Dunia mengalami perubahan yang begitu cepat, sehingga mau tak mau setiap orang berlomba untuk memacu diri agar tidak ketinggalan. Dampak dari perubahan dunia ini membawa kepada dua sisi. Sisi positif dan sisi negatif. Dampak positif yang ditimbulkan akibat perubahan yang terjadi di dunia saat ini adalah manusia dapat bergerak ke mana saja dengan mudah hanya tinggal memencet nomor telpon, maka orang yang berada di negara yang jauh sekalipun dapat dijangkau. Kemudian, dapat mengakses informasi dengan cepat dan mudah, hanya tinggal mengklik di depan computer, maka data-data yang diperlukan sudah bisa didapatkan. Berita-berita mengenai perkembangan yang terjadi di benua lain pun dengan mudah didapatkan. Sedangkan dampak negatif dari perubahan dunia yang serba cepat ini adalah moralitas manusia menjadi makin rusak. Dengan modal Rp 3000 saja seorang anak kecil sudah bisa menonton vcd porno atau mengakses situs porno di internet. Kejahatan makin canggih, karena meniru adegan di film-film laga. Dan yang paling mengerikan adalah manusia menjadi kurang atau bahkan tidak lagi menghargai akan keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta ini.
Dalam upaya mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari perubahan dunia ini, maka peranan keluarga tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab keluarga memegang peranan yang sangat penting terhadap maju mundurnya suatu bangsa. Tentunya dalam keluarga peranan yang sangat menentukan adalah peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Bila orangtua salah dalam mendidik anak atau membiarkan anak berjalan sendiri tanpa bimbingan, bisa mengakibatkan anak terbawa oleh arus dunia ke arah negatif. Jadi tak dapat diremehkan, karena kesempatan orangtua dalam mendidik anak-anaknya adalah ketika mereka masih bersama-sama dengan kedua orangtuanya. Setelah mereka pisah dengan orangtua, anak-anak bisa berbuat sekehendak hati mereka di luar pengetahuan orangtuanya.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan orangtua dalam mengantisipasi anak-anaknya agar tidak terseret ke arah negatif, yaitu:
1. Orangtua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Bila seorang ayah berkata kepada anak laki-lakinya jangan merokok, tentunya dia sendiri harus memegang kata-katanya untuk tidak merokok. Jika ibu berkata jangan pergi ke diskotik atau night club, tentunya dia sendiri harus memberi contoh terlebih dahulu. Sehingga anak-anak dapat meneladani sikap kedua orangtuanya. Teladan yang baik adalah orangtua harus mengarahkan anak-anaknya untuk mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka. Membawa anak-anak untuk hidup takut akan Tuhan dan mengandalkan-Nya. Mengajak anak-anaknya, sambil dia sendiri turut serta, pergi ke gereja untuk beribadah. Bukannya menyuruh anak pergi ke gereja tetapi orangtuanya hanya mengantar saja dan kemudian pulang.
2. Anak harus dibekali dengan firman Tuhan. Anak-anak selagi masih balita harus sudah diajarkan firman Tuhan, sehingga ketika mereka menjadi dewasa mereka sudah dibekali dengan rambu-rambu kebenaran. Orangtua mengajak anak-anaknya untuk melakukan saat teduh setiap pagi. Kebiasaan ini akan terbawa dan menjadi kebiasaan pula bagi anak-anak. Kelak mereka tidak akan lupa untuk bersaat teduh. Bila kebenaran firman Tuhan sudah ditanamkan kepada anak sejak dini, maka orangtua tak perlu kuatir terhadap anak-anaknya. Sekalipun mereka harus berpisah karena studi di luar kota. Anak akan takut apabila melanggar isi firman Tuhan.
3. Orangtua harus senantiasa mendoakan anak-anaknya. Doa sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan diri anak. Doa tidak bisa dibatasi oleh waktu atau tempat. Meski anak-anak sudah meninggalkan kedua orangtuanya, namun mereka masih tetap terjangkau dengan doa. Dengan seringnya mendoakan anak-anak, maka arah hidup si anak terhindar dari arus pergaulan yang buruk. Anak-anak senantiasa dipelihara dan dijaga oleh Tuhan. Selain itu, doa orangtua membuat apa saja yang dikerjakan si anak berhasil. Karena orangtua adalah wakil Allah di dalam dunia ini.
Semoga ketiga hal ini dapat mengantisipasi anak-anak kita dari arus perubahan dunia yang cenderung menyeret ke arah negatif. Jangan pernah menganggap remeh akan hal ini. Sebab kita sudah melihat bukti, di mana peranan orangtua terhadap anak-anaknya yang terbengkalai. Mengakibatkan anak-anak mereka menjadi pecandu narkoba, pelaku seks bebas, homoseks atau lesbi, terbawa pengajaran sesat, dan sebagainya. Jadi, jangan biarkan anak-anak kita begitu saja terjebak dan terikat olehnya. Kita hanya mempunyai kesempatan satu kali. Waktu kita pun terbatas. Jadi pergunakanlah dengan baik. (Tony Tedjo, M.Th --081394401799 atau penerbitagape@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar