak kepala polisi ini.
Cerita di atas mengandung nilai pengorbanan. Di mana seorang Papah, yang adalah kepala polisi, mau menggantikan posisi anaknya di penjara. Inilah arti sebuah pengorbanan. Bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah sampai memberikan nyawanya demi orang lain. Sepanjang sejarah belum pernah ada orang yang demi menyelamatkan seisi dunia ini, dia merelakan dirinya, kecuali hanya Yesus. Dia yang adalah Allah mau menyerahkan diri-Nya untuk mati tersalib dengan tujuan agar semua manusia yang telah berdosa, diselamatkan. Termasuk bagi orang-orang yang sudah meninju-Nya, mencambuk-Nya, meludahi-Nya, dan menghujat-Nya.
Pengorbanan itu sendiri sebenarnya ada beberapa tingkatan, yaitu: Satu, korban waktu. Biasanya ini dalam dunia pekerjaan atau pelayanan. Seringkali harus mengorbankan waktu-waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas kantor atau tugas pelayanan di gereja. Dua, korban perasaan. Pada waktu kita sedang memberitakan Injil kepada teman atau tetangga kita, mereka malah mengejek dan mengolok-olok. Di sini yang dikorbankan adalah perasaannya. Tiga, korban pikiran dan tenaga. Pada tingkatan ini sedikit lebih tinggi dari tingkat sebelumnya. Biasanya ada target yang hendak dicapai, sampai-sampai seseorang mau merelakan tenaga dan pikirannya untuk hal tersebut. Empat, korban nyawa bagi orang yang dikasihinya. Dalam tingkat keempat ini bisa saja ada orang yang sampai mau menyerahkan nyawanya demi orang yang dicintaainya. Misalnya seorang ayah terhadap anaknya. Ayahnya rela mati asalkan anaknya hidup. Lima, korban nyawa bagi musuhnya. Tingkat kelima ini boleh dikata tidak ada seorang pun yang pernah melakukannya. Tidak pernah ada manusia yang mau menyerahkan nyawanya. Hanya Yesus Kristus saja yang sudah melakukannya di kayu salib untuk menggantikan posisi manusia yang berdosa, yang seharusnya dihukum, menjadi orang bebas.
Meski kita tidak bisa seperti yang Yesus Krisus sudah lakukan, setidaknya kita mau berkorban, entah waktu, tenaga dan pikiran, perasaan, maupun nyawa bagi orang yang dikasihi. Pengorbanan ini selalu menuntut adanya sesuatu yang bagi kita dianggap berharga untuk diberikan kepada orang lain, sehingga orang tersebut mendapat pertolongan atau bantuan.
Salah satu contoh bentuk pengorbanan antara lain seperti yang saya lihat dari kegiatan yang dilakukan sebuah gereja besar di Palembang. Setiap hari Minggu, khususnya dalam ibadah raya jam 2 sengaja dinamakan ibadah misi, disiapkan berbagai angkot dari berbagai jurusan dan wilayah untuk mengangkut orang-orang yang kurang mampu menuju ke gereja. Biasanya hadir sekitar 600-700 orang. Di gereja diberitakan firman Tuhan mengenai berita keselamatan di dalam Yesus Kristus. Pada waktu pulang, semua jemaat yang hadir bisa menukarkan kupon yang sebelumnya sudah dibeli pada hari Kamis dengan harga Rp5000, untuk ditukarkan dengan sembako (3 kg beras dan 4 bungkus indomie). Pembagian sembako ini dilakukan juga di beberapa cabang gereja tersebut. Sehingga orang-orang yang kurang mampu cukup terbantu dengan bantuan tersebut. Gereja ini setiap minggu harus mengeluarkan dana puluhan juta untuk kegiatan ini. Pengorbanan yang dilakukan tidak hanya waktu, tenaga, dan uang, tetapi juga perhatian. Sikap ini terbukti memberkati banyak orang.
Ada banyak pengorbanan yang dapat kita perbuat untuk membantu orang lain. Sudahkah kita berkorban bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan kita? Inilah saatnya kita mempraktekkan kasih Yesus di tengah dunia ini. Supaya kita bisa menjadi “garam dan terang”. Tuhan Yesus memberkati. (Tony Tedjo, Pendiri dan Ketua SOW, dosen, penulis buku, dan hamba Tuhan)

MENGEMBANG TAK TERBATAS


MENGEMBANG TAK TERBATAS
Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th.(C)
Teks: Matius 25:14-30

Dalam perumpamaan Tuhan Yesus mengenai talenta, diceritakan bahwa ada seorang tuan yang hendak bepergian dan meminjamkan sebagian hartanya kepada ketiga hambanya agar mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Masing-masing hamba diberikan lima talenta, dua talenta, dan satu talenta. Untuk satu talenta dalam Perjanjian Baru bernilai 6000 dinar, atau nilainya ini setara dengan upah pekerja selama 6000 hari (sekitar 16 tahun 6 bulan bekerja). Bila dibandingkan dengan nilai upah pekerja per hari pada masa kini, yaitu Rp70.000, maka satu talenta senilai Rp420.000.000 (empat ratus dua puluh juta rupiah). Jumlah yang sangat besar. Yang menerima 5 talenta berarti dia memperoleh pinjaman uang sebesar Rp2.100.000.000 (dua milyar seratus juta rupiah). Sedangkan yang menerima 2 talenta memperoleh pinjaman sebesar Rp840.000.000 (delapan ratus empat puluh juta rupiah). Dan yang menerima 1 talenta dia menerima pinjaman sebesar Rp420.000.000. Perbedaan besarnya pinjaman tersebut disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing hamba. Semakin besar diberi pinjaman berarti semakin besar dia dituntut untuk mempertanggungjawabkannya kepada tuannya.
Setelah uang pinjaman itu berada di tangan mereka, maka ketiganya langsung memakai uang tersebut. Hamba yang diberi uang sebesar Rp2,1 milyar memilih untuk berdagang (misalnya jual beli mobil). Dan setelah sekian lama, maka didapati bahwa keuntungan yang diperoleh hasil berdagang jual beli mobil sebesar Rp2,1 milyar. Jadi kini dia memiliki uang sebesar Rp4,2 milyar.
Hamba kedua yang diberi modal sebesar Rp840 juta memakai uang tersebut untuk berjualan handpone. Dan ternyata, setelah sekian lama, diperoleh keuntungan sebesar Rp840 juta. Sehingga kini uangnya menjadi Rp1,68 milyar.
Sedangkan hamba yang ketiga tidak mau mengusahakan untuk berkembang menjadi berkali lipat. Dia hanya menyimpan saja uang pinjaman sebesar Rp420 juta tersebut di rumahnya. Dia beranggapan bahwa karena tuannya itu jahat dan hanya mau mengambil keuntungan darinya saja untuk kepentingan pribadinya. Jadi setelah beberapa waktu lamanya, uang itu tetap berjumlah Rp420 juta.
Setelah beberapa waktu lamanya, tuan ketiga hamba tersebut datang dan memanggil ketiga hambanya tersebut untuk memberi pertanggungjawabkan uang yang dipinjamkannya. Kepada hamba yang pertama dan kedua, karena mereka sudah mengupayakan uang pinjaman tersebut menjadi dua kali lipat, maka mereka mendapatkan kebahagiaan dari tuannya (diberi hadiah). Sedangkan kepada hamba ketiga yang tidak mengembangkan uang pinjaman tuannya, tidak mendapatkan hadiah, malah uang tersebut diambil dan diberikan kepada hamba yang dipercaya lima talenta. Selain itu, hamba yang dikatakan jahat oleh tuannya tersebut mendapatkan hukuman (di penjara).

Aplikasi
Setiap orang diberikan oleh Tuhan talenta (bakat atau kemampuan tertentu) yang jumlahnya berbeda-beeda, sesuai dengan kemampuan tiap-tiap orang dalam mengelolanya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak diberikan kemampuan lebih oleh Tuhan. Setidaknya setiap orang tersebut memiliki satu kemampuan yang unik. Bila ada yang belum menyadari kemampuannya (talenta), dia harus menggalinya sampai bakat atau kemampuannya itu muncul ke permukaan.
Sebagai mahasiswa yang diberikan kemampuan luar biasa oleh Tuhan, diharuskan untuk mengembangkannya menjadi berlipat ganda. Misalnya, seorang yang bisa bermain musik gitar, dia bisa mengembangkan dengan belajar musik drum, bass, dan keyboard. Sehingga dia bisa memainkan semua alat musik tersebut. Seorang yang diberi talenta bernanyi bisa mengembangkannya sehingga dia tidak hanya menjadi penyanyi, tapi sekaligus menjadi pencipta lagu, bahkan menjadi produser lagu.
Hal yang harus diperhatikan bukanlah seberapa banyak talenta yang dimiliki seseorang, tetapi lebih kepada apakah orang itu mampu untuk melipatgandakan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepadanya. Sebab pada waktu kita setia, meski hanya memiliki satu talenta, tetapi mau mengembangkannya. Maka Tuhan akan menambahkan dari satu talenta menjadi dua, tiga, empat atau lima talenta. Hal yang dituntut adalah kesetiaan. ”Barangsiapa setia dalam perkara yang kecil, dia akan dipercayakan hal-hal yang lebih besar.”
Jangan sampai suatu kali nanti ketika kita menghadap Tuhan, dikatakan sebagai hamba yang malas dan jahat. Marilah kita mengembangkan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada kita secara maksimal. Selagi ada waktu dan ada kesempatan, mengapa tidak kita pergunakan dengan sebaik mungkin bagi kemuliaan Tuhan Yesus. Dan Tuhan akan memberikan hadiah kepada orang yang setia dan taat menuruti kehendak-Nya.

MEMBUKA GEMBOK POTENSI DIRI

“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya:sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” ( Kej. 37 : 5 )

Tanpa disadari banyak orang, kita sering memasang gembok-gembok psikologis dalam dirinya sendiri. Tidak mungkin, tidak bisa, tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, belum cukup umur, terlalu tua, belum pernah mencoba, adalah sebagian kecil dari ribuan gembok psikologis yang membelenggu prestasi.
Sebagaimana gembok yang asli, gembok-gembok tersebut sifatnya juga sangat membatasi. Bayangkan, bagaimana prestasi bisa diraih, bila belum apa-apa mengatakan tidak bisa dan tidak mungkin. Atau menyetempel diri tidak berhasil.
Ibarat orang yang mau lompat tinggi. Belum mencoba mengukur kemampuan lompatan, sudah menyimpulkan tidak bisa. Oleh karena alasan terakhir, syarat pertama dan paling utama dalam memaksimalkan prestasi pribadi adalah membuka semua bentuk gembok yang menghalangi kemajuan.
Berbeda dengan gembok asli, yang bisa diminta tolong pada orang lain untuk membukanya, gembok psikologis diatas harus dibuka sendiri. Do it yourself. Ada dua syarat penting dalam hal ini, yaitu : keberanian bermimpi dan ketekunan mencoba.
Kembali ke pengandaian lompat tinggi. Sekarang misalnya Anda bisa melompat hanya satu meter. Tahap pertama dalam membuka gembok psikologis adalah keberanian bermimpi kalau anda suatu saat bisa melompat tiga meter. Gila memang, bahkan tidak sedikit orang yang akan menyebut Anda sombong. Namun, penting sekali untuk membiasakan diri membayangkan kalau Anda bisa melakukannya. Ini disebut Visualisasi diri.
Kadang memang kedengaran muluk-muluk. Tetapi pengalaman sejumlah tokoh-tokoh terkenal menunjukkan, semakin sering anda membayangkannya, semakin kuat dorongan energi yang timbul untuk bisa melakukannya. Sebut saja Yusuf, tokoh Alkitab yang biasa-biasa ini, akhir hidupnya menjadi pemimpin sekaligus penyelamat keluarga dan bangsa Mesir. Paul Yonggi Cho, pemimpin gereja terbesar di Korea dan akhirnya ia berhasil membangun gereja terbesar di dunia. Dan itu semua dimulai dengan mimpi (dreams).
Syarat ini merupakan “harga mati” bagi orang yang ingin berhasil hidupnya. Tidak sedikit orang yang gelar akademisnya mentereng, pengalamannya segunung, tetapi tanpa keberanian semuanya hanya menjadi potensi tanpa realisasi.
Ingat kisah pelukis Prancis yang terkenal, Pierre Renoir. Dimasa tuanya, Renoir menderita penyakit artritis yang parah dan membuat tangannya kejang dan gemetar. Meskipun sangat menderita dan kesakitan, namun ia tetap berusaha melukis dan memegang kuas dengan ujung jari-jarinya. Sahabatnya, Henry Matisse memandang sedih tanpa dapat berbuat apa-apa. Matisse lalu bertanya mengapa Renoir tetap bersikeras untuk terus melukis padahal itu membuatnya merasa kesakitan dan sangat menderita. Renoir hanya menjawab singkat :” Rasa sakit akan berlalu, namun keindahan tetap abadi.” Bagi Renoir itulah makna hidup yang memiliki mimpi. Baginya melukis adalah suatu panggilan hidup. Ada kerelaan untuk meninggalkan zona nyaman pribadi, agar bisa mempersembahkan sesuatu yang lebih berarti dalam hidup. Apa cukup punya mimpi, langkah selanjutnya adalah ketekunan untuk mencoba.
Selisih antara kemampuan riil dan mimpi tadi, dijembatani dengan ketekunan mencoba, mencoba dan mencoba. Anda tahu berapa kali Thomas Alva Edison menemukan lampu pijarnya, 8.999 kali dan dialah anak yang “terlalu bodoh”, drop out sekolah dasar, ia pernah ditampar kondektur, sehingga pendengaran (telinga) rusak dan dilarang bekerja di kereta api. Tetapi Thomas Alva Edison berhasil menemukan telegraf, phonograph, pembangkit listrik tenga uap, lampu pijar, kamera, film, proyektor (lebih dari 1000 penemuan). Dan masih banyak tokoh terkenal lainnya. Yang terpenting milikilah ketekunan. Thomas Alva Edison pernah berkata bahwa orang berhasil bila memiliki 1% inspirasi (ide/mimpi yang hebat) dan 99% prespirasi (keringat alias kerja keras/ketekunan mencoba). Coba simak tokoh berikut . Ini orang yang punya record kegagalan terpanjang dalam sejarah. Pada tahun 1831 dia bangkrut total, dan pada tahun 1832 kalah dalam pemilihan umum. Kegagalan kembali menerpa, sebab pada tahun 1833, usaha bisnisnya bangkrut, dan dua tahun kemudian istrinya meninggal dunia, dia menderita stress berat dan tekanan mental yang sedemikian rupa sehingga hampir masuk rumah sakit jiwa. Pada tahun 1837, ia kembali kalah dalam lomba pidato, lalu tahun 1840 ia gagal dalam pemilihan anggota senat di Amerika dan dua tahun kemudian ia kembali menderita kekalahan dalam pemilihan yang sama. Kegagalan masih berlanjut, pada tahun 1848 lagi-lagi ia kalah di Kongres. Dan tahun 1855 kalah lagi disenat Amerika. Setahun kemudian, dia kembali gagal dalam pemilihan wakil Presiden Amerika. Pada tahun 1860 dia akhirnya dipilih sebagai Presiden di negeri adi kuasa itu. Dialah Abraham Lincoln, sampai sekarang, dia menjadi salah satu pemimpin besar yang pernah lahir.
Dengan bermodalkan keberanian bermimpi dan ketekunan mencoba, banyak hal yang tadinya tidak terbayangkan sekalipun bisa tercapai. Bahkan Presiden Amerika Serikat yang terpilih Barack Obama, juga memperoleh pengggenapan mimpinya yang telah ia tetapkan sejak kecil. Pada usia 8 tahun, ia mengatakan bahwa kelak ia akan menjadi Presiden. Sekalipun berasal dari keturunan kulit hitam yang tidak mungkin duduk di kursi kepresidenan, ia tetap memiliki mimpi tiu. Pada tahun 2008, ia menjadi Presiden Amerika Serikat berkulit hitam.Beranilah bermimpi dan wujudkan.
[Written by: Markus Margono; Mahasiswa Ekstensi Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW), Manajer HRD PT. Asia Paperindo Perkasa Batam]

Melayani Orang Kerasukan Setan


Di zaman modern ini, orang beranggapan bahwa iblis dan setan itu tidak ada. Kebanyakan orang menganggap bahwa mereka itu hanya ada pada dongeng atau di film-film saja. Namun apabila kita mencermati lebih jauh, sebenarnya mereka itu ada, bahkan mereka bisa bekerja dengan leluasa apabila semakin banyak orang yang tidak mengetahui keberadaannya di dalam dunia ini secara nyata. Setan pada modern ini tidak muncul dengan wajah yang menyeramkan, melainkan dengan wajah baru. Memang, pada dasarnya wajah setan dan iblis itu seram, akan tetapi sebagai salah satu cara mereka untuk merekrut sebanyak mungkin manusia untuk menjadi pengikutnya, maka mereka tampil dengan wajah baru. Sehingga banyak orang yang terkecoh, dan tanpa disadari sebenarnya mereka sedang memuja kepada iblis.
Banyak orang percaya berpikir bahwa tidak perlu belajar tentang keberadaan iblis, lebih baik mengenal Allah saja. Itu memang baik, akan tetapi setelah orang itu menjadi percaya, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka akan diperhadapkan dengan peperangan rohani. Orang yang sudah berkomitmen untuk mengikuti Allah, berarti secara tidak lansung menjadi musuhnya iblis. Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa orang tersebut kembali menjadi budaknya. Bila terpaksa dengan ancaman dan teror.
Alkitab mengisahkan secara lengkap mengenai asal usul iblis dan setan. Mereka adalah malaikat yang jatuh dan dibuang ke bumi. Allah memang tidak menciptakan iblis dan setan. Allah hanya menciptakan malaikat. Keberadaan iblis dan setan merupakan tindakannya sendiri yang tidak taat kepada Allah. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan Allah dan para pengikut-Nya. Namun, bagaimanapun dan sampai kapan pun iblis dan para pengikutnya tidak akan pernah dapat mengalahkan Allah. Sebab Allah adalah pencipta, sedangkan iblis hanyalah makhluk ciptaan.

Menurut pandangan Alkitab
Menurut kepercayaan Yunani Kuno, iblis dikaitkan dengan roh jahat, yang merupakan makhluk dengan kekuasaan di atas manusia dan dipercayai sebagai perantara dewa dan manusia, berdiam di antara langit dan bumi. Bagi masyarakat Indonesia mempercayai bahwa iblis dan setan merupakan roh-roh orang yang tidak dikehendaki Tuhan. Pandangan lainnya mengatakan bahwa iblis dan setan itu merupakan sesuatu yang tidak rasional dan hanyalah rekayasa manusia belaka. Namun menurut Alkitab, siapakah iblis dan setan itu?
Alkitab menuliskan mengenai siapa sebenarnya mereka itu, sebagai berikut:
- Iblis dalam bahasa Yunani memakai kata diabolos, artinya penuduh, pemfitnah dan pengumpat. Dalam bahasa Ibrani, setan dipakai kata shatan yang berarti musuh.
- Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, tidak hidup dalam kebenaran, dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44).
- Iblis dan setann itu makhluk ciptaan, bukan pencipta. Mereka adalah ciptaan Allah yang memberontak kepada Allah, sehingga Allah membuangnya kee dunia (Yesaya 14:12-14; Yehezkiel 28:11-19).
- Iblis dan setan adalah makhluk roh yang memiliki keterbatasan.
- Iblis dan setan pada akhir kesudahan zaman (kiamat) akan dibuang ke dalam lautan api yang menyala-nyala (neraka).

Tanda orang yang kerasukan
Seorang yang kerasukan setan memiliki tanda-tanda yang menyertainya, entah di awal atau pada saat sedang trans atau kerasukan. Untuk mengenali orang yang kerasukan setan, ada beberapa tanda sebagai berikut:
1. Secara fisik: Pandangan yang kosong, keadaan kesurupan, kekuatan yang luar biasa, gangguan-gangguan dari usus atau pencernaan makanan, reaksi-reaksi yang aneh, nafsu seks yang tinggi, sesak nafas, suara-suara dari mulut, pertahanan yang aktif atau pasif, tindakan-tindakan yang keras dan nafsu liar, bau busuk, dll.
2. Secara emosional: Depresi atau tertekan, merasa bersalah, sifat yang liar, dll.
3. Gangguan mental dan kebingungan.
4. Spiritual: Melawan firman Allah, melihat roh-roh jahat itu.

Pelayanan mengusir setan
Sesuatu yang penting tentunya tidak hanya dibicarakan satu kali. Sama halnya dengan mengusir setan. Berulangkali Markus penulis Injil Markus menuliskan atau menceritakan mengenai pelayanan Yesus terhadap orang yang kerasukan setan. Berarti pelayanan mengusir setan itu bukanlah hal yang dianggap sepele. Hal ini terlihat dari beberapa ayat berikut:
- Markus 1:23-27 menceritakan mengenai seorang yang kerasukan di rumah ibadat.
- Markus 1:32-33 menceritakan mengenai orang yang menderita sakit dan kerasukan.
- Markus 5:1-20 mengisahkan mengenai pelayanan Yesus mengusir setan di Gadara dari seorang yang kerasukan lebih dari 2000 setan.
- Markus 7:25 menceritakan mengenai seorang anak perempuan yang dirasuk roh jahat.
- Markus 9:14-29 menceritakan Yesus mengusir roh jahat dari seorang yang menjadikannya bisu.
- Markus 16:9 menceritakan Maria Magdalena yang pernah dilepaskan dari ikatan 7 setan yang merasuknya.

Seseorang bisa dirasuk sampai ribuan setan yang berdiam di dalam diri orang tersebut. Alasan mengapa seseorang bisa dirasuk setan ada dua hal, yakni karena dia belum menyerahkan hidupnya kepada Yesus atau karena orang itu sendiri yang mengundang setan masuk dan mendiami dirinya.
Dalam melayani orang yang kerasukan setan, Yesus sendiri menggunakan berbagai cara. Sewaktu Dia melayani orang yang kerasukan setan dalam rumah ibadat, Dia menghardik roh jahat itu dan menyuruhnya meninggalkan orang yang dirasuk tersebut (Markus 1:25). Sewaktu melayani orang yang kerasukan, Yesus melarang setan-setan itu untuk berbicara (Markus 1:33). Sewaktu Yesus mengusir setan dari orang yang kerasukan setan di Gadara, Dia bertanya mengenai nama roh jahat itu sebelum kemudian mengusirnya (Markus 5:8-9). Yesus tanpa melakukan apa-apa sewaktu melayani anak dari seorang perempuan Siro Fenisia yang dirasuk roh jahat, roh jahat itu pergi karena iman dari ibu anak yang dirasuk tersebut (Markus 7:29). Yesus mengatakan bahwa ada setan tertentu yang hanya dapat diusir dengan doa (Markus 9:29).

Kuasa orang percaya atas setan
Yesus berulangkali mengingatkan bahwa sebagai orang percaya, dia diberi kuasa untuk mengusir setan. Markus 3:14-15 mencatat ”Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.” Markus 6:7 juga mencatat ”Yesus memberikan kuasa kepada murid-murid-Nya atas roh-roh jahat.”
Lebih jauh dijelaskan bahwa orang percaya itu diperlengkapi dengan kuasa yang menyertainya dalam pelayanan. Markus 16:17-18 dituliskan mengenai tanda-tanda tersebut:
- Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku
- Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru baginya
- Mereka akan memegang ular
- Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka
- Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

Satu hal yang pasti adalah bahwa setiap orang percaya sudah diberi kuasa untuk mengusir setan. Entahkah setan itu berusaha untuk merasuk dirinya atau untuk mengusir setan yang merasuk orang lain. Jadi, pelayanan mengusir setan tidak hanya ditujukan bagi pendeta atau hamba Tuhan saja. Semua orang percaya diberikan otoritas untuk melakukan sseperti yang sudah dikerjakan Yesus dalam pelayanan mengusir setan.
Ada satu hal yang harus diingat bagi mereka yang terjun ke dalam pelayanan pengusiran setan, yakni dia harus diperlengkapi dahulu dengan persenjataan. Orang tersebut harus melengkapi dirinya dengan selengkap senjata Allah. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus mengingatkan agar senantiasa mengenakan perlengkapan senjata Allah. Efesus 6:14-18 merincinya sebagai berikut:
- Berdiri tegap
- Berikatpinggangkan kebenaran
- Berbajuzirahkan keadilan
- Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
- Memakai perisai iman untuk memadamkan semua panah api si jahat
- Mengenenakan ketopong keselamatan
- Memakai pedang roh, yaitu firman Allah
- Berjaga-jaga dalam doa senantiasa

Mengenakan senjata Allah tidaklah cukup apabila tidak disertai dengan kewaspadaan. Sebab iblis adalah makhluk yang licik, dia berjalan-jalan seperti singa yang mencari mangsanya (I Petrus 5:8). Lawanlah dia dengan iman yang teguh (I Petrus 5:9). Bila kita melawannya, maka dia tidak akan berani macam-macam terhadap kita.
[Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (C)
(Penulis 8 Buku, Pengajar, Pendiri Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW, Konsultan Penerbitan)]

Program Sertifikat


SEKOLAH MENULIS ALKITABIAH (SOW)
“Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau”
Di bawah naungan Yayasan Cahaya Firman Terang


Program Sertifikat (30 SKS)
Lama kuliah 9 bulan
Angakatan ke-7 dibuka Februari 2011

Dengan materi antara lain:*
- Pengantar Perjanjian Lama (2 SKS)
- Pengantar Perjanjian Baru (2 SKS)
- Studi Tentang Allah dan Roh Kudus (2 SKS)
- Studi Tentang Kristus dan Keselamatan (2 SKS)
- Studi Tentang Akhir Zaman (2 SKS)
- Pengenalan Menulis (2 SKS)
- Mengatasi Hambatan Menulis (2 SKS)
- Menulis Biografi (2 SKS)
- Menulis Cerpen (2 SKS)
- Menulis Renungan (2 SKS)
- Menulis Buku (4 SKS)
- Manajemen Penerbitan Buku (2 SKS)
- Strategi Pemasaran (2 SKS)
- Seni Penyuntingan (2 SKS)

Lama kuliah 1 SKS 1 kali pertemuan @3 jam.

Dengan para dosen berpengalaman di bidangnya:
- Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (C)
(Ketua SOW, Pengajar, Penulis 9 buku, Redaksi Tabloid Rohani Keluarga)
- Steven Antonius Goutama, MSC, S.Th., M.Th., D.Th
(Ketua Umum Sandi Brata, Dewan Penasihat Ikatan Warga Satya Indonesia, Direktur Human Developmen, Penulis Buku)
- Johny Tedjo, S.Th
(Penulis 5 buku, Pengajar SOW, Konsultan)
- Hali Daniel Lie, S.Th., M.Th
(Dosen STT Bandung, Penulis 7 buku)
- Gideon Limandibrata, S.Th., M.Th., D.Min
(Ketua STT Saint Paul Bandung, dosen)
- Agus Nugroho, S.Th., M.Th (C)
(Pengajar SOW)
- Juanda, S.Sos., M.A., M.Th
(Pimpinan Redaksi Tabloid Rohani Keluarga, Dosen, Penulis 6 buku)
- Heru Winoto, S.Th
(Mantan Editor Navigator, Pengajar SOW)

Lama perkuliahan selama 9 bulan (Februari-Oktober 2011). Belajar setiap Selasa, jam 17.00-20.00 WIB. Wisuda diadakan 25 Oktober 2011. Kelas dibatasi hanya 20 orang. Kelas akan dibuka minimal 10 peserta per angkatan.

Setiap peserta harus menyerahkan pas foto 3x4 3 lembar, foto copy KTP, membayar uang kuliah, membeli dan mengisi formulir pendaftaran.

Biaya perkuliahan:
Formulir pendaftaran Rp100.000
Biaya Rp80.000/SKS atau Paket all in Rp2000.000.
Fasilitas: Ruang kuliah yang nyaman, Modul Pelajaran, Member Student, Sertifikat, Konsultasi Penerbitan, Paket Buku Agape.
Diskon khusus bagi alumni SOW.

Untuk pendaftaran: 081394401799; 022.951.87.968
tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com
www.schoolofwriting.blogspot.com