Kamis, 18 Juni 2009

TEROBOSAN KEUANGAN


Prinsip Kerajaan Allah sangat berbeda jauh dengan Prinsip Dunia. Dunia mengajarkan bahwa bagaimana dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya, bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Berbeda dengan Prinsip Kerajaan Allah, yang mengajarkan kepada kita untuk menaburkan sebanyak mungkin, maka kelak akan memperoleh hasil jauh lebih besar dari apa yang sudah ditaburkan. Kedua prinsip tersebut sangat mirip, yakni tujuan akhirnya sama-sama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Perbedaannya pada motivasi awal dan kuantitas dari apa yang dipakai.
Alkitab mengajarkan kepada kita untuk lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35b). Ada beberapa alasan: Pertama, orang yang memberi berarti dia menjadi orang yang lebih “kaya” dibandingkan dengan orang yang diberi. Kedua, berkat Tuhan yang diberikan kepada kita tentunya jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang akan kita berikan. Ketiga, orang yang memberi menjadi saluran berkatnya Allah. Dia berbahagia karena lebih dahulu menikmati berkat Tuhan sebelum akhirnya diberikan lagi kepada orang lain. Keempat, setiap orang yang suka memberi pasti akan diberi lagi oleh Tuhan. Sebab Tuhan Yesus tidak pernah berhutang. Dia akan membalaskan setiap pemberian kita bagi pekerjaan Tuhan dengan berkali lipat, bahkan bisa lebih dari seratus kali lipat.
Kitab I Raja-raja 17:7-16 mencatat kisah janda di Sarfat yang mengalami terobosan keuangan. Sewaktu terjadi kelaparan di berbagai tempat, janda di Sarfat ini pun mengalami kelaparan. Dia hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sesudah persediaan makanan yang serba sedikit ini mereka makan, maka janda dan anaknya itu akan mati. Namun suatu mukjizat Allah terjadi. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang, meski sudah diambil dan dipakai berkali-kali. Sehingga keduanya bisa bertahan hidup sampai beberapa waktu lamanya. Sungguh luar biasa!
Apa rahasianya? MEMBERI. Untuk mengalami terobosan dalam bidang keuangan, maka kita harus suka memberi. Janda di Sarfat tadi bisa mengalami mukjizat, karena dia terlebih dahulu memberikan apa yang dia punya kepada Elia, yang pada saat itu meminta air dan makanan darinya. Janda tersebut tahu benar bahwa bila dia memberikan persediaan makanan yang serba sedikit tersebut kepada Elia, pastilah mereka berdua akan mati karena kelaparan. Tapi mereka mau untuk memberi, meski taruhannya adalah nyawa mereka sendiri. Apa yang terjadi sesudah makanan tersebut diberikan kepada Elia? Bukannya janda dan anaknya itu mati seperti yang dibayangkan, malah mereka bisa mendapatkan makanan selama beberapa hari. Hidup mereka tertolong.
Bagaimana dengan kita? Masalah keuangan apa yang menjadi pergumulan saudara saat ini? Kunci untuk mengalami terobosan dalam keuangan adalah MEMBERI. Berikanlah terlebih dahulu bagi pekerjaan Tuhan, maka Tuhan pun akan memperhatikan pekerjaan kita. Sehingga apa yang kita perbuat selalu berhasil. Tuhan akan mengangkat kita naik dan bukannya turun. Tidak ada salahnya untuk mengikuti jejak janda di Sarfat tersebut. GBU (Pdp. Tony Tedjo, M.Th --- www.agapemedia.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar