Minggu, 19 Desember 2010

PENGORBANAN

Suatu kali terjadi perampokkan bank di sebuah kota. Pelaku kabur dengan membawa uang curian senilai Rp150 juta. Polisi sudah menyelidiki kasus ini, dan hasil pemeriksaan menyatakan bahwa pelakunya adalah anak dari kepala polisi di kota tersebut. Setelah kepala polisi ini mengetahui siapa pelaku perampokan bank tersebut, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk segera menangkap perampok tersebut. Akhirnya si perampok ini tertangkap sedang bersenang-senang menghabiskan uang hasil rampokannya di sebuah bar. Perampok ini kemudian dibawa ke kantor polisi dan langsung dimasukkan ke dalam sel sambil menunggu keputusan hakim di pengadilan.
Keesokan harinya, pengadilan memutuskan untuk menghukum perampok ini 10 tahun penjara. Papah pemuda ini, yang juga seorang kepala polisi, tidak bisa berbuat banyak. Dia harus memenuhi hukum yang berlaku. Di satu sisi keadilan harus ditegakkan, namun di sisi lain dia mengasihi anaknya. Akhirnya, malam hari, papahnya masuk ke sel di mana anaknya ini di penjara dan menasehati agar anaknya segera keluar, dan posisinya digantikan dengan dirinya. Sehingga yang ada di sel penjara adalah kepala polisi, bukan si perampok yang adalah anak kepala polisi ini.
Cerita di atas mengandung nilai pengorbanan. Di mana seorang Papah, yang adalah kepala polisi, mau menggantikan posisi anaknya di penjara. Inilah arti sebuah pengorbanan. Bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah sampai memberikan nyawanya demi orang lain. Sepanjang sejarah belum pernah ada orang yang demi menyelamatkan seisi dunia ini, dia merelakan dirinya, kecuali hanya Yesus. Dia yang adalah Allah mau menyerahkan diri-Nya untuk mati tersalib dengan tujuan agar semua manusia yang telah berdosa, diselamatkan. Termasuk bagi orang-orang yang sudah meninju-Nya, mencambuk-Nya, meludahi-Nya, dan menghujat-Nya.
Pengorbanan itu sendiri sebenarnya ada beberapa tingkatan, yaitu: Satu, korban waktu. Biasanya ini dalam dunia pekerjaan atau pelayanan. Seringkali harus mengorbankan waktu-waktu yang ada untuk menyelesaikan tugas kantor atau tugas pelayanan di gereja. Dua, korban perasaan. Pada waktu kita sedang memberitakan Injil kepada teman atau tetangga kita, mereka malah mengejek dan mengolok-olok. Di sini yang dikorbankan adalah perasaannya. Tiga, korban pikiran dan tenaga. Pada tingkatan ini sedikit lebih tinggi dari tingkat sebelumnya. Biasanya ada target yang hendak dicapai, sampai-sampai seseorang mau merelakan tenaga dan pikirannya untuk hal tersebut. Empat, korban nyawa bagi orang yang dikasihinya. Dalam tingkat keempat ini bisa saja ada orang yang sampai mau menyerahkan nyawanya demi orang yang dicintaainya. Misalnya seorang ayah terhadap anaknya. Ayahnya rela mati asalkan anaknya hidup. Lima, korban nyawa bagi musuhnya. Tingkat kelima ini boleh dikata tidak ada seorang pun yang pernah melakukannya. Tidak pernah ada manusia yang mau menyerahkan nyawanya. Hanya Yesus Kristus saja yang sudah melakukannya di kayu salib untuk menggantikan posisi manusia yang berdosa, yang seharusnya dihukum, menjadi orang bebas.
Meski kita tidak bisa seperti yang Yesus Krisus sudah lakukan, setidaknya kita mau berkorban, entah waktu, tenaga dan pikiran, perasaan, maupun nyawa bagi orang yang dikasihi. Pengorbanan ini selalu menuntut adanya sesuatu yang bagi kita dianggap berharga untuk diberikan kepada orang lain, sehingga orang tersebut mendapat pertolongan atau bantuan.
Salah satu contoh bentuk pengorbanan antara lain seperti yang saya lihat dari kegiatan yang dilakukan sebuah gereja besar di Palembang. Setiap hari Minggu, khususnya dalam ibadah raya jam 2 sengaja dinamakan ibadah misi, disiapkan berbagai angkot dari berbagai jurusan dan wilayah untuk mengangkut orang-orang yang kurang mampu menuju ke gereja. Biasanya hadir sekitar 600-700 orang. Di gereja diberitakan firman Tuhan mengenai berita keselamatan di dalam Yesus Kristus. Pada waktu pulang, semua jemaat yang hadir bisa menukarkan kupon yang sebelumnya sudah dibeli pada hari Kamis dengan harga Rp5000, untuk ditukarkan dengan sembako (3 kg beras dan 4 bungkus indomie). Pembagian sembako ini dilakukan juga di beberapa cabang gereja tersebut. Sehingga orang-orang yang kurang mampu cukup terbantu dengan bantuan tersebut. Gereja ini setiap minggu harus mengeluarkan dana puluhan juta untuk kegiatan ini. Pengorbanan yang dilakukan tidak hanya waktu, tenaga, dan uang, tetapi juga perhatian. Sikap ini terbukti memberkati banyak orang.
Ada banyak pengorbanan yang dapat kita perbuat untuk membantu orang lain. Sudahkah kita berkorban bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan kita? Inilah saatnya kita mempraktekkan kasih Yesus di tengah dunia ini. Supaya kita bisa menjadi “garam dan terang”. Tuhan Yesus memberkati. (Tony Tedjo, Pendiri dan Ketua SOW, dosen, penulis buku, dan hamba Tuhan)

MENGEMBANG TAK TERBATAS


MENGEMBANG TAK TERBATAS
Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th.(C)
Teks: Matius 25:14-30

Dalam perumpamaan Tuhan Yesus mengenai talenta, diceritakan bahwa ada seorang tuan yang hendak bepergian dan meminjamkan sebagian hartanya kepada ketiga hambanya agar mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Masing-masing hamba diberikan lima talenta, dua talenta, dan satu talenta. Untuk satu talenta dalam Perjanjian Baru bernilai 6000 dinar, atau nilainya ini setara dengan upah pekerja selama 6000 hari (sekitar 16 tahun 6 bulan bekerja). Bila dibandingkan dengan nilai upah pekerja per hari pada masa kini, yaitu Rp70.000, maka satu talenta senilai Rp420.000.000 (empat ratus dua puluh juta rupiah). Jumlah yang sangat besar. Yang menerima 5 talenta berarti dia memperoleh pinjaman uang sebesar Rp2.100.000.000 (dua milyar seratus juta rupiah). Sedangkan yang menerima 2 talenta memperoleh pinjaman sebesar Rp840.000.000 (delapan ratus empat puluh juta rupiah). Dan yang menerima 1 talenta dia menerima pinjaman sebesar Rp420.000.000. Perbedaan besarnya pinjaman tersebut disesuaikan dengan kesanggupan masing-masing hamba. Semakin besar diberi pinjaman berarti semakin besar dia dituntut untuk mempertanggungjawabkannya kepada tuannya.
Setelah uang pinjaman itu berada di tangan mereka, maka ketiganya langsung memakai uang tersebut. Hamba yang diberi uang sebesar Rp2,1 milyar memilih untuk berdagang (misalnya jual beli mobil). Dan setelah sekian lama, maka didapati bahwa keuntungan yang diperoleh hasil berdagang jual beli mobil sebesar Rp2,1 milyar. Jadi kini dia memiliki uang sebesar Rp4,2 milyar.
Hamba kedua yang diberi modal sebesar Rp840 juta memakai uang tersebut untuk berjualan handpone. Dan ternyata, setelah sekian lama, diperoleh keuntungan sebesar Rp840 juta. Sehingga kini uangnya menjadi Rp1,68 milyar.
Sedangkan hamba yang ketiga tidak mau mengusahakan untuk berkembang menjadi berkali lipat. Dia hanya menyimpan saja uang pinjaman sebesar Rp420 juta tersebut di rumahnya. Dia beranggapan bahwa karena tuannya itu jahat dan hanya mau mengambil keuntungan darinya saja untuk kepentingan pribadinya. Jadi setelah beberapa waktu lamanya, uang itu tetap berjumlah Rp420 juta.
Setelah beberapa waktu lamanya, tuan ketiga hamba tersebut datang dan memanggil ketiga hambanya tersebut untuk memberi pertanggungjawabkan uang yang dipinjamkannya. Kepada hamba yang pertama dan kedua, karena mereka sudah mengupayakan uang pinjaman tersebut menjadi dua kali lipat, maka mereka mendapatkan kebahagiaan dari tuannya (diberi hadiah). Sedangkan kepada hamba ketiga yang tidak mengembangkan uang pinjaman tuannya, tidak mendapatkan hadiah, malah uang tersebut diambil dan diberikan kepada hamba yang dipercaya lima talenta. Selain itu, hamba yang dikatakan jahat oleh tuannya tersebut mendapatkan hukuman (di penjara).

Aplikasi
Setiap orang diberikan oleh Tuhan talenta (bakat atau kemampuan tertentu) yang jumlahnya berbeda-beeda, sesuai dengan kemampuan tiap-tiap orang dalam mengelolanya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak diberikan kemampuan lebih oleh Tuhan. Setidaknya setiap orang tersebut memiliki satu kemampuan yang unik. Bila ada yang belum menyadari kemampuannya (talenta), dia harus menggalinya sampai bakat atau kemampuannya itu muncul ke permukaan.
Sebagai mahasiswa yang diberikan kemampuan luar biasa oleh Tuhan, diharuskan untuk mengembangkannya menjadi berlipat ganda. Misalnya, seorang yang bisa bermain musik gitar, dia bisa mengembangkan dengan belajar musik drum, bass, dan keyboard. Sehingga dia bisa memainkan semua alat musik tersebut. Seorang yang diberi talenta bernanyi bisa mengembangkannya sehingga dia tidak hanya menjadi penyanyi, tapi sekaligus menjadi pencipta lagu, bahkan menjadi produser lagu.
Hal yang harus diperhatikan bukanlah seberapa banyak talenta yang dimiliki seseorang, tetapi lebih kepada apakah orang itu mampu untuk melipatgandakan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepadanya. Sebab pada waktu kita setia, meski hanya memiliki satu talenta, tetapi mau mengembangkannya. Maka Tuhan akan menambahkan dari satu talenta menjadi dua, tiga, empat atau lima talenta. Hal yang dituntut adalah kesetiaan. ”Barangsiapa setia dalam perkara yang kecil, dia akan dipercayakan hal-hal yang lebih besar.”
Jangan sampai suatu kali nanti ketika kita menghadap Tuhan, dikatakan sebagai hamba yang malas dan jahat. Marilah kita mengembangkan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada kita secara maksimal. Selagi ada waktu dan ada kesempatan, mengapa tidak kita pergunakan dengan sebaik mungkin bagi kemuliaan Tuhan Yesus. Dan Tuhan akan memberikan hadiah kepada orang yang setia dan taat menuruti kehendak-Nya.

MEMBUKA GEMBOK POTENSI DIRI

“Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya:sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.” ( Kej. 37 : 5 )

Tanpa disadari banyak orang, kita sering memasang gembok-gembok psikologis dalam dirinya sendiri. Tidak mungkin, tidak bisa, tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, belum cukup umur, terlalu tua, belum pernah mencoba, adalah sebagian kecil dari ribuan gembok psikologis yang membelenggu prestasi.
Sebagaimana gembok yang asli, gembok-gembok tersebut sifatnya juga sangat membatasi. Bayangkan, bagaimana prestasi bisa diraih, bila belum apa-apa mengatakan tidak bisa dan tidak mungkin. Atau menyetempel diri tidak berhasil.
Ibarat orang yang mau lompat tinggi. Belum mencoba mengukur kemampuan lompatan, sudah menyimpulkan tidak bisa. Oleh karena alasan terakhir, syarat pertama dan paling utama dalam memaksimalkan prestasi pribadi adalah membuka semua bentuk gembok yang menghalangi kemajuan.
Berbeda dengan gembok asli, yang bisa diminta tolong pada orang lain untuk membukanya, gembok psikologis diatas harus dibuka sendiri. Do it yourself. Ada dua syarat penting dalam hal ini, yaitu : keberanian bermimpi dan ketekunan mencoba.
Kembali ke pengandaian lompat tinggi. Sekarang misalnya Anda bisa melompat hanya satu meter. Tahap pertama dalam membuka gembok psikologis adalah keberanian bermimpi kalau anda suatu saat bisa melompat tiga meter. Gila memang, bahkan tidak sedikit orang yang akan menyebut Anda sombong. Namun, penting sekali untuk membiasakan diri membayangkan kalau Anda bisa melakukannya. Ini disebut Visualisasi diri.
Kadang memang kedengaran muluk-muluk. Tetapi pengalaman sejumlah tokoh-tokoh terkenal menunjukkan, semakin sering anda membayangkannya, semakin kuat dorongan energi yang timbul untuk bisa melakukannya. Sebut saja Yusuf, tokoh Alkitab yang biasa-biasa ini, akhir hidupnya menjadi pemimpin sekaligus penyelamat keluarga dan bangsa Mesir. Paul Yonggi Cho, pemimpin gereja terbesar di Korea dan akhirnya ia berhasil membangun gereja terbesar di dunia. Dan itu semua dimulai dengan mimpi (dreams).
Syarat ini merupakan “harga mati” bagi orang yang ingin berhasil hidupnya. Tidak sedikit orang yang gelar akademisnya mentereng, pengalamannya segunung, tetapi tanpa keberanian semuanya hanya menjadi potensi tanpa realisasi.
Ingat kisah pelukis Prancis yang terkenal, Pierre Renoir. Dimasa tuanya, Renoir menderita penyakit artritis yang parah dan membuat tangannya kejang dan gemetar. Meskipun sangat menderita dan kesakitan, namun ia tetap berusaha melukis dan memegang kuas dengan ujung jari-jarinya. Sahabatnya, Henry Matisse memandang sedih tanpa dapat berbuat apa-apa. Matisse lalu bertanya mengapa Renoir tetap bersikeras untuk terus melukis padahal itu membuatnya merasa kesakitan dan sangat menderita. Renoir hanya menjawab singkat :” Rasa sakit akan berlalu, namun keindahan tetap abadi.” Bagi Renoir itulah makna hidup yang memiliki mimpi. Baginya melukis adalah suatu panggilan hidup. Ada kerelaan untuk meninggalkan zona nyaman pribadi, agar bisa mempersembahkan sesuatu yang lebih berarti dalam hidup. Apa cukup punya mimpi, langkah selanjutnya adalah ketekunan untuk mencoba.
Selisih antara kemampuan riil dan mimpi tadi, dijembatani dengan ketekunan mencoba, mencoba dan mencoba. Anda tahu berapa kali Thomas Alva Edison menemukan lampu pijarnya, 8.999 kali dan dialah anak yang “terlalu bodoh”, drop out sekolah dasar, ia pernah ditampar kondektur, sehingga pendengaran (telinga) rusak dan dilarang bekerja di kereta api. Tetapi Thomas Alva Edison berhasil menemukan telegraf, phonograph, pembangkit listrik tenga uap, lampu pijar, kamera, film, proyektor (lebih dari 1000 penemuan). Dan masih banyak tokoh terkenal lainnya. Yang terpenting milikilah ketekunan. Thomas Alva Edison pernah berkata bahwa orang berhasil bila memiliki 1% inspirasi (ide/mimpi yang hebat) dan 99% prespirasi (keringat alias kerja keras/ketekunan mencoba). Coba simak tokoh berikut . Ini orang yang punya record kegagalan terpanjang dalam sejarah. Pada tahun 1831 dia bangkrut total, dan pada tahun 1832 kalah dalam pemilihan umum. Kegagalan kembali menerpa, sebab pada tahun 1833, usaha bisnisnya bangkrut, dan dua tahun kemudian istrinya meninggal dunia, dia menderita stress berat dan tekanan mental yang sedemikian rupa sehingga hampir masuk rumah sakit jiwa. Pada tahun 1837, ia kembali kalah dalam lomba pidato, lalu tahun 1840 ia gagal dalam pemilihan anggota senat di Amerika dan dua tahun kemudian ia kembali menderita kekalahan dalam pemilihan yang sama. Kegagalan masih berlanjut, pada tahun 1848 lagi-lagi ia kalah di Kongres. Dan tahun 1855 kalah lagi disenat Amerika. Setahun kemudian, dia kembali gagal dalam pemilihan wakil Presiden Amerika. Pada tahun 1860 dia akhirnya dipilih sebagai Presiden di negeri adi kuasa itu. Dialah Abraham Lincoln, sampai sekarang, dia menjadi salah satu pemimpin besar yang pernah lahir.
Dengan bermodalkan keberanian bermimpi dan ketekunan mencoba, banyak hal yang tadinya tidak terbayangkan sekalipun bisa tercapai. Bahkan Presiden Amerika Serikat yang terpilih Barack Obama, juga memperoleh pengggenapan mimpinya yang telah ia tetapkan sejak kecil. Pada usia 8 tahun, ia mengatakan bahwa kelak ia akan menjadi Presiden. Sekalipun berasal dari keturunan kulit hitam yang tidak mungkin duduk di kursi kepresidenan, ia tetap memiliki mimpi tiu. Pada tahun 2008, ia menjadi Presiden Amerika Serikat berkulit hitam.Beranilah bermimpi dan wujudkan.
[Written by: Markus Margono; Mahasiswa Ekstensi Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW), Manajer HRD PT. Asia Paperindo Perkasa Batam]

Melayani Orang Kerasukan Setan


Di zaman modern ini, orang beranggapan bahwa iblis dan setan itu tidak ada. Kebanyakan orang menganggap bahwa mereka itu hanya ada pada dongeng atau di film-film saja. Namun apabila kita mencermati lebih jauh, sebenarnya mereka itu ada, bahkan mereka bisa bekerja dengan leluasa apabila semakin banyak orang yang tidak mengetahui keberadaannya di dalam dunia ini secara nyata. Setan pada modern ini tidak muncul dengan wajah yang menyeramkan, melainkan dengan wajah baru. Memang, pada dasarnya wajah setan dan iblis itu seram, akan tetapi sebagai salah satu cara mereka untuk merekrut sebanyak mungkin manusia untuk menjadi pengikutnya, maka mereka tampil dengan wajah baru. Sehingga banyak orang yang terkecoh, dan tanpa disadari sebenarnya mereka sedang memuja kepada iblis.
Banyak orang percaya berpikir bahwa tidak perlu belajar tentang keberadaan iblis, lebih baik mengenal Allah saja. Itu memang baik, akan tetapi setelah orang itu menjadi percaya, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka akan diperhadapkan dengan peperangan rohani. Orang yang sudah berkomitmen untuk mengikuti Allah, berarti secara tidak lansung menjadi musuhnya iblis. Iblis akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa orang tersebut kembali menjadi budaknya. Bila terpaksa dengan ancaman dan teror.
Alkitab mengisahkan secara lengkap mengenai asal usul iblis dan setan. Mereka adalah malaikat yang jatuh dan dibuang ke bumi. Allah memang tidak menciptakan iblis dan setan. Allah hanya menciptakan malaikat. Keberadaan iblis dan setan merupakan tindakannya sendiri yang tidak taat kepada Allah. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengalahkan Allah dan para pengikut-Nya. Namun, bagaimanapun dan sampai kapan pun iblis dan para pengikutnya tidak akan pernah dapat mengalahkan Allah. Sebab Allah adalah pencipta, sedangkan iblis hanyalah makhluk ciptaan.

Menurut pandangan Alkitab
Menurut kepercayaan Yunani Kuno, iblis dikaitkan dengan roh jahat, yang merupakan makhluk dengan kekuasaan di atas manusia dan dipercayai sebagai perantara dewa dan manusia, berdiam di antara langit dan bumi. Bagi masyarakat Indonesia mempercayai bahwa iblis dan setan merupakan roh-roh orang yang tidak dikehendaki Tuhan. Pandangan lainnya mengatakan bahwa iblis dan setan itu merupakan sesuatu yang tidak rasional dan hanyalah rekayasa manusia belaka. Namun menurut Alkitab, siapakah iblis dan setan itu?
Alkitab menuliskan mengenai siapa sebenarnya mereka itu, sebagai berikut:
- Iblis dalam bahasa Yunani memakai kata diabolos, artinya penuduh, pemfitnah dan pengumpat. Dalam bahasa Ibrani, setan dipakai kata shatan yang berarti musuh.
- Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, tidak hidup dalam kebenaran, dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44).
- Iblis dan setann itu makhluk ciptaan, bukan pencipta. Mereka adalah ciptaan Allah yang memberontak kepada Allah, sehingga Allah membuangnya kee dunia (Yesaya 14:12-14; Yehezkiel 28:11-19).
- Iblis dan setan adalah makhluk roh yang memiliki keterbatasan.
- Iblis dan setan pada akhir kesudahan zaman (kiamat) akan dibuang ke dalam lautan api yang menyala-nyala (neraka).

Tanda orang yang kerasukan
Seorang yang kerasukan setan memiliki tanda-tanda yang menyertainya, entah di awal atau pada saat sedang trans atau kerasukan. Untuk mengenali orang yang kerasukan setan, ada beberapa tanda sebagai berikut:
1. Secara fisik: Pandangan yang kosong, keadaan kesurupan, kekuatan yang luar biasa, gangguan-gangguan dari usus atau pencernaan makanan, reaksi-reaksi yang aneh, nafsu seks yang tinggi, sesak nafas, suara-suara dari mulut, pertahanan yang aktif atau pasif, tindakan-tindakan yang keras dan nafsu liar, bau busuk, dll.
2. Secara emosional: Depresi atau tertekan, merasa bersalah, sifat yang liar, dll.
3. Gangguan mental dan kebingungan.
4. Spiritual: Melawan firman Allah, melihat roh-roh jahat itu.

Pelayanan mengusir setan
Sesuatu yang penting tentunya tidak hanya dibicarakan satu kali. Sama halnya dengan mengusir setan. Berulangkali Markus penulis Injil Markus menuliskan atau menceritakan mengenai pelayanan Yesus terhadap orang yang kerasukan setan. Berarti pelayanan mengusir setan itu bukanlah hal yang dianggap sepele. Hal ini terlihat dari beberapa ayat berikut:
- Markus 1:23-27 menceritakan mengenai seorang yang kerasukan di rumah ibadat.
- Markus 1:32-33 menceritakan mengenai orang yang menderita sakit dan kerasukan.
- Markus 5:1-20 mengisahkan mengenai pelayanan Yesus mengusir setan di Gadara dari seorang yang kerasukan lebih dari 2000 setan.
- Markus 7:25 menceritakan mengenai seorang anak perempuan yang dirasuk roh jahat.
- Markus 9:14-29 menceritakan Yesus mengusir roh jahat dari seorang yang menjadikannya bisu.
- Markus 16:9 menceritakan Maria Magdalena yang pernah dilepaskan dari ikatan 7 setan yang merasuknya.

Seseorang bisa dirasuk sampai ribuan setan yang berdiam di dalam diri orang tersebut. Alasan mengapa seseorang bisa dirasuk setan ada dua hal, yakni karena dia belum menyerahkan hidupnya kepada Yesus atau karena orang itu sendiri yang mengundang setan masuk dan mendiami dirinya.
Dalam melayani orang yang kerasukan setan, Yesus sendiri menggunakan berbagai cara. Sewaktu Dia melayani orang yang kerasukan setan dalam rumah ibadat, Dia menghardik roh jahat itu dan menyuruhnya meninggalkan orang yang dirasuk tersebut (Markus 1:25). Sewaktu melayani orang yang kerasukan, Yesus melarang setan-setan itu untuk berbicara (Markus 1:33). Sewaktu Yesus mengusir setan dari orang yang kerasukan setan di Gadara, Dia bertanya mengenai nama roh jahat itu sebelum kemudian mengusirnya (Markus 5:8-9). Yesus tanpa melakukan apa-apa sewaktu melayani anak dari seorang perempuan Siro Fenisia yang dirasuk roh jahat, roh jahat itu pergi karena iman dari ibu anak yang dirasuk tersebut (Markus 7:29). Yesus mengatakan bahwa ada setan tertentu yang hanya dapat diusir dengan doa (Markus 9:29).

Kuasa orang percaya atas setan
Yesus berulangkali mengingatkan bahwa sebagai orang percaya, dia diberi kuasa untuk mengusir setan. Markus 3:14-15 mencatat ”Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.” Markus 6:7 juga mencatat ”Yesus memberikan kuasa kepada murid-murid-Nya atas roh-roh jahat.”
Lebih jauh dijelaskan bahwa orang percaya itu diperlengkapi dengan kuasa yang menyertainya dalam pelayanan. Markus 16:17-18 dituliskan mengenai tanda-tanda tersebut:
- Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku
- Mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru baginya
- Mereka akan memegang ular
- Sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka
- Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh

Satu hal yang pasti adalah bahwa setiap orang percaya sudah diberi kuasa untuk mengusir setan. Entahkah setan itu berusaha untuk merasuk dirinya atau untuk mengusir setan yang merasuk orang lain. Jadi, pelayanan mengusir setan tidak hanya ditujukan bagi pendeta atau hamba Tuhan saja. Semua orang percaya diberikan otoritas untuk melakukan sseperti yang sudah dikerjakan Yesus dalam pelayanan mengusir setan.
Ada satu hal yang harus diingat bagi mereka yang terjun ke dalam pelayanan pengusiran setan, yakni dia harus diperlengkapi dahulu dengan persenjataan. Orang tersebut harus melengkapi dirinya dengan selengkap senjata Allah. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus mengingatkan agar senantiasa mengenakan perlengkapan senjata Allah. Efesus 6:14-18 merincinya sebagai berikut:
- Berdiri tegap
- Berikatpinggangkan kebenaran
- Berbajuzirahkan keadilan
- Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil
- Memakai perisai iman untuk memadamkan semua panah api si jahat
- Mengenenakan ketopong keselamatan
- Memakai pedang roh, yaitu firman Allah
- Berjaga-jaga dalam doa senantiasa

Mengenakan senjata Allah tidaklah cukup apabila tidak disertai dengan kewaspadaan. Sebab iblis adalah makhluk yang licik, dia berjalan-jalan seperti singa yang mencari mangsanya (I Petrus 5:8). Lawanlah dia dengan iman yang teguh (I Petrus 5:9). Bila kita melawannya, maka dia tidak akan berani macam-macam terhadap kita.
[Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (C)
(Penulis 8 Buku, Pengajar, Pendiri Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW, Konsultan Penerbitan)]

Program Sertifikat


SEKOLAH MENULIS ALKITABIAH (SOW)
“Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau”
Di bawah naungan Yayasan Cahaya Firman Terang


Program Sertifikat (30 SKS)
Lama kuliah 9 bulan
Angakatan ke-7 dibuka Februari 2011

Dengan materi antara lain:*
- Pengantar Perjanjian Lama (2 SKS)
- Pengantar Perjanjian Baru (2 SKS)
- Studi Tentang Allah dan Roh Kudus (2 SKS)
- Studi Tentang Kristus dan Keselamatan (2 SKS)
- Studi Tentang Akhir Zaman (2 SKS)
- Pengenalan Menulis (2 SKS)
- Mengatasi Hambatan Menulis (2 SKS)
- Menulis Biografi (2 SKS)
- Menulis Cerpen (2 SKS)
- Menulis Renungan (2 SKS)
- Menulis Buku (4 SKS)
- Manajemen Penerbitan Buku (2 SKS)
- Strategi Pemasaran (2 SKS)
- Seni Penyuntingan (2 SKS)

Lama kuliah 1 SKS 1 kali pertemuan @3 jam.

Dengan para dosen berpengalaman di bidangnya:
- Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (C)
(Ketua SOW, Pengajar, Penulis 9 buku, Redaksi Tabloid Rohani Keluarga)
- Steven Antonius Goutama, MSC, S.Th., M.Th., D.Th
(Ketua Umum Sandi Brata, Dewan Penasihat Ikatan Warga Satya Indonesia, Direktur Human Developmen, Penulis Buku)
- Johny Tedjo, S.Th
(Penulis 5 buku, Pengajar SOW, Konsultan)
- Hali Daniel Lie, S.Th., M.Th
(Dosen STT Bandung, Penulis 7 buku)
- Gideon Limandibrata, S.Th., M.Th., D.Min
(Ketua STT Saint Paul Bandung, dosen)
- Agus Nugroho, S.Th., M.Th (C)
(Pengajar SOW)
- Juanda, S.Sos., M.A., M.Th
(Pimpinan Redaksi Tabloid Rohani Keluarga, Dosen, Penulis 6 buku)
- Heru Winoto, S.Th
(Mantan Editor Navigator, Pengajar SOW)

Lama perkuliahan selama 9 bulan (Februari-Oktober 2011). Belajar setiap Selasa, jam 17.00-20.00 WIB. Wisuda diadakan 25 Oktober 2011. Kelas dibatasi hanya 20 orang. Kelas akan dibuka minimal 10 peserta per angkatan.

Setiap peserta harus menyerahkan pas foto 3x4 3 lembar, foto copy KTP, membayar uang kuliah, membeli dan mengisi formulir pendaftaran.

Biaya perkuliahan:
Formulir pendaftaran Rp100.000
Biaya Rp80.000/SKS atau Paket all in Rp2000.000.
Fasilitas: Ruang kuliah yang nyaman, Modul Pelajaran, Member Student, Sertifikat, Konsultasi Penerbitan, Paket Buku Agape.
Diskon khusus bagi alumni SOW.

Untuk pendaftaran: 081394401799; 022.951.87.968
tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com
www.schoolofwriting.blogspot.com

Kamis, 18 November 2010

PENDIDIK DAN BAPA

“Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa…” (I Korintus 4:15a).

Seorang guru atau dosen disebut sebagai pendidik. Mereka bertugas mendidik setiap siswa dan mahasiswa untuk menjadi orang pintar. Sayangnya tugas mendidik ini hanya dilakukan sebatas untuk menambah pengetahuan kognitif (otak), tanpa mengindahkan faktor lain dalam hidup peserta didiknya. Tak heran bila kita menemukan mahasiswa teologi yang katanya calon hamba Tuhan, nyatanya masih merokok dan minum-minuman keras, serta jatuh ke dalam dosa perzinahan. Kemungkinan di kelas hanya diperhatikan bagaimana mendapatkan nilai terbesar saja, tanpa memperhatikan karakternya.
Beberapa hamba Tuhan jatuh dalam dosa. Mengapa hal ini dapat terjadi, bukankah dia sudah mengetahui tindakan apa saja yang mendatangkan dosa dan seharusnya dia jauhi. Apa penyebabnya? Karena dia tidak memiliki bapa. Beberapa orang hamba Tuhan yang memiliki bapa, dia tetap hidup bertahan dalam kebenaran firman Tuhan. Sebab ada yang mengingatkannya apabila jalan hidupnya sudah melenceng dari jalan Tuhan.
Yoas, raja Yehuda, melakukan apa yang benar seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia (II Tawarikh 12:2). Yoyada tidak hanya mengajarkan berbagai pengetahuan, namun dia juga mau menjadi bapa bagi Yoyada. Istilah sekarang adalah menjadi mentor.
Sudah semestinya para hamba Tuhan senior bisa menjadi bapa bagi para hamba Tuhan lain yang masih muda. Sehingga bisa membantu dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi. Rasul Paulus menjadi mentor bagi Timotius dan Titus. ”Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius anakku yang kekasih...” (II Timotius 1:1-2). Timotius yang masih muda dan kurang berpengalaman dalam pelayanan, mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari Paulus. Surat-surat Paulus kepada Timotius menunjukkan perhatiannya kepada anak rohaninya.
Tanpa kehadiran seorang bapa rohani, setiap pelayan Tuhan akan mudah terjatuh dan terseret dalam arus dunia ini. Diperlukan orang-orang yang memiliki hati dan mau membagikan hidupnya untuk membantu orang-orang muda yang belum berpengalaman dalam pelayanan, agar bisa mandiri. Sayangnya, sangat sedikit mereka yang terbeban menjadi bapa (tidak hanya bagi pria, wanita juga bisa). Padahal banyak orang yang memerlukan dukungan dan masukan agar pelayanannya bisa terus berlangsung dan semakin maju berkembang.
Kita perlu berdoa minta kepada Tuhan agar membangkitkan banyak bapa rohani yang menjadi penopang dalam kehidupan orang-orang yang masih belum berpengalaman dalam pelayanan. Tidak hanya sekadar pendidik, tetapi seorang yang memiliki hati bapa. Seorang bapa tentu akan senang bila anak rohaninya lebih maju daripada dirinya. Bukan malah menganggap saingan dan malah menjatuhkan anak rohaninya. Semoga Tuhan banyak mengirimkan beribu-ribu bapa yang menjadi teman dan sahabat di kala suka dan duka.

Mendengar Suara-Nya Membuat Hati Bahagia

Kisah dalam Yohanes 21:1-14 mengisahkan kehidupan para murid Yesus setelah kematian-Nya. Petrus dan beberapa murid lainnya kembali kepada kehidupan lamanya sebagai penjala ikan, padahal mereka sudah diangkat oleh Yesus menjadi penjala manusia. Hal ini dikarenakan para murid kehilangan harapan, sebab Guru mereka yang dianggap sebagai Mesias telah mati. Sehingga para murid kehilangan arah hidup.
Tanpa berpikir panjang lagi, Petrus dan teman-temannya kembali kepada pekerjaan awal mereka sebagai nelayan. Seperti umumnya para nelayan, merekapun bersepakat untuk melaut malam itu. Tetapi rupanya malam itu mereka sedang apes, tidak seekor ikan pun yang mereka tangkap. Akhirnya diputuskan untuk kembali ke tepi pantai. Setibanya di tepi, mereka berjumpa dengan Yesus. Sayangnya para murid ini tidak mengenali Yesus lagi. Yesus menyuruh agar mereka menebarkan jala kembali, tapi kali ini tidak di tengah laut, melainkan di sekitar tepi. Hal ini tidak lazim dilakukan para nelayan. Namun, apa salahnya mereka mencobanya. Dan ternyata, mukjizat terjadi. Mereka menangkap 153 ekor ikan besar, tapi jala mereka tidak koyak. Di sinilah para murid mengenali bahwa orang yang berada di hadapan mereka adalah Yesus.
Mengapa para murid tidak bisa mengenali suara Yesus? Ada tiga hal mengapa seringkali kita, termasuk para murid, tidak bisa mendengar suara Yesus: Pertama, dikuasai oleh ketakutan. Orang yang dikuasai ketakutan ini digambarkan seperti seorang pendaki gunung berikut. Telah berjam-jam seorang pendaki gunung tersesat di jalan. Dia terperosok ke dalam sebuah jurang. Untunglah dia sempat berpegangan pada seutas akar pohon. Karena takutnya dia berkata kepada Tuhan. ”Tuhan, tolong saya, apa yang harus saya lakukan?” Tuhan menjawab, ”lepaskan saja peganganmu.” ”Tidak Tuhan, nanti kalau dilepaskan saya bisa mati. Saya belum mau mati.” ”Lepaskan saja, percayalah kepada-Ku.” Pendaki ini tidak mempercayai suara Tuhan. Dia tetap berpegangan pada akar pohon hingga pagi hari. Setelah keadaan sekitarnya terlihat dengan jelas, ternyata jarak antara kaki dengan tanah di bawahnya hanya sekitar 1 meter. Seandainya saja pendaki ini menuruti suara Tuhan sejak awal, tentunya dia tidak usah berjam-jam bergantungan pada akar pohon.
Para murid tidak bisa mengenali suara Yesus dengan baik karena diliputi oleh perasaan takut yang mencekam, disebabkan ancaman para ahli Taurat dan orang Farisi yang mengancam untuk memenjarakan para pengikut Yesus.
Seringkali kita juga tidak bisa mendengar suara Yesus dengan baik, karena kita terlalu diliputi oleh perasaan takut. Sehingga ketakutan ini mengalahkan suara-Nya yang senantiasa memberikan penghiburan dan keberanian. Padahal Tuhan tidak pernah memberikan roh ketakutan. ”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan keberanian” (II Timotius 1:7). Oleh karenanya, usirkan ketakutan itu, dan dengarkanlah suara-Nya yang lembut itu.
Kedua, orang terkadang tidak bisa mendengar suara Tuhan karena terlalu disibukkan dengan kebisingan dunia dan kesibukan pekerjaan. Sehingga suara Tuhan yang lembut nyaris tak terdengar atau diabaikan begitu saja. Petrus dan teman-temannya disibukkan dengan pekerjaannya sebagai nelayan. Yang ada di benak pikiran mereka hanya bagaimana caranya agar bisa menangkap ikan sebanyak mungkin untuk dijual dan mendapatkan uang yang banyak. Sehingga mereka tidak lagi mengenali suara Yesus. Padahal para murid tersebut sudah mengikut Yesus sekitar 3 setengah tahun. Pagi, siang, sore, dan malam hari selalu bersama. Tetapi masih saja mereka tidak mengenali Yesus.
Seorang mandor di pabrik tekstil kehilangan arloji kesayangannya. Dia sudah berusaha mencari ke sana ke mari namun belum bisa menemukannya. Beberapa temannya juga membantu, namun hasilnya nihil. Suara mesin dan suara orang berbicara lebih keras dibandingkan suara detak jam. Ketika saatnya jam istirahat, semua pekerja beristirahat untuk makan. Semua mesin pun dimatikan. Sehingga keadaan di ruangan tersebut sunyi. Seorang pekerja dengan sengaja tetap berada di ruangan tersebut. Dia mulai membuka telinganya lebar-lebar untuk mendengarkan bunyi suara jam. Setelah beberapa menit, akhirnya pekerja ini bisa mendengar dengan jelas suara jam, dengan segera dia bisa menemukan arloji yang hilang.
Ketiga, tidak lagi memiliki hubungan intim dengan-Nya. Hubungan intim ini bisa diperoleh dengan cara mempunyai waktu khusus untuk berdoa. Berdoa berarti berkomunikasi dengan Tuhan, mengungkapkan isi hati kita dan mendengarkan kehendak-Nya dalam diri kita. Membaca firman Allah secara rutin pun bisa mempertajam kepekaan kita dalam mendengar suara Tuhan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah dengan bersaksi mengenai kebaikan Tuhan kepada orang lain. Tuhan akan memakai kita dengan menaruh perkataan-perkataan-Nya untuk disampaikan kepada orang-orang yang ditemui.
Seorang sahabat yang sudah sepuluh tahun tidak pernah bertemu, tentunya tidak begitu mengenali lagi kepada sahabatnya itu. Bila dulu dia bisa mengetahui kehadirannya hanya dari batuknya, maka setelah lama tidak bertemu dia lupa. Agar bisa mengenal suaranya kembali, tentunya dia harus menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dan secara rutin.

Suara Tuhan itu memberikan penghiburan, kekuatan, dan membangkitkan semangat kembali. Bila sedang menghadapi pergumulan berat, ketika mendengar suara-Nya, kita menjadi tenang. Beroleh semangat kembali. Mendapat kekuatan baru untuk maju menjalani kehidupan dan melayani Dia.

* Tony Tedjo pendiri dan ketua SOW, konsultan penerbitan, pengajar, penulis buku.

Dukung dan Doakanlah

Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) akan membuka kelas khusus yang mempelajari mata kuliah Alkitab (10 SKS atau 5 mata kuliah) dan mata kuliah literatur (20 sks atau 10 mata kuliah) dengan lama belajar sekitar 10 bulan. Proses belajar mengajar diadakaan setiap Senin ke-2 dan ke-4 dari jam 17.00-20.00 WIB. Rencananya akan dibuka bulan Februari 2011 nanti. Ada diskon khusus bagi alumni SOW. Doakanlah.
Doakanlah agar SOW di tahun 2011 semakin eksis dan menjadi berkat bagi banyak anak-anak Tuhan di Indonesia.

Mengalahkan Tiga Raksasa

Setiap pekerjaan apapun namanya pastilah mengalami beberapa kendala ketika mengerjakannya. Termasuk di dalamnya dengan kegiatan tulis-menulis. Pada kesempatan ini akan diberikan tips praktis bagaimana dapat mengalahkan tiga raksasa dalam menulis, yaitu:
1. Raksasa kemalasan. Sebenarnya setiap orang berkesempatan untuk menjadi penulis sukses, hanya saja terkadang tidak mampu menghadapi raksasa yang satu ini, yaitu kemalasan. Beberapa orang memiliki ide-ide brilian dan berpotensi menjadi tulisan berbobot. Hanya saja malas untuk menuangkan ide tersebut ke dalam bentuk tulisan. Cara mengatasinya adalah dengan meningkatkan kerajinan dan membiasakan diri untuk berdisiplin, dalam keadaan apapun untuk selalu menulis dan tetap menulis. Paling tidak menulis sebuah artikel pendek.
2. Raksasa kepuasan. Orang bisa menjadi mandul dalam menulis bila terlalu larut dalam rasa puas atas apa yang sudah diraihnya. Kepuasan ini akan melemahkan kerinduannya untuk menulis artikel yang lain. Terpaku pada tulisan terdahulu yang dirasa cukup memuaskan hatinya. Cara mengalahkannya adalah dengan selalu bersikap rendah hati dan menghindari diri dikuasai dengan kepuasan. Mencoba melihat kepada orang yang di atas kita, maksudnya penulis senior, yang sudah menghasilkan berpuluh-puluh artikel dan buku, tetapi tetap masih menulis. Hal ini akan memacu kita untuk tetap berprestasi menghasilkan tulisan-tulisan bermutu.
3. Raksasa kekecewaan. Biasanya kalau tulisan seseorang diterbitkan, orang menjadi giat menulis lagi tulisan-tulisan yang lainnya. Terkadang pula ada orang yang menjadi mogok menulis dikarenakan pernah kecewa terhadap suatu redaksi atau surat kabar tertentu yang sudah mengembalikan tulisannya. Dia menjadi trauma dan tidak mau menulis lagi. Cara mengatasinya adalah dengan menghibur hati kita bahwa tulisan yang ditolak oleh satu penerbit belum tentu ditolak oleh penerbit lainnya. Masih ada penerbit lain yang akan menerima tulisan kita.

Hot News SOW

Puji Tuhan, tgl. 13 Oktober 2010 yang lalu Bp. Tony Tedjo telah diundang untuk membawakan training bagi guru-guru Sekolah Sinar Bunga Hati Bandung. Adapun materi yang dibawakan yaitu bagaimana membuat pengumuman yang baik. Diikuti oleh 15 orang guru dari play group, TK, dan SD.
SOW ekstensi telah berjalan dan diikuti oleh tiga peserta: Satu dari Sumedang, satu dari Surabaya, dan satu lagi dari Batam. Masing-masing begitu antusias dalam belajar. Hasil tulisan mereka selain diterbitkan pada Tabloid Rohani Keluarga, juga diharapkan bisa diterbitkan menjadi buku.
Salah seorang peserta SOW angkatan ke-1, yakni Ibu Hanny Retika telah berhasil menerbitkan buku perdananya dengan judul ”Melejit Saat Terjepit”. Sebuah buku inspirasi yang ditujukan kepada para orangtua agar bisa mendidik anak-anaknya secara maksimal.

SOW angkatan ke-5 akan diadakan tgl. 17 November dan 7 Desember 2010, jam 09.00-15.00 WIB bertempat di Hotel Perdana Wisata, Jl. Jendral Sudirman Bandung. Pembicara Tony Tedjo, S.Th., M.Th., D.Th (C) dan Johny Tedjo, S.Th. Materi yang disampaikan “Menulis itu apa sih?“, “Tips Mengalahkan Tiga Raksasa Menulis“, “Menulis Cerpen itu Gampang“, “Menulis Biografi dengan Mudah“, “Kiat Menulis Buku“, dan “7 Keuntungan Menulis“. Biaya pelatihan Rp500.000 (hotel berbintang, modul, makan, snack, member card, paket buku). Mendaftar sebelum 10 November 2010 biaya Rp400.000. Alumni SOW diskon 50%. Pendaftaran 081394401799 atau 088218240331. Tempat terbatas!

SPIRIT OF EXCELLENT


Seorang penulis penting sekali memiliki roh yang luar biasa (spirit of excellent). Penulis yang memiliki spirit of excellent akan menghasilkan karya-karya tulisan yang berbobot dan menjadi produktif. Beberapa hal untuk mewujudkan spirit of excellent ini:

Pertama, miliki mental yang tidak cepat merasa puas. Banyak penulis setelah tulisannya diterbitkan di media massa dan karyanya dibukukan menjadi buku, merasa cukup puas sehingga tidak lagi menghasilkan karya tulisan yang lainnya.

Kedua, berhenti belajar. Setiap orang sepanjang hidupnya haruslah senantiasa belajar. Bila dia tidak mau belajar (membaca buku karya orang lain atau mengikuti seminar), maka tulisan-tulisannya akan dangkal, dan sumber informasinya sudah tidak lagi up to date. Dengan tetap belajar, membuat tulisannya menjadi lebih bervariasi dan beritanya selalu baru.

Ketiga, menjaga sikap rendah hati. Meski si penulis sudah menjadi terkenal, dia harus tetap menjaga sikapnya agar tidak sombong. Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk. Sebab kesombongan adalah awal dari kehancuran.

Marilah kita memiliki spirit of excellent, sehingga mampu menghasilkan hasil yang optimal bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.

Jumat, 21 Mei 2010

Kelas Ekstension

Salam dahsyat penulis!
Kabar gembira bagi Anda yang berada di luar kota Bandung, kini Anda bisa mengikuti kelas ekstension yang diadakan oleh SOW. Kelas yang ditawarkan sementara ini adalah MENULIS BUKU. Sasaran akhir mahasiswa yang mengikuti kelas ini bisa minimal bisa membuat sebuah buku tipis 60 halaman dan diterbitkan (sendiri atau penerbit lain). Lama belajar maksimal 2 bulan. Apabila dalam 2 bulan belum selesai, maka bisa diperpanjang 2 bulan lagi dengan membayar biaya sejumlah 50% dari total biaya sebelumnya.
Bagaimana cara mengikutinya:
1. Daftarkan diri Anda melalui telpon atau SMS ke 081394401799 (nama, alamat, pekerjaan, gereja, tujuan mengikuti SOW).
2. Membayarkan biaya pendidikan sebesar Rp1.000.000 (untuk biaya pengiriman modul dan tugas-tugas, buku-buku penunjang, mentoring, konsultasi, sertifikat). Kirimkan bukti transfer melalui email ke tony_kharis@yahoo.com atau tonytedjo@gmail.com.
3. Anda akan mendapatkan NIM (Nomor Induk Mahasiswa) dan berhak mendapatkan hak-haknya sebagai mahasiswa.
4. Setelah modul dan buku diterima, maka Anda diwajibkan mengerjakan latihan yang ada dan mengirimkannya kembali kepada SOW.
5. Naskah yang sudah selesai akan dianjurkan untuk diterbitkan sendiri atau dikirimkan ke penerbit lain. Mengenai biaya menerbitkan buku sendiri perinciannya ada tersendiri.
6. Anda menjadi seorang penulis buku.

Informasi dan pendaftaran
Tony di 081394401799 atau 0882 1824 0331
tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com
www.schoolofwriting.blogspot.com

Didukung oleh Penerbit AGAPE

Selasa, 20 April 2010

CAMP PENULIS 2010

Salam dahsyat penulis!
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus!
Kegiatan tulis-menulis merupakan hal yang terus berlangsung sejak manusia ada hingga manusia tiada. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan orang tersebut sudah bisa membaca dan menulis. Pekerjaan menulis ini sebenarnya sudah ditanamkan sejak SD, di mana dalam pelajaran Bahasa Indonesia anak dituntut untuk bisa menulis sebuah karangan satu atau dua halaman kwarto. Bahkan mengarang ini dimasukkan dalam soal ujian Bahasa Indonesia dan mendapatkan nilai lumayan besar, sampai 30%. Rata-rata setiap siswa mampu mengerjakan soal ini dengan baik dan mendapat nilai yang baik pula. Berarti kemampuan menulis mereka cukup untuk bekal menjadi seorang penulis sukses.
Namun, sayangnya bisa menulis saja tidak cukup, perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam menulis. Dan sebenarnya, setiap orang berpotensi menjadi penulis buku. Hanya saja potensi ini belum dimunculkan. Oleh karena itu, Tim SOW bermaksud mengadakan CAMP Penulis 2010.
Acara ini akan diadakan pada tgl. 11-13 November 2010 bertempat di Hotel Pesona Bamboe Lembang, Bandung. Beberapa keuntungan mengikuti acara ini:
1. Mengubah paradigma yang salah mengenai menulis
2. Mengatasi berbagai kendala menulis
3. Menjadi lebih percaya diri dan membangun citra diri positif mengenai seorang penulis
4. Bisa berbagi pengalaman dengan penulis buku senior
5. Mampu merancang dan meramu bahan tulisan
6. Mampu menuangkan ide ke dalam kalimat dan paragraf yang efektif
7. Mampu menghasilkan artikel pendek yang utuh
8. Mempersiapkan sebuah buku
9. Menindaklanjuti tulisan yang sudah dibuat: dikirm ke blog, facebook, majalah/koran/tablloid/buletin, dll.

Fasilitas:
1. Satu buku best seller (karya Tony Tedjo): Rich With Writing.
2. Tempat hotel berbintang dan nyaman (1 kamar berdua sesama jenis)
3. Modul
4. 6 x Lunch
5. 4 x Coffe Break
6. Sertifikat
7. Konsultasi dan mentoring selama camp
8. Naskah bisa dibimbing untuk diterbitkan
9. Diskon 30% pembelian buku terbitan Agape di tempat

Investasi:
Umum Rp2.600.000
Dosen/Mahasiswa/Guru/Pendeta: Rp2.200.000 (menyerahkan identitas)
Pendaftaran sebelum 15 Oktober 2010 Rp2.200.000 (menyerahkan bukti transfer)
Pendaftaran berkelompok Rp2.400.000/orang.
Pendaftaran terakhir 3 November 2010. Terbatas hanya 30 orang.

Mentor:
1. Tony Tedjo: Penulis 8 buku laris (Menulis Seni Mengungkapkan Hati, Rich With Writing, Menerbitkan Buku Renungan Sendiri, dll) redaksi tabloid Keluarga, konsultan penerbitan, pendiri dan ketua SOW, pendiri dan direktur Agape.
2. Juanda: Pimpinan Redaksi Tabloid Keluarga, wartawan Jawa Pos, pengajar, penulis 6 buku.
3. Harianto GP: Pendiri dan Direktur Penerbit Agia Media, mantan wartawan, Ketua Bandung Literatur and Biblical Studies, pengajar, penulis 7 buku (Mengelola Majalah dan Tehnik Kepenulisan, dll).
4. Johny Tedjo: Penulis 5 buku laris (3000 Kata Motivasi Bijak), motivator.
5. SOW TEAM

Informasi dan Pendaftaran:
Tony 081394401799 dan 088218240331
tony_kharis@yahoo.com; tonytedjo@gmail.com
http://www.schoolofwriting.blogspot.com/

Acara ini didukung oleh Penerbit Agape, Penerbit Kalam Hidup, Penerbit PBMR ANDI, ICAT dan Komunitas Penulis Rohani (KPR)

Kamis, 25 Maret 2010

Mengembangkan Talenta Menulis


Salam dahsyat penulis!

Saya percaya bahwa setiap manusia diberikan oleh Tuhan talenta, ada yang lima (banyak talenta), dua (beberapa talenta saja), dan ada yang satu. Jadi bahwa setiap orang pastilah memiliki talenta. Dengan kata lain bahwa setiap manusia diperlengkapi oleh Allah kemampuan untuk memakai potensi yang ada di dalam dirinya. Talenta dalam diri seseorang ini menjadi potensi yang bisa dikembangkan.

Ada orang yang bertanya kepada saya, "Pak, tapi saya tidak memiliki talenta apa-apa yang bisa dikembangkan?" Sebenarnya anggapan ini keliru, karena Tuhan itu begitu mengasihi kita, sehingga Dia memberikan kepada semua orang talenta atau potensi. Bisa saja orang yang merasa tidak memiliki potensi tersebut belum mengenal benar akan kemampuannya. Ibaratnya seperti harta terpendam. Potensi orang tersebut belum digali dan dimunculkan ke luar. Mungkin perlu bantuan orang lain agar potensi tersebut bisa diketahui orang tersebut. Setelah potensi tersebut diketahui, maka tugas selanjutnya dari orang itu adalah mengembangkan potensi tersebut sehingga bisa berlipat ganda dan berkembang.

Bagaimana cara kita menemukan potensi yang ada pada diri kita? Ada beberapa cara, seperti:

1. Ikutilah seminar atau pelatihan penulisan. Dengan mengikuti ini kegiatan ini maka kemampuan menulis kita yang semula terpendam, bisa dimunculkan dan dikembangkan.

2. Cobalah menulis jenis tulisan apa saja, misalnya cerpen atau novel, menulis biografi, menulis buku cerita anak-anak, menulis resep makanan, menulis kiat-kiat atau tips-tips praktis, dll.

3. Latihlah terus jenis tulisan di atas yang kita kuasai. contoh, bila menyukai cerpen maka buatlah cerpen sebanyak-banyaknya secara konsisten.

4. Pelajari karya tulisan orang lain yang berbobot sebagai pemacu agar kita bisa maju.

5. Mencoba mempubikasikan karya tulisan kita ke berbagai media penerbitan atau kirimkan naskah tulisan kita ke penerbit buku.


Kunci untuk bisa mengembangkan talenta kita adalah rajin menulis, mencoba jenis tulisan baru, perbanyak membaca buku-buku berbobot, berani mempublikasikannya kepada umum. Namun semua hal tersebut tidak bisa berjalan apabila tidak ada kesadaran untuk menulis. Kesadaran akan pentingnya menulis inilah yang akan memotivasi seseorang untuk menulis. Selamat berkarya. (Tony Tedjo)

Selasa, 23 Maret 2010

HOT NEWS SOW


Salam dahsyat penulis!

SOW atau Sekolah Menulis Alkitabiah saat ini sudah memiliki alumni sekitar 125 orangyang tersebar di berbagai kota di Indonesia seperti: Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Subang, Tangerang, Bekasi, Jakarta, Depok, dan Palembang. Beberapa alumni sudah membuat buku dan menerbitkannya. Sebenarnya ada banyak orang yang rindu mengikuti SOW, namun karena mengalami kendala waktu, mereka tidak bisa mengikuti SOW
Jangan berkecil hati, kami memberikan solusi terbaik. Kabar gembira bagi Anda yang hendak menjadi penulis dan ingin menerbitkan buku, kami menawarkan beberapa paket yang bisa Anda pilih:

1. PRIVATE. Murid bisa belajar langsung bertemu dengan guru di tempat yang sudah disepakati bersama atau guru bisa datang ke rumah siswa (sementara ini baru wilayah Bandung). Private ini bisa juga dihadiri oleh maksimal 5 orang. Banyaknya pertemuan adalah 3 kali @ 2 jam. Siswa bisa memilih 1-3 materi berikut: Spirit Writing, Menulis Cerpen, Menulis Buku, Menulis Biografi, Tehnik Wawancara, dan Manajemen Penerbitan Buku. Biaya program ini Rp400.000/orang, untukkelompok lebih dari 2 orang harga Rp300.000/orang. Selain mendapatkan modul pelajaran, siswa akan mendapatkan 1 buku terbitan Agape dan gratis berkonsultasi selama 1 bulan.

2. ELEKTRONIK. Bagi Anda yang berada di luar kota atau di luar negeri, dan rindu untuk bisa menulis dan menerbitkan buku, Anda tidak perlu kuatir. Kini SOW hadir secara elektronik melalui email. Siswa bisa berinteraksi melalui email. Bahan akan dikirimkan ke alamat email Anda, begitu Anda tercatat sebagai murid. Setelah bahan dipelajari, Anda bisa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti berkaitan dengan bahan tersebut (maksimal 10 pertanyaan/siswa). Adapun materi yang ditawarkan antara lain: Spirit Writing, Rich With Writing, Mengatasi Kendala Menulis, Menulis Buku, Menulis Cerpen, Menulis Biografi, Tehnik Wawancara, Manajemen Penerbitan Buku, dan Strategi Jitu Menembus Pasar. Biaya Rp500.000/orang (berlaku maksimal 3 bulan).

3. Menerbitkan Buku. Bagi Anda yang sudah menuliskan naskah buku dan berniat menerbitkan sendiri, tetapi tidak tahu cara membuatnya menjadi buku, kami bisa membantu Anda. Cukup dengan mengirimkan naskah tersebut dalam bentuk Microsoft Word ke tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com. Maka segera kami akan menindaklanjuti hingga menjadi sebuah buku yang siap dipasarkan (dijual) lengkap dengan nama penerbit dan ISBN. Biaya tergantung dari tingkat kesulitan, ketebalan buku, dan jumlah eksemplar yang akan dicetak.
Langkah-langkah pendaftaran:

1. Calon siswa bisa mentransferkan biayanya ke BCA cabang Asia Afrika ac. 0080332041 an. Tedjo Tony.
2. Tunjukkan bukti transfer kepada kami melalui email ke tonytedjo@gmail.com atau tony_kharis@yahoo.com.
3. Kirimkan data pribadi Anda: nama lengkap dan gelar, pekerjaan, alamat lengkap, email dan no hp, dan kerinduan mengikuti SOW. Kirimkan ke 081394401799, maka Anda akan mendapatkan NIS (nomor induk siswa).
4. Hubungi kami apabila ada kesulitan baik dalam pengiriman materi maupun dalam berinteraksi.

Kami hadir memberikan solusi bagi Anda untuk berkarya dan maju melalui tulisan! Selamat bergabung.

Informasi dan pendaftaran:

Kamis, 11 Maret 2010

SOW di Tangerang

Puji Tuhan, Sekolah Menulis Alkitabiah (SOW) angkatan ke-1 di Tangerang telah berlangsung selama 2 hari, tgl. 10-11 Maret 2010 bertempat di Gedung Heartline Center, Jl. Permatasari 1000 Lippo Village Tangerang. Pdp. Tony Tedjo, M.Th hadir sebagai pembicara tunggal membawakan 7 materi, seperti Spirit Writing, Menulis Cerpen, Menulis Buku, Menulis Biography, Tehnik Editing, Rich With Wrting, dan Manajemen Penerbitab Buku. Di hadapan 12 peserta Pak Tony memaparkan bagaimana untuk menjadi seorang penulis harus memiliki semangat atau spirit terlebih dahulu, sehingga bisa menyelesaikan setiap target dalam menulis artikel atau menulis buku. Peserta yang hadir dari berbagai tempat seperti Bekasi, Jakarta, dan Tangerang sendiri. Peserta dari berbagai latar belakang: Pendeta, dokter, PNS, dll. Dan diharapkan agar SOW untuk angkatan selanjutnya bisa diadakan di kota ini kembali.
Pertemuan selama dua hari ini dimulai dari jam 09.00-15.00 WIB. Dari sekian peserta, ternyata ada yang sudah pernah menulis berbagai artikel, bahkan ada juga yang sudah menulis buku.

Selasa, 16 Februari 2010

SOW di Tangerang


Puji Tuhan, SOW angkatan ke-1 di Tangerang telah berlangsung baik dari tgl. 10-11 Maret 2010 bertempat di Gd. Heartline Center Jl. Permata Sari 1000 Lippo Village Tangerang. Peserta yang antusias mengikuti acara ini ada 12 orang dari Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Materi yang disampaikan ada 7 topik dan semuanya dipaparkan secara gamblang oleh Pdp. Tony Tedjo, M.Th yang hadir sebagai pembicara tunggal. Setiap peserta begitu antusias, sehigga mereka berencana untuk membuat proyek buku yang dikerjakan bersam-sama oleh 12 orang. Kami nantikan SOW angkatan ke-2 di Tangerang. Tuhan Yesus memberkati.

SOW di Palembang


Tanggal 26-27 Februari 2010 lalu SOW angkatan ke-1 telah dimulai dengan 35 peserta. SOW diadakan di Gd. GBI MPI Palembang. Materi yang dibawakan selama 2 hari meliputi Menulis Renungan, Menulis Buku, Menulis Biography, Spirit Writing, Rich With Wrting, Tehnik Editing dan Manajemen Penerbitan Buku. Hadir sebagai pembicara Pdp. Tony Tedjo, M.Th. dan Ev. Johny Tedjo, S.Th. "Kalau Tuhan menghendaki, SOW angkatan ke-2 akan diadakan kembali tahun ini", ungkap Pdt. Herry dan Pdt. Edy selaku panitia.

SOW di Tangerang


Syalom, suatu sukacita bagi Anda yang berdiam di daerah Tangerang, Bekasi, Bogor, Depok, dan Jakarta, karena SOW akan hadir di Tangerang pada tgl. 10-11 Maret 2010 jam 09.00-15.00 WIB bertempat di Gedung Heartline Center, Jl. Permatasari 1000 Tangerang.
Dengan materi sebagai berikut: Spirit Writing, Rich With Writing, Menulis Cerpen, Menulis Buku, Menulis Biografi, Tehnik Editing, dan Manajemen Penerbitan Buku. Pembicara Pdp Tony Tedjo, S.Th., M.Th (Pendiri dan Ketua SOW, Direktur Agape, Konsultan Penerbitan) dan Ev. Johny Tedjo, S.Th (penulis 5 buku laris, motivator). Biaya pendaftaran hanya Rp300.000 (sudah termasuk makan, modul, 2 bh buku, sertifikat). Pendaftaran akhir tgl. 6 Maret 2010. Peserta dibatasi hanya 25 orang saja. Informasi dan pendaftaran hubungi 081394401799 atau tonytedjo@gmail.com.
Simak juga talkshow bersama Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th di Radio Heartline FM dalam acara Quality Of Life tgl. 27 Februari 2010 jam 09.00-10.00 WIB. Acara ini bisa didengar juga secara online di www.heartlineFM.com

Selasa, 02 Februari 2010

Menulis itu mudah sekali


Salam dahsyat penulis!

Ada banyak orang beranggapan bahwa menulis itu sangat sulit, bila mereka disuruh memilih mau menulis atau bercerita, banyak yang lebih memilih bercerita. Orang bisa bercerita sampai berjam-jam di telpon tanpa merasa kehabisan bahan pembicaraan. Namun, sewaktu disuruh menulis, tak satu kalimatpun muncul di atas kertas. Alasannya, susah untuk memulainya dari mana dulu.

Saya mau katakan bahwa menulis itu mudah sekali, sebab ketika kita menulis, tuliskan saja apa yang ada dalam hati kita. Ungkapkan semua yang kita ketahui mengenai suatu topik pembahasan. Misalnya mengenai uang. Tuliskan semua yang kita ketahui mengenai uang: kegunaannya, bentuknya, jenisnya, nilainya, bahannya, dan apa akibatnya bila tidak memiliki uang. Ceritakan dalam bentuk tulisan. Bila masih ada hal-hal yang masih belum dipahami, cari sumber referensinya: dari buku, wawancara dengan orang lain, koran, televisi, internet, dll. Saya yakin bila sumber itu sudah dikumpulkan akan dengan mudah menuliskan tulisan mengenai uang. Bisa tiga sampai sepuluh lembar halaman.

Agar kita bisa menjadi penulis profesional, maka ada dua hal yang harus kita perhatikan: Pertama, teruslah berlatih menulis. Tuliskan minimal satu halaman sehari. Lakukanlah ini secara konsisten. Lama-kelamaan akan menimbulkan kepekaan dalam diri kita, sehingga bisa dengan cepat menuliskan suatu topik pembahasan tertentu; Kedua, rajinlah membaca buku yang berkualitas. Dengan semakin banyak membaca buku yang berkualitas, maka pola berpikir kita akan terbentuk dengan baik. Dan ini akan berakibat pada kuliatas tulisan yang kita hasilkan menjadi semakin lebih baik dan lebih berbobot lagi. Dengan semakin banyak membaca, maka wawasan kita menjadi bertambah dan tulisan kita menjadi lebih bervariasi dan berisi.

Seseorang pernah berujak demikian "Rajin-rajinlah menulis. Lama-kelamaan di otak Anda akan terbentuk sebuah 'sistem menulis'". Sistem menulis ini memang tidak tercipta begitu saja secara otomatis, tetapi kita sendiri yang harus mengupayakannya. Dua hal yang bisa kita kerjakan untuk membentuk sistem menulis, yaitu: Jadikanlah kegiatan menulis sebagai pilihan hidup, bukan hobi atau sambilan semata yang hanya dikerjakan ketika ada sisa waktu; dan Rajin-rajinlah menulis. Tuliskan apa saja yang bisa ditulis hari ini. Misalnya menulis facebook atau mengirimkan email, bisa juga menuliskan sebuah artikel pendek ke dalam blog kita. Diharapkan dengan semakin seringnya menulis, maka keahlian kita dalam menulis semakin baik, dan otak kita akan semakin sering mengeluarkan ide-ide cemerlang dan brilian. (Tony Tedjo: Pendiri Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW, Ketua Komunitas Penulis Rohani/KPR, Konsultan penulisan dan penerbitan buku. Bisa dihubungi di 081394401799 atau tonytedjo@gmail.com)

Minggu, 24 Januari 2010

Penulis Kristen


Salam dahsyat penulis!

Apa yang ada dalam benak pikiran Anda ketika ada tulisan "penulis Kristen"? Penulisnya beragama Kristen?, Tulisannya banyak ayat Alkitabnya? Atau dalam tulisannya selalu menuliskan kata Yesus? Mana yang benar?

Memang, semua jawaban di atas benar semua. Namun ada satu hal yang paling esensial, yaitu bahwa seorang penulis Kristen adalah seorang pelayan (bukan sekadar jemaat) yang terbeban melayani dalam bidang penulisan, di mana melalui tulisan yang dia hasilkan mampu membawa banyak pembaca yang dikenalkan kepada pribadi Yesus dan diharapkan aga mereka juga menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Tidak mesti dalam tulisan kita mencantumkan ayat-ayat Alkitab, cukup nilai-nilainya saja yang diangkat, supaya orang-orang di luar sana tidak terlalu curiga dan alergi dengan tulisan kita. Sehingga mereka tidak langsung mengabaikan artikel kita begitu baru membaca sekilas saja. Diharapkan nilai-nilai yang ditanamkkan mampu mengubah, tidak hanya paradigma si pembaca, tetapi world view nya jugaa diharapkan dapat diubahkan. Seseorang hanya mampu diubahkan world view nya menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya hanya melalui perjumpaan pribadi mereka terhadap Yesus Kristus. Sehingga terjadi perubahan yang drastis baik pada tubuh, jiwa, dan rohnya.

Menjadi penulis Kristen memang kerapkali menghadapi kendala yang cukup berat, baik dari kalangan Kristen sendiri maupun dari kalangan non-Kristen. Namun, bila kita mengingat pada pengorbanan Kristus yang jauh lebih besar yang sudah diberikan kepada kita, kendala dan halangan seberat apapun tidak akan menghalangi kita untuk tetap berjuang dalam menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20) untuk memberitakan Injil melalui tulisan.

Sasaran utama penulis Kristen adalah bukan hanya sekadar pembaca menyenangi dan mengagumi tulisan kita, namun bagaimana dia bisa mengagumi suatu pribadi yang luar biasa, yaitu Tuhan Yesus. Inti pemberitaannya ada untuk pengagungan dan pemuliaan nama-Nya. Supaya setiap lutut bertelut dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa. Selamat menjadi mitra kerja Allah di bumi ini. (Tony Tedjo: Pendiri dan Ketua SOW, Pendiri dan Ketua KPR, Penggagas "membangkitkan 100.000 penulis rohani bagi Kristus di Indonesia pada tahun 2015", Penulis 7 buku, konsultan penerbitan dan penulisan)

Selasa, 19 Januari 2010

Kegiatan SOW

SOW di tahun ini akan diadakan kembali beberapa kali, di antaranya:
1. Sabtu tanggal 23 dan 30 Januari 2010 SOW ke-4 diadakan di Hotel Perdana Wisata, Jl. Jendral Sudirman Bandung. Jam 09.00-15.00 WIB. Materi yang diberikan: Spirit Writing, Menulis Cerpen, Menulis Biografi, Menulis Buku, Rich With Writing, Tehnik Editing, dan Manajemen Penerbitan Buku. Dengan pengajar Pdp. Tony Tedjo, S.Th., M.Th (penulis 7 buku, Ketua SOW, konsultan penerbitan) dan Ev. Johny Tedjo, S.Th (penulis 5 buku, pengajar, motivator).
Biaya pendaftaran Rp600.000 (termasuk makalah, member card, kalender 2010, sertifikat, buku 400 Intan Bermakna, makan, snack). Informasi dan pendaftaran 081394401799; 08159084979; 081320234558.

2. Tgl. 26 dan 27 Februari 2010 SOW ke-1 diadakan di GBI Musi Palem Indah, Jl. Mangkunegaran no 1 Palembang. Jumat, 26 Februari 2010 jam 09.00-15.00 WIB dan Sabtu, 27 Februari 2010 jam 14.00-20.00 WIB. Materi yang diberikan: Spirit Writing, Menulis Cerpen, Menulis Biografi, Menulis Buku, Rich With Writing, Tehnik Editing, dan Manajemen Penerbitan. Dengan Pengajar Pdp. Tony Tedjo, M.Th dan Ev. Johny Tedjo, S.Th. Acara ini diadakan interdenominasi.
Biaya dan Pendaftaran Rp400.000 (termasuk makalah, sertifikat, member card, kalender 2010, buku 400 Intan Bermakna, makan, snack). Informasi dan pendaftaran 081394401799; 08127832201; 081320234558. Pendaftaran paling lambat 20 Februari 2010.

3. Tgl. 10 dan 11 Maret 2010 SOW ke-1 diadakan di Gd. Heartline Center Jl. Permatasari 1000 Lippo Village Tangerang. Jam 09.00-15.00 WIB. Materinya: Spirit Writing, Menulis Cerpen, Menulis Biografi, Menulis Buku, Tehnik Editing, Rich With Writing, dan Manajemen Penerbitan. Dengan pengajar: Pdp. Tony Tedjo, M.Th dan Ev. Johny Tedjo, S.Th.
Biaya pendaftaran Rp 500.000 (makalah, sertifikat, buku 400 Intan Bermakna, Kalender 2010, makan). Pendaftaran hubungi 081394401799; 081320234558.