Rabu, 01 Juli 2009

MENULIS BUKU ROHANI


Budaya menulis menjadi barang langka. Orang lebih senang bicara secara lisan ketimbang melalui tulisan. Mengapa? Sebab kalau ngomong itu tidak perlu dikonsep dulu, bisa langsung keluar ibarat air mengalir. Bahkan kalau disuruh bicara sampai tiga jam, lancar saja dan tanpa masalah.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sangat minimnya buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit-penerbit di Indonesia, apalagi untuk kategori buku rohani. Hanya bisa dihitung dengan jari. Coba saja perhatikan, setiap kali diadakan pameran buku yang biasa diadakan setahun sekali oleh Ikatan Penerbit Indonesia Jawa Barat (IKAPI Jabar), dari seluruh stan yang tersedia, 85% stan diisi oleh penerbit Islam, 14% oleh penerbit nasionalis, dan 1% oleh penerbit Kristen. Paling-paling hanya penerbit ANDI dan KANISIUS saja yang terlibat. Itupun mereka lebih banyak menjual buku-buku Filsafat atau buku komputer. Buku rohaninya hanya dihitung jari. Sangat menyedihkan sekali.
Dari penulis rohani pun, saya mengamati bahwa hanya sedikit saja penulis lokal yang menulis buku. Sebagian besar buku-buku yang diterbitkan merupakan buku terjemahan dari penulis asing. Sangat memprihatinkan bukan? Waktu saya sharing dengan bagian marketing PBMR ANDI mereka mengatakan bahwa perbandingan antara penulis lokal dan penulis asing adalah 1:4, artinya 1 buku karya penulis lokal berbanding 4 buku karya penulis asing. Bagaimana dunia penulisan rohani di Indonesia bisa maju, bila kondisinya seperti ini.
Di luar negeri, katanya setiap mahasiswa harus membuat satu buku dahulu baru bisa lulus. Jauh berbeda dengan di Indonesia, jangankan mahasiswanya, guru besarnya saja belum tentu sudah menuliskan sebuah buku. Jangan heran bila ketinggalan jauh dengan mereka.

Menulis Buku
Menulis itu mudah saja. Menurut saya, menulis adalah seni mengungkapkan isi hati. Semua isi hati kita dituangkan dalam bentuk sebuah tulisan. Setelah semua tulisan tersebut tersusun, barulah kita memilah-milah, bagian mana yang masih bisa dipakai, bagian mana yang harus dibuang, dan bagian mana yang harus ditambahkan. Proses ini yang dinamakan editing.
Sebelum menulis buku, tentukan terlebih dahulu jenis buku apa yang hendak ditulis. Buku text book (buku ilmiah) atau buku populer. Masing-masing memiliki kriteria tersendiri. Biasanya buku-buku ilmiah harus memiliki sumber kepustakaan yang mendukung dan merupakan hasil riset. Sedangkan, untuk buku-buku populer bisa tanpa dukungan buku lain.
Ada banyak orang memiliki kerinduan menjadi penulis buku, namun mereka hanya berkhayal saja. Kepada setiap orang dia bercerita bahwa dia akan menulis sebuah buku dengan judul ini, dan isinya itu. Namun, tanpa pernah sedetikpun berdiam, untuk menuliskannya. Sampai kapanpun buku tersebut tidak akan jadi. Hanya ada dalam imajinasi pikirannya.

Syarat menjadi penulis buku, antara lain:
Pertama, suka membaca buku atau majalah.
Kedua, suka menulis.
Ketiga, memiliki daya kreativitas.
Keempat, tidak cepat bosan dan patah semangat.

Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam membuat buku, seperti:
Pertama, kata pengantar (sangat baik apabila ada prakata terlebih dahulu dari
orang yang dianggap ahli dibidangnya).
Kedua, daftar isi (merupakan garis besar isi buku).
Ketiga, bagian-bagian isi buku (bab-bab)
Keempat, daftar pustaka (sumber pendukung)
Kelima, profil penulis.
Keenam, cover (depan dan belakang)

Menulis Buku Rohani
Menulis buku rohani berbeda dengan menulis buku umum. Perbedaannya tidak terlalu banyak, namun bisa berdampak besar bila tidak diperhatikan. Letak perbedaannya adalah dalam isi dan tujuan yang hendak dicapai dari buku tersebut apabila sudah diterbitkan. Bila buku umum bertujuan hanya untuk mencerdaskan dari segi akal, tapi sisi rohaninya tidak diperhatikan. Berbeda dengan buku rohani, tidak sekadar mencerdaskan akalnya, tapi rohaninya juga harus bisa dibangun. Bahkan, jauh dari itu, supaya para pembacanya dimenangkan bagi Kristus. Dengan kata lain, ada misi tersembunyi dibalik isi buku rohani tersebut, yakni memenangkan si pembaca bagi Kristus.

Persyaratan menjadi penulis buku rohani, yaitu:
Pertama, memiliki kerinduan untuk membuat rohani pembaca bertumbuh.
Kedua, ide tulisan bersumber dari Alkitab.
Ketiga, menjangkau yang terhilang agar dibawa kembali kepada Kristus.
Keempat, bersifat sharing, berbagi pengalaman.

Cara termudah untuk membuat buku rohani adalah BUATLAH SEBUAH ARTIKEL, SETIAP HARI SATU HALAMAN. Kemudian kumpulkan artikel tersebut, dan susunlah berdasarkan kelompoknya. Setelah itu, sudah siap menjadi sebuah tulisan untuk dijadikan sebuah buku. Cara inilah yang pernah dipraktekkan oleh John C Maxwell. Setiap hari dia menuliskan sebuah artikel satu halaman. Secara konsisten dia menuliskan artikel tersebut dengan judul yang berbeda, selama 365 hari. Jadi, di akhir tahun, artikel yang dia tuliskan sudah mencapai 365 buah. Dan kumpulan artikel ini dia pilah dan golongkan berdasarkan topiknya. Akhirnya jadilah sebuah buku dengan tebal 365 halaman. Buku yang tebal bukan? Anda mau mencobanya, silakan saja.

Sekarang, silakan Anda mencoba!

Ikuti langkah berikut:

1. Buatlah buku yang sesuai dengan bidang yang kita kuasai.
2. Tentukan judulnya (judul bisa berubah). Judul harus memiliki nilai jual.
3. Buatlah garis besarnya (ini bisa dipakai untuk daftar isi). Bisa dengan bantuan mapping map (peta konsep).
4. Carilah sumber-sumbernya untuk mendukung penulisan buku kita agar lebih berbobot.
5. Mulailah menulis (tentukan deadlinenya).
6. Silakan baca dan koreksi lagi.
7. Tambahkan bila ada yang diperlukan, dan buang bila tidak perlu.
8. Mulai buat pengantar, pra-kata, daftar isi, kepustakaan, dan profil.
9. Buat pra-cetaknya.
10. Siap dicetak.
11. Siap dipasarkan.

Sangat mudah bukan?
Selamat mencoba dan menjadi penulis buku rohani best seller.

(ditulis oleh Tony Tedjo sebagai bahan dalam Seminar Praktis: Menulis Buku Rohani, bertempat di Gd. Kharisma Jl. BKR 98 A Bandung, 6 Juni 2009. Seminar ini diadakan atas kerjasama Badan Pengurus Mahasiswa STT KHARISMA Bandung dengan Sekolah Menulis Alkitabiah/SOW)

3 komentar:

  1. Alkitab identik dengan Kebenaran bagi banyak orang. Bagaimana Caranya? yaitu dengan mengimani dan melaksanakan perintah dan isinya.

    Mengabarkan kebenaran juga sama hal nya dengan memberitakan kesaksian tentang betapa hebatnya Tuhan dalam setiap pekerjaanNya di hidup kita. Salah satu cara untuk mengabarkan kebenaran tersebut adalah dengan menulis dan membuat buku yang bisa di jadikan pelajaran bagi mereka yang percaya bahwa Tuhan kita hebat.

    Setiap orang percaya yang bakat menulis bisa membuat buku tentang kesaksian ataupun pengalaman pribadi untuk di jadikan sebuah buku rohani baik Kristen ataupun Katolik. Tak perlu khawatir tentang mahalnya biaya cetak atau ketatnya masuk ke penerbit besar, karena ada cara yang lebih mudah, efisien, ramah lingkungan dan tentunya bisa diakses dengan lebih luas. Buku-buku itu bisa di terbitkan dalam bentuk digital atau yang biasa di sebut ebook.

    Adalah Mahoni.com yang bisa mewujudkan hal tersebut dengan mudah. Bagi anda penulis buku rohani, dan atau anda yang ingin menerbitkan tulisan dengan tema rohani, Mahoni.com memberi kesempatan untuk menerbitkan buku dan tulisan anda dalam bentuk digital. Buku yang akan di terbitkan akan masuk dalam aplikasi Toko Buku Rohani milik Mahoni.com, dan bisa di jual secara online melalui App Store, serta bisa di akses melalui iPad ataupun iPhone.

    Kami percaya bahwa setiap buku digital yang terjual akan akan menjadi berkat bagi kemuliaan Tuhan yang sampai ke pembaca, dan dengan begitupun kita bisa menyebarkan kabar baik dengan luas dan terjangkau.

    Jangan menunggu lagi, mari bergabung bersama kami untuk memberitakan kabar baik ini dan menjadi terang bagi dunia.

    Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi :
    www.Mahoni.com
    info@mahoni.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ingin bertanya, bagaimana caranya, dan apa syaratnya untuk menerbitkan buku rohani yang saya tulis melalui mahoni.com? terima kasih

      Hapus
  2. Selamat pagi, saya mempunyai naskah krg lbh 50 halaman tentang best practice, apakah bisa dibuat menjadi sebuah buku?,terima kasih

    BalasHapus