Selasa, 31 Maret 2009

Buku Renungan

Dewasa ini kemunculan buku-buku renungan harian kian merebak, ibarat jamur di musim hujan. Diperkirakan mencapai 40 – 50 puluhan penerbit yang bergerak dibidang usaha penerbitan buku renungan harian. Memang tujuan utamanya adalah untuk melayani, memberitakan Injil melalui tulisan dan meningkatkan kerohanian jemaat.

Akan tetapi, ada hal lain yang menjadikan daya tarik mengapa banyak pribadi atau kelompok yang berusaha untuk menjadi penerbit buku renungan harian. Ada dua bentuk penerbitan (publishing), yaitu independent publishing dan self-publishing. Independent publishing umumnya adalah sebuah penerbitan mandiri yang dikelola secara independent. Sedangkan self-publishing adalah kegiatan penerbitan karya-karya sendiri. Dalam menerbitkan buku renungan harian ini, termasuk dalam independent publishing. Apabila usaha ini dikelola dengan professional, maka keuntungan yang diperoleh tidaklah sedikit. Bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta dalam satu tahunnya.

Menerbitkan buku renungan harian memang begitu menjanjikan, karena memberikan keuntungan ganda. Melayani melalui literatur dan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan. Selain modalnya tidak terlalu besar, prosesnya pun tidak serumit apabila menerbitkan buku sekuler atau buku-buku rohani. sehingga setiap orang bisa saja menjadi penerbit buku renungan harian.

Buku ini memberikan kiat bagaimana seseorang dapat menerbitkan buku renungan harian sendiri. Didalamnya dipaparkan secara terbuka dan gamblang apa saja yang mesti dipersiapkan sebelum mendirikan penerbit buku renungan. Didasari atas pengalaman penulis selama kurang lebih bekerja pada penerbit AGIAMEDIA, khususnya divisi penerbitan buku renungan harian dan sebagai pengamat perkembangan penerbitan buku renungan harian yang berkembang dewasa ini. Pembaca akan semakin diperkaya pemikirannya melaluinya. (Sumber: Buku Menerbitkan Buku Renungan karya Tony Tedjo,M.Th, penerbit AGAPE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar