Selasa, 30 Oktober 2012

MERENCANAKAN SECARA CERMAT DAN TEPAT

Oleh Tony Tedjo, M.Th*

Manusia hidup tentu memiliki tujuan. Tujuan hidup ini tentunya harus direncanakan terlebih dahulu. Ada dua macam perencanaan, yaitu perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang. Apa yang akan kita peroleh tiga bulan hingga satu tahun mendatang, inilah yang dinamakan rencana jangka pendek. Sedangkan apa yang akan kita capai satu hingga lima tahun mendatang, merupakan rencana jangka panjang. Rencana ini perlu dijabarkan menjadi beberapa bagian atau tahapan, sehingga akan lebih mudah untuk mencapainya. Sebab perkembangannya sedikit demi sedikit hingga pada batas yang ditentukan, apa yang direncanakan tersebut menjadi tercapai.
Ada dua sikap manusia dalam meresponi rencana yang sudah dia rencanakan, yaitu bersikap aktif dan bersikap pasif. Orang-orang yang bersikap aktif memiliki sikap optimis bahwa rencana yang sudah direncanakan, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang, pasti dapat dicapai. Sebaliknya, bagi orang-orang yang bersikap pasif, dia akan pesimis menghadapi esok hari berkenaan dengan rencana yang sudah dia rencanakan. Orang seperti ini selalu cemas dan kuatir, apa yang sudah direncanakan tidak dapat tercapai.
                Tiga langkah untuk membuat rencana yang sudah direncanakan sebelumnya dapat tercapai, yaitu:
                Pertama, catatlah semua rencana yang direncanakan, baik rencana jangka pendek maupun jangka panjangnya. Kemudian jabarkan ke dalam bagian atau lingkup yang lebih kecil. Misalnya ke dalam bulan atau minggu. Jika dalam 1 tahun merencanakan untuk mendapatkan target penjualan di atas 500 orang pembeli, maka rencana tersebut dapat dibagi menjadi 12 bulan. Setiap bulan ditargetkan dapat menarik sekitar 45 orang pembeli. Artinya, setiap hari minimal harus dapat menarik 2-3 orang pembeli. Tentu target tersebut dapat dengan mudah terpenuhi.
                Kedua, bertindaklah berdasarkan apa yang sudah direncanakan. Waktu mulai menjalankan rencana yang sudah dijabarkan ke dalam lingkup yang kecil ini, tentu harus fokus. Sebab, mungkin saja di lapangan akan menemukan banyak godaan dan halangan yang dapat membuyarkan fokus untuk mencapai harapan apa yang sudah direncanakan tadi.
                Ketiga, jangan lupa doakan setiap saat rencana yang sudah direncanakan tersebut. Dengan mendoakannya, berarti sedang melibatkan Tuhan untuk campur tangan atas apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Sebab, mungkin saja rencana tersebut tidak sesuai kehendak Tuhan. Oleh karena itu, perlu untuk melibatkan Tuhan supaya tidak salah langkah.
                Meskipun rencana yang sudah direncanakan terlihat mudah dan pasti dapat diraih, namun bila semua rencana tersebut tidak dikehendaki Tuhan, maka semua bisa berantakan. Oleh karena itu, manusia boleh merencanakan sesuatu, tetapi tetap saja kehendak Tuhan yang jadi. ”Banyaklah rencana di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana” (Ams. 19:21).
                Alkitab mencatat kegagalan manusia yang hanya merencanakan rencananya sendiri, namun tanpa menyertakan Tuhan dalam perencanaan tersebut. ”Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah!” (Luk. 12:16-19). Orang kaya tersebut merencanakan untuk memperbesar lumbungnya. Dengan harapan bahwa jika lumbung-lumbungnya semakin besar, maka semua kekayaannya dapat disimpan dan dinikmati selama bertahun-tahun. Namun apa yang terjadi? ”Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” (Luk. 12:20). Jiwanya diambil Tuhan pada hari itu juga, sehingga semua harta bendanya yang berlimpah tersebut menjadi sia-sia dan tidak dapat dinikmati olehnya. Demikianlah jadinya dengan orang yang merencanakan sesuatu, tetapi tanpa menyertakan Tuhan.
  
Tony Tedjo, M.Th adalah Mahasiswa Doktoral Program Leadership Harvest International Theological Seminary, Dosen di STT Kharisma Bandung, Ketua SOW, Penulis 11 buku, Konsultan Penerbitan, dan Ketua Redaksi Renungan Kabar Baik. tonytedjo@gmail.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar