BERPIKIR
DAN BERJIWA BESAR
Oleh Pdp.
Tony Tedjo, M.Th
Hidup manusia penuh dengan sebuah pilihan. Tidak
menentukan sikap pun merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk tidak memilih
apa-apa. Memilih untuk menjadi orang besar pun merupakan suatu pilihan, yaitu
pilihan untuk hidup di atas rata-rata. Tentunya keinginan saja tidak bisa
membuat seseorang menjadi besar. Perlu dibarengi dengan sikap dan tekad dalam
mewujudkan keinginan tersebut berupa tindakan yang mendukung identitas orang
tersebut.
Satu biji mangga yang ditanam di pekarangan rumah,
beberapa waktu kemudian akan bertumbuh dengan sendirinya dan menghasilkan buah.
Biji mangga ini harus mengalami suatu proses terlebih dahulu sebelum dia
menjadi sebatang pohon mangga yang kuat dan kokoh. Waktu biji mangga ini
bertumbuh mencapai tinggi 20-30 cm, dia harus menghadapi terpaan angin
sepoi-sepoi. Tinggi 30-50 cm, menghadapi terpaan angin yang lebih keras dari
sebelumnya. Dan sewaktu biji mangga yang telah berubah menjadi pohon mangga ini
sudah mencapai 1,5 sampai 2 meter.
Seseorang yang sebelumnya
tidak dikenal orang, mendadak bisa menjadi orang terkenal. Seperti yang dialami
oleh pemenang AFI Junior, Indonesian Idol, atau lainnya. Awalnya mereka hanya
biasa saja, bahkan ada yang berprofesi sebagai pengamen jalanan, yang kemudian
menjadi orang terkenal, disebabkan dia menang dalam kontes nyanyi seperti di
atas. Mendadak hidupnya berubah menjadi orang terkenal. Di mana-mana orang
mengenalnya. Bahkan bila dia melakukan kesalahan sekecil apapun, berita tersebut
akan diekspos dalam seketika waktu. Sehingga banyak orang yang mengetahui
kesalahan apa yang sudah dia perbuat.
Menjadi orang besar
"Untuk menjadi orang besar, bergaullah dengan orang
besar dan berpikirlah seperti orang besar berpikir". Ungkapan ini mengandung
arti demikian: Seseorang yang hidupnya mau dikenal sebagai orang besar, maka
dia harus banyak bergaul dengan orang-orang besar, yang sudah terbukti
keberhasilannya dalam bidang yang mereka geluti. Bila setiap harinya bergaul
dengan orang-orang biasa-biasa saja, maka hidupnya pun akan biasa-biasa saja.
Tetapi bila kita bergaul dengan orang-orang besar, maka kita bisa terbawa
menjadi besar. Baik dari segi ucapan, pola berpikir, maupun sikap akan berubah
menjadi layaknya seperti orang besar. Tidak
lagi hidup dalam kehidupannya di masa lalu.
Ada suatu cerita mengenai telor burung rajawali yang
dierami oleh seekor induk ayam. Sewaktu telor ini menetas, anak rajawali itu
keluar dan dibesarkan oleh ayam. Setiap hari dia berperilaku
seperti seekor ayam. Mengais makanan dari sampah. Minum dari air selokan yang
kotor dan bau. Makanannya adalah cacing. Bila langit akan turun hujan, dia akan
lari terbirit-birit seperti seekor ayam. Suatu kali dia melihat seekor rajawali
yang terbang tinggi menjulang di langit. Dalam hati rajawali kecil ini dia
berkata, "coba kalau saya bisa terbang seperti burung itu, pasti
menyenangkan sekali." Tapi keinginan hanyalah tinggal keinginan. Sampai
akhir hidupnya, rajawali ini hidup seperti layaknya seekor ayam. Sebab tidak
ada yang memberitahukan bahwa dia bukan seekor ayam, melainkan rajawali.
Seringkali banyak orang berlaku seperti rajawali yang
bodoh ini. Dia tidak mengetahui identitas sebenarnya. Saya mau katakan bahwa
Saudara adalah orang yang besar. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus yang kita miliki
juga adalah Allah yang Mahabesar. Dia telah mengubah hidup kita dan memberikan
masa depan yang penuh harapan. Tuhan akan membawa kita naik menjadi kepala dan
bukannya ekor (Ulangan 28:13). Biarlah kita menyadari keberadaan kita yang sebenarnya.
Tuhan Yesus memberkati.
(Penulis 10 buku,
Pendiri dan Ketua Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW)